kabarbursa.com
kabarbursa.com

Akhiri Penguatan, IHSG Melemah Tipis ke level 7.787

Akhiri Penguatan, IHSG Melemah Tipis ke level 7.787
Ilustrasi Saham (Dok : KabarMakassar).
banner 468x60

KabarMakassar.com — Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup melemah pada perdagangan Rabu (23/10) kemarin, di tengah kabar global yang tidak menentu serta menjelang pertemuan penting Presiden Prabowo Subianto dengan jajaran kabinetnya.

IHSG turun 0,02% ke level 7.787,57, namun masih berhasil bertahan di atas level psikologis 7.700 hingga penutupan perdagangan. Sepanjang hari, indeks bergerak dalam rentang 7.761,25 hingga 7.788,98.

Pemprov Sulsel

Volume perdagangan hari ini mencapai 33,9 miliar lembar saham dengan frekuensi transaksi lebih dari 1,37 juta kali, dan nilai total transaksi mencapai Rp 14,24 triliun. Dari keseluruhan saham yang diperdagangkan, sebanyak 243 saham menguat, 323 saham melemah, dan 128 saham stagnan.

Sebagian besar sektor menutup perdagangan di zona merah, dengan sektor Real Estate mengalami tekanan paling dalam sebesar 2,08%. Sektor Utilities menyusul dengan penurunan 1,21%, sementara sektor Energi turun 1,07%. Sektor lainnya yang juga mengalami pelemahan adalah Basic Materials (-0,55%), Consumer Cyclicals (-0,51%), Technology (-0,25%), dan Healthcare (-0,18%).

Namun, tiga sektor mencatatkan penguatan. Sektor Industrials memimpin dengan kenaikan 1,21%, diikuti Consumer Non-Cyclicals yang naik 0,86%, serta sektor Financials yang menguat tipis 0,36%.

Dari sisi saham konstituen, PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk. menjadi penekan terbesar IHSG hari ini dengan kontribusi negatif sebesar 8,02 poin. Emiten energi, PT Dian Swastatika Sentosa Tbk., serta PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. juga ikut memberikan tekanan dengan kontribusi negatif masing-masing 5,81 dan 4,34 poin.

Pelemahan IHSG hari ini juga dipicu oleh sentimen proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia yang direvisi oleh Bank Dunia menjadi hanya 5,0% untuk tahun 2024, dan 5,1% untuk tahun 2025. Sementara itu, IMF tetap mempertahankan proyeksinya di angka 5,1% hingga 2029, meski ketidakpastian global masih membayangi ekonomi dunia.

Laporan terbaru IMF dalam World Economic Outlook Oktober 2024 menyebutkan bahwa meskipun inflasi global sudah melandai, ketidakpastian ekonomi dunia masih tinggi.

Pasar keuangan juga masih menunggu arah kebijakan ekonomi yang akan diambil pemerintahan baru di Indonesia, terutama terkait program 100 hari pertama Presiden Prabowo, yang akan dibahas dalam pertemuan selama tiga hari di Akademi Militer (Akmil) Magelang.

Sementara itu, dari sisi data moneter, Bank Indonesia melaporkan bahwa likuiditas perekonomian atau uang beredar dalam arti luas (M2) pada September 2024 mencapai Rp 9.044,9 triliun, tumbuh 7,2% year-on-year (yoy), sedikit melambat dibandingkan pertumbuhan 7,3% pada bulan sebelumnya. Penyaluran kredit juga mengalami perlambatan, tumbuh 10,4% (yoy) dibandingkan Agustus yang mencatatkan pertumbuhan 10,9%.

Di kancah global, meskipun IMF memproyeksikan pertumbuhan ekonomi dunia tetap stabil di level 3,2% untuk 2024 dan 2025, serta inflasi global diperkirakan turun menjadi 3,5% pada akhir 2025, ketidakpastian masih menjadi faktor utama yang mempengaruhi pasar. Ekonomi Amerika Serikat bahkan direvisi naik menjadi 2,8% untuk 2024, sementara untuk 2025 diproyeksikan tumbuh 2,2%.

