KabarMakassar.com — Kepala Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Dukcapil) Sulawesi Selatan, M Iqbal S. Suhaeb, memberikan tanggapan atas laporan yang dilayangkan Bawaslu terkait kegiatan jemput bola (jebol) yang dilakukan oleh pihaknya.
Iqbal mengaku heran dengan pelaporan tersebut, padahal kegiatan ini bertujuan untuk memfasilitasi pemilih pemula agar dapat memiliki identitas resmi sebelum pemilihan.
“Kegiatan yang kami lakukan adalah jemput bola, khususnya untuk pemilih pemula, supaya jangan sampai ada yang berhak memilih tapi tidak bisa karena tidak memiliki identitas yang harus diperlihatkan saat di TPS,” ujar Iqbal dalam Podcast Apakabar Makassar, Selasa (22/10).
Ia menjelaskan bahwa program jemput bola ini dilakukan di berbagai lokasi, seperti sekolah, pesantren, permukiman yang jauh dari pusat kota, hingga di acara Car Free Day.
Meskipun telah memberikan pemberitahuan sebelumnya, Iqbal mengakui bahwa respons dari sekolah sering kali tidak terlalu besar.
“Kami sudah sampaikan ke sekolah-sekolah, tetapi sering kali siswa-siswa tidak terlalu banyak yang merespons, dengan berbagai alasan, seperti tidak mau difoto dengan seragam sekolah,” tambahnya.
Sebagai solusi, Dukcapil membuka stand perekaman di tempat-tempat umum seperti Car Free Day dan memberikan edaran ke sekolah-sekolah agar siswa yang sudah cukup umur dan belum memiliki KTP bisa datang untuk melakukan perekaman.
Iqbal juga menekankan bahwa perekaman dilakukan sesuai dengan domisili siswa.
“Kenapa di Makassar saja? Karena perekaman KTP harus dilakukan di tempat mereka bermukim, di Dukcapil tempat tinggal mereka,” jelasnya.
Terkait pelaporan ini, Iqbal menganggap hal tersebut sudah biasa.
“Dukcapil ini sering kali jadi sorotan. Kalau kami kurang aktif merekam pemilih pemula, nanti kalau ada calon yang kalah, kami disalahkan. Tapi kalau kami aktif, ada saja yang menganggap lain,” ungkapnya.
Iqbal menegaskan bahwa kegiatan ini merupakan instruksi dari pusat, yang meminta agar partisipasi pemilih dapat ditingkatkan, terutama menjelang Pemilu dan Pilkada.
“Kami berusaha agar semua pemilih bisa memiliki identitas sampai dengan November nanti,” katanya.
Ia juga menjelaskan bahwa siswa yang berusia 16 tahun ke atas sudah bisa melakukan perekaman data KTP, namun kartu tersebut baru akan dicetak saat mereka genap berusia 17 tahun.
“Kami sudah sampaikan ke semua Dukcapil di kabupaten/kota untuk membuka pelayanan administrasi kependudukan hingga jam 12 siang saat hari pemilihan, jadi selesai itu bisa langsung ke TPS,” pungkasnya.
Program jemput bola ini diharapkan dapat meningkatkan jumlah pemilih yang terdaftar dan memastikan mereka memiliki dokumen identitas yang sah sebelum pemilihan mendatang.