KabarMakassar.com — Presenter dan jurnalis Ni Luh Puspa baru saja mendapat kejutan besar dalam perjalanan kariernya. Ia mengungkapkan bahwa dirinya ditunjuk oleh Presiden Prabowo Subianto untuk mengisi posisi sebagai Wakil Menteri dalam kabinetnya.
Penunjukan tersebut datang melalui telepon dari Ajudan Presiden Terpilih Prabowo Subianto, Mayor Teddy, yang menghubungi Puspa dan meminta kesediaannya untuk bergabung dalam pemerintahan.
“Saya pertama kali dihubungi oleh Mayor Teddy yang menyampaikan bahwa saya diminta menjadi bagian dari tim Pak Prabowo sebagai Wakil Menteri. Jujur saja, awalnya saya kaget dan mengira ini hanya candaan. Namun setelah mendengar penjelasan lebih lanjut, saya mulai mencerna situasinya dengan baik,” ungkap Puspa saat dikonfirmasi KabarMakassar, Sabtu (18/10).
Puspa, yang selama ini dikenal sebagai jurnalis, merasa bahwa keputusan ini membawa tanggung jawab yang sangat besar, yang membuatnya perlu mempersiapkan diri secara matang.
“Saya tidak langsung merasa senang atau sedih, tetapi lebih ke arah terkejut. Setelah mengikuti pembekalan di Hambalang, perasaan saya beralih ke fokus pada tanggung jawab besar yang harus diemban. Sekarang saya hanya perlu mempersiapkan mental saya dengan lebih baik,” ujarnya.
Terkait latar belakangnya sebagai jurnalis, Puspa menegaskan bahwa meskipun kini ia berada di ranah pemerintahan, jiwa jurnalisnya akan tetap menjadi bagian dari dirinya.
“Saya selamanya adalah seorang jurnalis. Jiwa jurnalis akan selalu ada dalam diri saya, bahkan saat menjalankan tugas sebagai Wakil Menteri,” tegasnya.
Dalam pembekalan yang digelar di Hambalang, Puspa menceritakan bahwa Prabowo memberikan arahan tentang pentingnya bekerja secara jujur dan lurus.
“Pak Prabowo menekankan agar kita bekerja dengan baik dan sesuai aturan. Pembekalan kemarin juga mencakup banyak hal, seperti anti-korupsi yang menjadi perhatian utama, serta pembahasan tentang geopolitik, ekonomi, dan tantangan teknologi seperti kecerdasan buatan (AI) yang akan dihadapi ke depannya,” jelas Puspa.
Ketika ditanya mengenai visi dan misi yang akan ia bawa sebagai Wakil Menteri, Puspa menegaskan bahwa tugasnya adalah membantu presiden, yang berarti mendukung visi dan misi Presiden Prabowo secara tegak lurus.
“Saya akan mendukung visi dan misi presiden, tetapi prinsip dan nilai-nilai yang saya pelajari sebagai wartawan akan tetap saya bawa ke dalam tugas ini. Itu adalah hal yang tidak akan pernah hilang,” ujarnya.
Penunjukan ini menambah daftar profesional non-politisi yang dipercaya untuk mengisi posisi penting dalam pemerintahan, di mana pengalaman dan perspektif berbeda dari kalangan jurnalis diharapkan dapat memberikan kontribusi signifikan.
Bagi Puspa, penugasan ini merupakan kesempatan untuk menerapkan keahlian jurnalistik dan wawasan yang luas dalam mendukung kebijakan-kebijakan pemerintah.
Ni Luh Puspa menyatakan bahwa ia siap bekerja keras dan belajar banyak hal dalam peran barunya ini.
“Sekarang tinggal bagaimana saya mempersiapkan diri sebaik mungkin untuk menghadapi tanggung jawab ini dan memberikan yang terbaik bagi negara,” tutupnya.
Diketahui, lebih dari 100 tokoh telah mengikuti pembekalan di Padepokan Garuda Yaksa, Hambalang, pada Rabu (16/10) hingga Kamis (17/10). Para tokoh tersebut dipersiapkan untuk menduduki posisi strategis dalam pemerintahan mendatang, baik sebagai menteri, wakil menteri, kepala badan, maupun utusan khusus.
Namun, hingga kini, Presiden terpilih Prabowo Subianto belum mengumumkan secara rinci jabatan yang akan diemban oleh para peserta.
Pembekalan calon wakil menteri yang bertajuk Hambalang Retreat ini diikuti oleh 54 peserta yang dipersiapkan untuk mengisi kabinet Prabowo-Gibran. Pembekalan tersebut berlangsung dari pukul 09.00 hingga 17.00 WIB
Ni Luh Puspa sendiri bukan satu-satunya yang berasal dari Makassar atau Sulawesi Selatan (Sulsel). Terdapat nama-nama lain yang sempat dipanggil Prabowo.
Sebanyak delapan tokoh asal Sulawesi Selatan, termasuk mereka yang lahir, besar, atau memiliki garis keturunan Bugis-Makassar, dipanggil ke Kertanegara untuk menjalani pembekalan di Hambalang. Para tokoh ini di antaranya adalah sosok-sosok yang sudah lama berkecimpung dalam dunia pemerintahan, politik, dan agama di Indonesia.
Di antara nama-nama tersebut adalah Andi Amran Sulaiman, yang saat ini menjabat sebagai Menteri Pertanian, dan Supratman Andi Agtas, Menteri Hukum dan HAM yang juga merupakan petahana. Selain mereka, Nasaruddin Umar, mantan Wakil Menteri Agama sekaligus Imam Besar Masjid Istiqlal, turut hadir dalam pembekalan tersebut.
Nama lain yang masuk dalam daftar adalah Meutya Viada Hafid, Anggota DPR RI dari Partai Golkar, yang juga memiliki akar keluarga dari Sulawesi Selatan. Adapula,Dzulfikar Ahmad Tawalla, Ketua PP Pemuda Muhammadiyah, Anis Matta, Ketua Umum Partai Gelora, serta politikus PKB Abdul Kadir Karding turut mewakili putra daerah dalam agenda ini.
Selain itu, Sjafrie Sjamsoeddin, yang saat ini menjabat sebagai Asisten Khusus Menteri Pertahanan Bidang Manajemen Pertahanan, dan juga pernah menjadi Wakil Menteri Pertahanan, termasuk dalam jajaran tokoh asal Sulsel yang hadir.
Dari kedelapan tokoh ini, Andi Amran Sulaiman, Nasaruddin Umar, dan Anis Matta memiliki kesamaan, yakni lahir dan besar di Kabupaten Bone, Sulsel. Dzulfikar Ahmad Tawalla berasal dari Sungguminasa, Kabupaten Gowa, sedangkan Supratman Andi Agtas, Abdul Kadir Karding, dan Meutya Viada Hafid memiliki garis keturunan dari Kabupaten Soppeng, Sulsel.