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diprediksi akan menguji level resistance di 7.800 pada perdagangan hari ini, Kamis (24/10). Meski mengalami koreksi, secara keseluruhan IHSG sepanjang tahun 2024 masih mencatatkan kinerja positif, dengan penguatan sebesar 7,08% year-to-date (YTD).

Kenaikan ini didorong oleh beberapa sektor utama, seperti sektor energi yang melonjak signifikan sebesar 33,82%, sektor properti dan real estat yang naik 17,79%, sektor kesehatan sebesar 13,57%, serta sektor basic materials yang menguat 12,29%.

Tim analis dari MNC Sekuritas menjelaskan bahwa meskipun IHSG mengalami koreksi pada perdagangan kemarin, volume transaksi masih didominasi oleh aksi beli dari para investor. Dari sisi teknikal, IHSG saat ini diperkirakan berada pada fase wave (iii) dari wave [iii] berdasarkan skenario hitam, atau wave 5 pada skenario merah.

Kedua skenario ini mengindikasikan bahwa IHSG masih memiliki peluang untuk melanjutkan penguatannya dalam beberapa hari ke depan, dengan target pengujian di level 7.810 hingga 7.858.

Menurut tim analis tersebut, ruang gerak IHSG pada hari ini akan berada dalam kisaran 7.714 hingga 7.806. Meskipun IHSG bergerak dalam rentang konsolidasi, peluang kenaikan masih ada, didukung oleh rilis data kinerja keuangan emiten pada kuartal III/2024 yang dinilai cukup positif.

Konsolidasi ini dipandang sebagai fase wajar setelah IHSG mengalami kenaikan dalam beberapa waktu terakhir, sehingga investor masih bisa memanfaatkan momen koreksi minor untuk melakukan akumulasi pembelian.

Tren penguatan jangka panjang IHSG masih terlihat solid, terutama didorong oleh beberapa sektor yang terus mencatatkan pertumbuhan. Di sisi lain, potensi koreksi minor yang terjadi di tengah pergerakan IHSG juga memberi peluang bagi investor untuk masuk ke pasar saham dengan strategi akumulasi pada saham-saham yang dianggap berpotensi.

Pada perdagangan hari ini, Kamis (24/10), beberapa saham yang direkomendasikan untuk dicermati oleh investor antara lain ASII, ASRI, AALI, TLKM, HMSP, PWON, SMRA, BSDE, KLBF, INCO, ISAT, MAPI, dan ESSA.

Saham-saham ini berasal dari berbagai sektor, mulai dari sektor industri, properti, hingga energi, yang dipandang memiliki potensi pertumbuhan di tengah kondisi pasar yang masih cenderung positif.

Secara keseluruhan, pergerakan IHSG masih dipengaruhi oleh sentimen rilis laporan kinerja emiten untuk kuartal III/2024, yang diperkirakan akan berdampak signifikan pada pergerakan pasar dalam beberapa waktu mendatang. Investor diharapkan tetap memperhatikan perkembangan data ekonomi serta faktor eksternal yang dapat mempengaruhi stabilitas pasar.

Dengan tren penguatan jangka panjang IHSG yang masih terlihat, langkah akumulasi saham pada saat terjadi koreksi minor menjadi salah satu strategi yang dapat diambil oleh para investor untuk memaksimalkan potensi keuntungan.

Meskipun demikian, sentimen global dan perkembangan kebijakan ekonomi di dalam negeri juga perlu diperhatikan. Dengan pasar yang masih bergerak dinamis, investor harus tetap waspada terhadap risiko yang mungkin muncul dan siap mengantisipasi pergerakan yang tidak terduga dalam beberapa hari ke depan.

PDAM Makassar