KabarMakassar.com — Tiga objek cagar budaya di Sulawesi Selatan (Sulsel) yakni Benteng Rotterdam, Leang-leang dan Leang Timpuseng terus alami peningkatan pengunjung lokal dan asing yang siginifikan di tahun 2024.
Penanggung jawab Cagar Budaya Benteng Rotterdam, Leang-leang dan Leang Timpuseng, Rustam mengatakan kunjungan wisatawan ke objek cagar budaya atau museum terus meningkat sejak pasca covid-19 yang terjadi pada tahun 2020-2021.
Pada tahun 2023 Rustam menyebut peningkatan kunjungan wisata ke cagar budaya Leang-leang meningkat lebih dari 100 persen atau dua kali lipat dari sebelumnya di tahun 2022.
Lalu, pada tahun 2024 peningkatan terus tumbuh pada angka diatas 10 persen untuk pengunjung lokal dan asing secara keseluruhan.
Pihaknya merilis, kunjungan wisatawan di Objek Cagar Budaya Leang-leang per tanggal 17 Oktober 2024 telah dikunjungi sekitar 1.780 an pengunjung. Jumlah ini meningkat dari tahun 2023 yakni sekitar 1.300 an pengunjung.
“Kalau yang Leang-leang itu 1.300 di tahun 2023 sekarang 1.780 an sekian per Oktober 2024,” ungkapnya, Selasa (22/10).
Hal ini juga disusul dengan peningkatan jumlah wisatawan pada Objek Cagar Budaya Benteng Rotterdam yang terus meningkat
Sementara, satu objek cagar budaya lainnya yakni Leang Timpuseng mengalami peningkatan yang tidak begitu signifikan.
Hal ini kata Rustam dikarenakan tampilan dari luar yang dimiliki Objek Cagar Budaya Leang Timpuseng yang tidak terlalu menarik namun kualitas sejarah dan budaya yang ada justru membuat para wisatawan asing yang selalu berkunjung dibandingkan dengan pengunjung lokal.
Leang Timpuseng setiap tahunnya hanya dikunjungi sekitar 20-30 pengunjung asing yang berasal dari latar belakang penelitian, dubes, arkeolog hingga sejarahwan luar negeri.
“Leang Timpuseng memang kalau dari tampilan tidak menarik dari jumlah orang 20-30 orang per tahun tapi dari kualitas orang itu segmennya berbeda dari peneliti luar, arkeolog, Dubes Australia, semua menyasarnya kesitu,” sambungnya.
“Dari sisi kuantitasnya sedikit tapi kualitasnya dalam tanda kutip posisi kita sebagai bangsa yang datang itu duta besar menteri jadi ada sesuatu yang penting di bangsa kita,” tambahnya.
Rustam mengaku pihaknya terus berbenah menyiapkan layanan objek cagar budaya untuk pengunjung.
Meski begitu, di era yang digempuri dengan generasi muda gen-z dan alpha saat ini pihaknya belum menyiapkan strategi khusus.
Ia mengaku terlebih dahulu akan memahami seperti apa gen-z dan gen alpha dalam memberikan pelayanan objek cagar budaya namun yang paling penting kata dia di setiap unit pihaknya menekankan adanya pendidikan karakter bangsa bagi generasi muda.
“Secara lokal kami disni belum melakukan apa-apa, kami disini menyediakan layanan apa yang kami sediakan itu yang diminta publik. Sekarang millenial sampai ke z itu mungkin jadi pasar kami tapi berikutnya akan menuju ke alpha dan benar-benar ingin kami pahami seperti apa mereka lima tahun ke depan bagaimana cara kami menyiapkan ke mereka,” pungkasnya.