kabarbursa.com
kabarbursa.com
News  

Tinjau Warga Terdampak Kekeringan, Andi Arwin Azis Sarankan Cari Alternatif Sumber Air

Tinjau Warga Terdampak Kekeringan, Andi Arwin Azis Sarankan Cari Alternatif Sumber Air
Pjs Wali Kota Makassar, Andi Arwin saat meninjau meninjau kondisi daerah terdampak krisis air bersih (dok ist)
banner 468x60

KabarMakassar.com — Pjs Wali Kota Makassar, Andi Arwin Azis, turun langsung meninjau kondisi daerah terdampak krisis air bersih. Hal ini sebagai bentuk menanggapi keluhan warga yang terdampak krisis air bersih di beberapa wilayah Makassar.

“Kami langsung merespon berita di media sosial yang menunjukkan keresahan masyarakat terkait krisis air bersih,” ujar Andi Arwin saat ditemui di Balai Kota Makassar, Rabu (25/9).

Pemprov Sulsel

Untuk menangani masalah ini, pihak Pemkot segera berkoordinasi dengan PDAM dan BPBD Kota Makassar guna melakukan pengecekan di lapangan dan menentukan langkah yang perlu diambil.

Menurut Arwin, PDAM sebenarnya sudah melakukan upaya untuk menanggulangi situasi ini, namun debit air baku di Lekopancing terus berkurang akibat musim kemarau yang berkepanjangan, sehingga suplai air bersih menjadi terbatas.

“PDAM sudah bergerak sebelumnya, namun kondisi debit air yang semakin menipis di Lekopancing memang membatasi suplai air ke wilayah-wilayah terdampak. Selain itu, sebagian warga yang terdampak juga bukan pelanggan PDAM, sehingga kami berupaya memberikan pelayanan kepada semua, baik pelanggan maupun bukan,” jelasnya.

Andi Arwin juga menekankan pentingnya edukasi kepada warga mengenai penggunaan air bersih secara bijak. Ia meminta agar air bersih digunakan hanya untuk kebutuhan vital seperti memasak, minum, dan mandi, sementara untuk keperluan lain seperti mencuci, diharapkan warga mencari alternatif sumber air.

“Kami sudah memberikan edukasi langsung kepada masyarakat agar mereka lebih hemat dalam menggunakan air bersih, terutama di situasi seperti ini. Air sebaiknya diprioritaskan untuk keperluan utama seperti minum dan memasak,” tambahnya.

Sementara itu, PDAM berkomitmen untuk meningkatkan suplai air bersih meski dengan keterbatasan yang ada. BPBD Kota Makassar juga sedang mengevaluasi kondisi ini, dan ada kemungkinan intervensi dari Belanja Tidak Terduga (BTT) jika prosedur administrasi terpenuhi. BTT berpotensi digunakan untuk mendukung suplai air bersih bagi warga terdampak.

“Saat ini, bagian hukum sedang menyiapkan surat terkait alokasi BTT yang akan dikucurkan. Kami akan memastikan apakah jumlahnya cukup untuk membantu suplai air bersih. Kami berharap musim kemarau ini tidak berlangsung lama sehingga debit air di Lekopancing bisa kembali normal,” ujar Arwin.

Menurut Arwin, hujan yang sempat turun di daerah Maros baru-baru ini telah sedikit meningkatkan debit air di Lekopancing, meski masih jauh dari cukup untuk memenuhi kebutuhan air di kota. Namun, ia berharap dengan adanya dukungan dari PDAM dan BPBD, kebutuhan air bersih warga bisa terpenuhi dalam jangka pendek sambil menunggu kondisi cuaca membaik.

Sebelumnya, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Makassar menyatakan bahwa kota saat ini berada dalam status siaga darurat kekeringan. Saat ini, sudah 27 Kelurahan yang terdampak kondisi kekeringan atau kekurangan air bersih.

Kepala BPBD Makassar, Achmad Hendra Hakamuddin, mengungkapkan bahwa kondisi kekeringan ini bisa meningkat menjadi status tanggap darurat jika eskalasi dampak terus bertambah dalam beberapa waktu ke depan.

“Informasi dari BMKG menunjukkan bahwa Kota Makassar sedang mengalami musim kemarau yang diprediksi akan berlangsung hingga akhir bulan ini. Jika kondisi terus memburuk, status akan ditingkatkan menjadi tanggap darurat,” ujar Hendra, Senin (23/9).

Berdasarkan laporan tim asesmen BPBD, ada tiga kecamatan yang terdampak kekeringan dengan 27 kelurahan yang teridentifikasi kesulitan mendapatkan sumber air bersih.

Data yang lebih rinci terkait jumlah keluarga dan rumah yang terdampak akan dikumpulkan dalam beberapa hari ke depan. Saat ini, PDAM telah berupaya melayani kebutuhan air bersih bagi pelanggan yang terdampak.

Hendra menambahkan bahwa status tanggap darurat akan dipertimbangkan berdasarkan data yang diterima, terutama jumlah warga yang bukan pelanggan PDAM.

“Jika proporsi warga yang terdampak cukup signifikan, maka status tanggap darurat akan diberlakukan. Seperti tahun lalu, jika status ditingkatkan, BPBD akan segera mendistribusikan air bersih ke lokasi-lokasi yang membutuhkan,” tambahnya.

Meski BMKG memperkirakan suhu udara akan mencapai puncaknya, beberapa wilayah di Makassar seperti Manggala dan Tamalanrea justru mengalami hujan deras, yang diharapkan dapat membantu mengisi kembali sumber air baku PDAM.

