KabarMakassar.com — Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mencatatkan penurunan signifikan pada penutupan perdagangan hari Rabu (25/09) kemarin. Dari pantauan pasar, IHSG langsung tertekan sejak awal sesi perdagangan dan bertahan di zona merah hingga akhir sesi.
Berdasarkan data dari laman RTI, IHSG ditutup di level 7.740,90, turun 37,58 poin atau setara dengan 0,48 persen. Pada saat pembukaan, indeks sempat berada di posisi 7.778,49, dengan sempat menyentuh level tertinggi di 7.779,09, dan terendah di 7.633,44.
Volume perdagangan tercatat cukup tinggi, dengan 30,12 miliar lembar saham yang diperdagangkan, dengan total nilai transaksi mencapai Rp19,61 triliun. Dari keseluruhan saham, 370 saham melemah, 228 saham menguat, dan 200 saham stagnan.
Pada indeks sektoral IDX-IC, hanya empat sektor yang berhasil mencatatkan penguatan, dipimpin oleh sektor barang baku yang melonjak sebesar 1,92 persen.Sektor teknologi dan kesehatan juga mengalami kenaikan, masing-masing 1,46 persen dan 0,29 persen. Sementara itu, tujuh sektor lainnya mengalami penurunan, dengan sektor keuangan memimpin koreksi, turun 1,37 persen. Sektor transportasi dan logistik serta energi juga mencatatkan penurunan, masing-masing sebesar 1,12 persen dan 0,51 persen.
Beberapa saham yang mencatatkan penguatan terbesar adalah TMPO, BCIC, LABA, MPOW, dan MSKY. Di sisi lain, saham-saham yang mengalami pelemahan terbesar adalah PYFA, MANG, SGER, BTPS, dan BBTN.
Frekuensi perdagangan pada kemarin juga mencapai 1.486.723 kali transaksi, dengan jumlah saham yang diperdagangkan mencapai 30,12 miliar lembar, dan total nilai mencapai Rp19,61 triliun.
Sementara itu, bursa saham regional Asia menunjukkan kinerja beragam. Indeks Nikkei melemah 70,30 poin atau 0,19 persen ke posisi 37.870,30, sementara Indeks Hang Seng naik 128,53 poin atau 0,68 persen ke 19.129,09. Di sisi lain, Indeks Shanghai menguat 33,18 poin atau 1,16 persen ke 2.896,31, dan Indeks Strait Times melemah 39,46 poin atau 1,09 persen ke posisi 3.583,27.
Penurunan IHSG ini disinyalir akibat sentimen dalam negeri, terutama aksi profit taking pada saham-saham perbankan besar. Pelaku pasar mencermati langkah stimulus yang agresif dari pemerintah China yang dinilai menarik minat investor ke pasar modal China.
Bank Sentral China (PBoC) baru-baru ini memperkenalkan dua instrumen baru guna memperkuat pasar modal mereka. Pertama, mereka menyediakan dana sebesar 500 miliar yuan untuk memberikan akses pendanaan lebih mudah bagi dana investasi, perusahaan asuransi, dan pialang untuk membeli saham. Kedua, PBoC menawarkan pinjaman murah hingga 300 miliar yuan kepada bank komersial, yang diperkirakan dapat meningkatkan daya tarik investasi di China.
eskipun Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terkoreksi dan bergerak di zona merah pada perdagangan hari Rabu kemarin (25/09), sejumlah saham masih dinilai memiliki prospek positif untuk hari ini, Kamis (26/09). Beberapa broker telah memberikan rekomendasi saham yang diprediksi berpotensi untuk mengalami penguatan.
Dilansir dari bloomberg, berikut adalah daftar saham pilihan dari beberapa sekuritas yang layak dicermati:
BNI Sekuritas
– CPIN
– KLBF
– BBTN
– PTBA
– ASII
– BRIS
Phillip Sekuritas
– SMDR
– TINS
– MEDC
MNC Sekuritas
– ADRO
– ASII
– BBRI
– MEDC
CGS International Sekuritas
– MDKA
– ANTM
– EXCL
– INCO
– GOTO
– TINS
Phintraco Sekuritas
– BBRI
– BMRI
– BBNI
– TLKM
– BRPT
– SMDR
Panin Sekuritas
– MIKA
– TBIG
– INCO
– ACES
Reliance Sekuritas
– MIKA
– SMGR
– TPIA
– UNVR
Saham-saham yang direkomendasikan ini dianggap memiliki potensi untuk mencatatkan kinerja positif, meskipun IHSG sempat tertekan. Pilihan saham ini berasal dari berbagai sektor, memberikan alternatif bagi investor untuk melakukan diversifikasi dalam portofolio mereka.