kabarbursa.com
kabarbursa.com

IHSG Akhiri Pekan dengan Penguatan Tipis, Investor Asing Masih Lanjutkan Jual Bersih

IHSG Akhiri Pekan dengan Penguatan Tipis, Investor Asing Masih Lanjutkan Jual Bersih
Ilustrasi saham (Dok : Kabarmakassar).
banner 468x60

KabarMakassar.com — Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berhasil mencatat penguatan sebesar 0,54% pada akhir pekan ini, berakhir di level 7.520,60 pada Jumat (11/10/2024). Meskipun IHSG menguat tipis 0,33% sepanjang perdagangan pekan 7-11 Oktober 2024, kondisi pasar masih terbilang volatil, mengingat IHSG mengalami penurunan dalam dua sesi berturut-turut pada Rabu dan Kamis. Penguatan IHSG pekan ini dinilai lebih baik dibandingkan pekan lalu yang mengalami penurunan hingga 2,61%.

Secara keseluruhan, pergerakan IHSG pekan ini cenderung bergerak secara mixed dan cenderung sideways, dipengaruhi oleh sejumlah faktor eksternal maupun domestik yang membentuk sentimen pasar. Kendati demikian, arus dana investor asing menunjukkan tanda-tanda kehati-hatian dengan terus melakukan aksi jual bersih (net sell) yang tercatat mencapai Rp 4,56 triliun sepanjang pekan ini, menambah tekanan pada indeks komposit Bursa Efek Indonesia (BEI).

Pemprov Sulsel

Sentimen Utama yang Mempengaruhi IHSG Pekan Ini

Empat faktor utama menjadi pendorong dan penghambat pergerakan IHSG sepanjang pekan ini, baik dari luar negeri maupun domestik. Berikut ini adalah faktor-faktor yang mempengaruhi pasar:

1. Data Inflasi Amerika Serikat (AS): Perlambatan inflasi AS memberikan harapan bahwa The Fed akan melonggarkan kebijakan moneter dalam waktu dekat. Inflasi yang turun secara tahunan memicu ekspektasi pasar terkait kemungkinan pemangkasan suku bunga acuan di bulan November. Kondisi ini berpotensi menjadi katalis positif bagi pasar saham global, termasuk IHSG.

2. Ketegangan Geopolitik di Timur Tengah: Meningkatnya eskalasi konflik di kawasan Timur Tengah turut menciptakan ketidakpastian baru dalam sentimen pasar. Ketegangan ini menimbulkan kekhawatiran investor terhadap stabilitas ekonomi global, yang dapat berdampak pada volatilitas pasar keuangan.

3. Data Ekonomi Domestik yang Kurang Stabil: Rilis data penjualan kendaraan bermotor di Indonesia yang menunjukkan penurunan menjadi indikator adanya tekanan pada daya beli masyarakat. Kondisi ini dapat mengindikasikan perlambatan pertumbuhan ekonomi yang turut mempengaruhi sentimen investor di pasar saham domestik.

4. Pelemahan Rupiah terhadap Dolar AS: Nilai tukar rupiah yang melemah terhadap dolar AS memberikan tekanan tambahan, terutama bagi emiten yang memiliki utang dalam mata uang asing. Hal ini juga dapat meningkatkan biaya impor, sehingga memengaruhi profitabilitas perusahaan-perusahaan yang bergantung pada bahan baku impor.

Selain faktor-faktor tersebut, dari dalam negeri, para pelaku pasar masih menantikan transisi pemerintahan yang akan segera berlangsung. Dengan pelantikan presiden baru yang tinggal beberapa pekan lagi, investor berharap ada kepastian kebijakan ekonomi yang akan diambil oleh pemerintah baru.

Arus Modal Asing Masih Didominasi Aksi Jual

Meskipun IHSG berhasil menguat, arus modal asing menunjukkan adanya aksi jual bersih (net sell) yang signifikan, dengan total akumulasi mencapai Rp 4,56 triliun sepanjang pekan ini. Ini menunjukkan bahwa investor asing masih berhati-hati dalam berinvestasi di pasar saham Indonesia, terutama di tengah ketidakpastian global. Aksi jual bersih ini turut menekan likuiditas pasar dan berpotensi menghambat penguatan indeks secara signifikan.