“Kalau dibandingkan dengan tahun lalu, proporsi kekeringan belum terlalu parah. Tahun lalu, hari tanpa hujan (HTH) berlangsung lebih lama. Namun, kami tetap waspada karena situasi ini bisa berubah sewaktu-waktu,” jelas Hendra.

Tahun lalu, Pemkot Makassar menyiagakan sebanyak 30 mobil damkar dengan kapasitan tanki 4000 liter untuk mendistribusikan air bersih ke masyarakat terdampak.

Lebih lanjut, Hendra mengingatkan bahwa meski sekarang menghadapi kekeringan, BMKG memprediksi bahwa pada bulan Oktober, curah hujan akan kembali normal, dengan kemungkinan mencapai 300 milimeter.

Transisi ini bisa menimbulkan masalah lain, seperti banjir akibat saluran air yang tersumbat dan risiko kesehatan yang muncul dari perubahan cuaca yang tiba-tiba.

“Dampak dari cuaca kering yang tiba-tiba berubah menjadi hujan harus diantisipasi. Saluran air bisa tersumbat, dan risiko kesehatan juga meningkat. Meski curah hujan bulan ini diperkirakan masih 300 mm, Oktober akan memasuki musim hujan di seluruh Indonesia, terutama di daerah-daerah rawan seperti Jawa, Kalimantan, dan Papua,” tandasnya.

Sebelumnya duberitakan, Forecaster On Duty BMKG Makassar, Sitti Nurhayati Hamzah, menjelaskan bahwa suhu panas yang terjadi belakangan ini disebabkan oleh kombinasi beberapa faktor cuaca.

Salah satunya adalah karena wilayah Indonesia masih berada dalam musim kemarau. Kurangnya tutupan awan di atmosfer menyebabkan matahari lebih banyak diterima oleh daratan, sehingga meningkatkan suhu.

“Musim kemarau yang sedang berlangsung ini menyebabkan rendahnya curah hujan dan mengurangi cadangan air tanah, sehingga menambah sensasi panas yang dirasakan masyarakat,” ungkap Sitti, Sabtu (21/09)

Selain itu, Sitti menambahkan bahwa pada tanggal 23 September 2024, posisi matahari akan tepat berada di atas ekuator, yang menandai pergerakan matahari menuju Belahan Bumi Selatan (BBS). Fenomena ini berkontribusi pada peningkatan suhu di wilayah Indonesia, khususnya di bagian selatan.

“Karena posisi matahari yang semakin dekat dengan BBS, suhu panas ini diperkirakan akan terus berlangsung hingga setidaknya bulan Oktober,” jelas Sitti.

BMKG mengimbau masyarakat untuk tetap waspada terhadap kondisi cuaca ekstrem ini dan menjaga kesehatan dengan tetap terhidrasi serta menghindari aktivitas berlebihan di bawah terik matahari.

Terpisah, sebelumnya Wali Kota Makassar, Moh. Ramdhan Pomanto, menegaskan bahwa pihaknya telah mempersiapkan langkah-langkah strategis untuk menghadapi ancaman krisis air dan kekeringan yang diprediksi akan melanda Kota Makassar.

Ia menyatakan bahwa potensi krisis air bukanlah hal baru, dan Pemerintah Kota Makassar telah mengambil langkah antisipasi sejak tahun lalu.

“Kami sudah memprediksi ini, dan karena itu PDAM telah membuat instalasi teknologi (imtek) baru di muara Sungai Tallo yang siap digunakan. Kondisi seperti ini berpotensi berulang setiap tahun, tapi kami sudah siap,” ujar Danny Pomanto, sapaannya, Rabu (18/09)

Lebih lanjut, Danny Pomanto menyebut dalam menghadapi kekeringan yang melanda beberapa wilayah di Kota Makassar, pihaknya akan menjadikan pemanfaatan sumur dalam menjadi salah satu solusi utama. Pada tahun lalu, sebanyak 11 sumur dalam telah digunakan, dan tahun ini jumlahnya ditingkatkan menjadi 12 hingga 15 sumur.

“Kami memanfaatkan sumur dalam secara maksimal untuk menyuplai kebutuhan air di klaster-klaster kecil. Sedangkan untuk klaster besar, air akan disuplai dari wilayah selatan. Selain itu, truk-truk dengan toren air akan dikerahkan untuk membantu distribusi air ke wilayah utara yang terdampak,” jelasnya.

Wali Kota Makassar dua periode itu juga menegaskan bahwa seluruh sumber daya akan dikerahkan, termasuk Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), untuk memastikan bantuan air bersih bagi masyarakat yang terdampak kekeringan.

“Semua kekuatan akan saya turunkan, seperti yang dilakukan BPBD tahun lalu. Meskipun situasi sulit, yang terpenting adalah kita hadir untuk masyarakat dalam menghadapi kesulitan ini. Alhamdulillah, berkat kerja keras semua pihak, masyarakat sangat menghargai upaya kami,” tambahnya.

Menurutnya, hal ini bukan hal baru di Makassar, hal inilah yang membuatnya optimis bisa melewati krisis kali ini. Hal ini berkancah pada situsi tahun lalu, dimana Makassar menghadapi berbagai tantangan seperti kemarau panjang dan banjir dan masih mendapatkan penghargaan sebagai kota terbahagia di dunia.

Penghargaan ini, menurutnya, merupakan hasil dari komitmen pemerintah dan masyarakat dalam menghadapi berbagai kesulitan secara bersama-sama.

“Dengan kerja keras dan kesungguhan, kami berhasil menghadapi krisis dan tetap mendapat pengakuan sebagai kota terbahagia. Hal ini membuktikan bahwa jika kita sungguh-sungguh hadir untuk masyarakat, mereka akan merespons dengan rasa hormat dan dukungan,” tutupnya.