KabarMakassar.com — Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terus bergerak di zona merah hingga penutupan perdagangan Rabu (02/10) kemarin. Indeks utama pasar saham Indonesia ini mengalami penurunan sebesar 1,03 persen atau 78,87 poin, berakhir di level 7.563.
Sepanjang sesi perdagangan, IHSG sempat mencapai level tertinggi harian di 7.642 sebelum akhirnya terperosok ke level terendah di 7.501,46.
Berdasarkan data dari RTI, total volume perdagangan dalam IHSG pada Rabu kemarin mencapai 33,68 miliar saham dengan nilai transaksi sebesar Rp14,86 triliun. Dari total saham yang diperdagangkan, 453 saham mengalami penurunan, sementara 163 saham menguat dan 186 saham stagnan.
Menurut data dari Bursa Efek Indonesia (BEI), pelemahan IHSG hari ini didorong oleh melemahnya seluruh sektor saham. Dari 11 sektor, sektor transportasi mengalami penurunan terdalam sebesar 1,96 persen, diikuti oleh sektor infrastruktur yang melemah 1,55 persen. Secara mingguan, IHSG mencatat penurunan sebesar 2,29 persen, dan secara bulanan melemah 0,7 persen.
Sentimen Global dan Ketegangan Timur Tengah Menekan IHSG
Penurunan IHSG ini terjadi di tengah meningkatnya ketidakpastian di pasar global, salah satunya akibat konflik yang kembali memanas di Timur Tengah. Serangan rudal besar-besaran yang dilancarkan oleh Iran ke Israel memicu kekhawatiran di pasar keuangan global. Beberapa rudal berhasil diintersepsi oleh Israel, namun ketegangan tetap tinggi, membuat para investor lebih memilih mengalihkan dana mereka ke aset safe haven daripada saham yang lebih berisiko.
Selain konflik geopolitik, sentimen pasar juga tertekan oleh pernyataan Ketua The Federal Reserve (The Fed) Jerome Powell, yang memberikan sinyal akan melanjutkan pemangkasan suku bunga hingga akhir tahun 2024. Namun, jumlah pemangkasan suku bunga tersebut diprediksi lebih kecil dari ekspektasi pasar, di mana Powell mengisyaratkan pemangkasan bertahap dan tidak akan mencapai 50 basis poin pada pertemuan bulan November dan Desember.
Peralihan Dana Asing ke Pasar China
Investor asing juga tampak terus menarik dana mereka dari pasar saham domestik, dengan sebagian besar modal dialihkan ke China. Langkah pemerintah China untuk menghidupkan kembali perekonomian melalui dorongan belanja konsumen dan meningkatkan valuasi perusahaan telah menarik minat investor global, menjadikan pasar saham China lebih menarik bagi investor asing dalam jangka panjang.
Pergerakan Indeks Sektoral dan Saham
Pada penutupan perdagangan Rabu (02/10) kemarin, IHSG ditutup melemah 1,03 persen ke level 7.563,26. Pelemahan ini diikikuti juga oleh Indeks LQ45 yang turun 1,52 persen ke 938,833, indeks Jakarta Islamic Index (JII) melemah 1,37 persen ke 525,903, sedangkan indeks IDX30 turun 1,32 persen ke 483,635. Dari sisi sektoral, seluruh sektor berada di zona merah. Sektor transportasi menjadi yang paling tertekan dengan penurunan 1,96 persen, disusul sektor properti yang turun 1,48 persen, dan sektor finansial yang melemah 1,52 persen.
Sementara itu, beberapa saham yang masuk dalam daftar top gainers antara lain PT Inter Delta Tbk (INTD) yang naik 34,01 persen menjadi Rp264, PT Esta Indonesia Tbk (NEST) yang naik 8,99 persen ke Rp388, dan PT Medco Energi Internasional Tbk (MEDC) yang menguat 8,95 persen ke Rp1.400.
Di sisi lain, saham-saham yang mencatat penurunan terbesar (top losers) antara lain PT Panca Mitra Multiperdana Tbk (PMMP) yang turun 13,50 persen ke Rp141, PT Bank Neo Commerce Tbk (BBYB) yang melemah 9,29 persen ke Rp254, dan PT Astrindo Nusantara Infrastruktur Tbk (BIPI) yang turun 8,57 persen ke Rp64.
Beberapa saham yang paling aktif diperdagangkan diantaranya PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI), PT Bumi Resources Tbk (BUMI), dan PT Bank Central Asia Tbk (BBCA).
Bursa Asia Bervariasi, Sentimen Beragam
Di pasar saham regional Asia, pergerakan indeks terlihat bervariasi. Nikkei 225 Index di Jepang turun signifikan sebesar 2,18 persen, sedangkan Hang Seng Index di Hong Kong berhasil mencatat penguatan tajam sebesar 6,2 persen. Sementara itu, Straits Times Index di Singapura menguat tipis sebesar 0,1 persen.
Penurunan IHSG pada perdagangan Rabu kemarin menunjukkan pergerakan IHSG kembali melemah dengan penurunan signifikan sebesar 1,03 persen, ditutup di level 7.563. Pelemahan ini terjadi di tengah meningkatnya ketidakpastian global akibat ketegangan geopolitik di Timur Tengah dan keputusan The Fed terkait suku bunga yang tidak sesuai ekspektasi pasar. Selain itu, arus keluar modal asing yang menuju pasar China juga menjadi faktor yang menekan IHSG.