KabarMakassar.com — Dinas Pendidikan (Disdik) Sulawesi Selatan (Sulsel) saat ini tengah melakukan verifikasi data terhadap 140 ribu anak tidak sekolah (ATS). Pihaknya ingin tahu data valid agar dapat mengembalikan anak tidak sekolah menjadi kaum terpelajar.
Kepala Disdik Sulsel, Andi Iqbal Nadjamuddin menyatakan bahwa sejauh ini upaya verifikasi faktual terus dilakukan. Dari 140 ribu ATS berdasarkan pendataan Kemendikbudristek, pihaknya masih ingin kembali mendata ulang lewat para guru.
“Kami memberikan tugas ini kepada guru, andai kata satu guru minimal bisa mengumpulkan diduga 3 ATS, kita sudah bisa verifikasi faktual dilapangan untuk mengetahui kondisi anak tersebut memang ATS,” ujarnya di Gedung Guru Jusuf Kalla Disdik Sulsel, pada Kamis (26/09).
Andi Iqbal mengaku Sulsel masih minim dalam hal partisipasi sekolah. Saat ini persentasenya berada di angka 29 persen untuk anak putus sekolah.
Dia merincikan 106 ribu anak tidak pernah mengenyam pendidikan. Sisanya pernah bersekolah namun tidak dapat melanjutkan pendidikan, salah satu faktor adalah karena kurang secara finansial.
“Anak ikut SD lalu berhenti 11 ribu orang. SMP lalu berhenti 9 ribu orang. SMA 12 ribu orang yang putus sekolah. Ada juga yang lulus SD tapi tidak lanjut SMP sebanyak 25 ribu orang, lulus SMP tidak lanjut SMA 35 ribu orang. Jika ditotal sebanyak 140 ribuan,” jelasnya.
Melalui verifikasi anak tidak sekolah, Andi Iqbal berharap bisa mendapatkan data yang valid sehingga mereka bisa kembali bersekolah sesuai jenjangnya.
“Ternyata dari hasil verifikasi faktual itu sudah ada 2 persen berhasil dikembalikan ke sekolah dari berbagai jenjang,” ucapnya.
“Kami juga kembalikan data ke Pemda, karena kewenangan SD dan SMP itu Pemda, jadi kalau ada anak SD dan SMP yang melanjutkan program tentu bukan kami yang menindaklanjuti, jadi kita koordinasi ke 24 kabupaten kota,” lanjut Andi Iqbal.
Ia juga menegaskan bahwa Disdik Sulsel terus berupaya agar seluruh anak tidak sekolah bisa kembali mengenyam pendidikan atau bisa mendapatkan ijazah lewat program paket.
“Jadi kita mencarikan solusi yang cepat untuk mereka. Apapun kondisi mereka kita carikan solusi agar bisa mengurangi angka ATS dengan memberikan program-program yang menarik untuk mereka bisa bersekolah,” tukasnya.