Saham-Saham yang Menjadi Top Laggards Pekan Ini

Sepuluh saham dengan kontribusi terbesar dalam menahan laju penguatan IHSG pekan ini datang dari berbagai sektor, termasuk energi, perbankan, dan industri dasar. Berikut adalah daftar saham-saham yang paling signifikan menekan pergerakan IHSG:

1. PT Barito Renewables Energy Tbk. (BREN): Saham BREN turun 6,47% sepanjang pekan ini, memberikan kontribusi negatif sebesar 16,78 poin terhadap IHSG. Penurunan ini membuat BREN menjadi pemberat utama indeks komposit pekan ini.

2. PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA): Saham perbankan terbesar di Indonesia ini terkoreksi 0,95% selama seminggu terakhir, yang menahan IHSG sebesar 6,47 poin.

3. PT Merdeka Copper Gold Tbk. (MDKA): Saham MDKA turun 5,22%, memberikan dampak negatif sebesar 4,14 poin terhadap indeks. Penurunan ini didorong oleh sentimen pelemahan harga komoditas logam global.

4. PT United Tractors Tbk. (UNTR): Saham UNTR melemah 4,12% pekan ini, menekan IHSG sebesar 3,77 poin. Tekanan ini terjadi di tengah kekhawatiran atas prospek bisnis alat berat di tengah perlambatan industri tambang.

5. PT Chandra Asri Pacific Tbk. (TPIA): Saham TPIA menyumbang penurunan sebesar 3,62 poin pada IHSG setelah terkoreksi 3,62% dalam sepekan.

6. PT Astra International Tbk. (ASII): Saham ASII yang melemah 1,46% menyebabkan IHSG turun sebesar 3,25 poin, terutama dipengaruhi oleh penurunan penjualan mobil di dalam negeri.

7. PT DCI Indonesia Tbk. (DCII): Saham penyedia data center ini merosot 4,5%, memberikan dampak negatif sebesar 2,39 poin pada IHSG.

8. PT Mayora Indah Tbk. (MYOR): Penurunan saham MYOR sebesar 1,97 poin menjadi salah satu faktor yang menahan penguatan IHSG.

9. PT Indah Kiat Pulp & Paper Tbk. (INKP): Saham INKP terkoreksi 4,82% pekan ini, menahan laju IHSG sebesar 1,93 poin.

10. PT Merdeka Battery Materials Tbk. (MBMA): Saham MBMA melemah 3,57%, menekan IHSG sebesar 1,79 poin.

Volume dan Nilai Perdagangan Turun
Pada pekan ini, IHSG sempat mencapai level tertinggi di 7.595,57 dan terendah di 7.449,47. Namun, rata-rata volume dan nilai perdagangan harian mengalami penurunan dibandingkan pekan sebelumnya. Rata-rata volume perdagangan harian menurun 8,5% menjadi 23,1 miliar saham, sedangkan rata-rata nilai perdagangan harian anjlok 43,29% menjadi Rp 11,07 triliun. Frekuensi perdagangan harian juga merosot 7,26% menjadi 1,17 juta kali transaksi.

Adapun total nilai transaksi sepanjang pekan ini tercatat sebesar Rp 55,37 triliun, dengan transaksi di pasar reguler mencapai Rp 48,51 triliun dan pasar negosiasi senilai Rp 6,85 triliun. Transaksi di pasar negosiasi termasuk aksi jual saham PT Bukalapak.com Tbk. (BUKA) oleh PT Elang Mahkota Teknologi Tbk. (EMTK) yang mencapai Rp 1,17 triliun.

Prediksi IHSG Pekan Depan: Potensi Penguatan Terbatas

Melihat pergerakan IHSG pekan ini, analis memperkirakan indeks akan bergerak dengan kecenderungan menguat terbatas pada pekan depan. IHSG diproyeksikan berada dalam rentang support di 7.426 dan resistance di 7.650. Saham-saham yang disarankan untuk aksi beli spekulatif mencakup PT Amman Mineral Internasional Tbk (AMMN), PT Aneka Tambang Tbk (ANTM), dan PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS), yang diharapkan dapat memberikan peluang bagi para investor di tengah volatilitas pasar.

Dengan berbagai dinamika yang terjadi di pasar, para pelaku pasar diharapkan tetap waspada dan terus memantau perkembangan global maupun domestik. Sentimen positif dari kemungkinan perubahan kebijakan The Fed dan transisi pemerintahan baru dapat menjadi katalis penggerak pasar, namun risiko ketidakpastian tetap ada di depan mata.

PDAM Makassar