kabarbursa.com
kabarbursa.com

Jangan Anggap Sepele, Usus Buntu Dapat Berakibat Fatal Jika Tidak Ditangani Segera!

Jangan Anggap Sepele, Usus Buntu Dapat Berakibat Fatal Jika Tidak Ditangani Segera!
Ilustrasi usus buntu (Dok: Int)
banner 468x60

KabarMakassar.com — Penyakit usus buntu atau dalam istilah medis disebut apendisitis merupakan peradangan dari apendiks atau usus buntu. Tidak boleh dianggap sepele, usus buntu dapat berakibat fatal apabila tidak ditangani dengan segera.

Usus buntu sendiri adalah salah satu bagian dari organ sistem pencernaan, yaitu usus besar. Bagian ini menonjol dari sisi kanan usus besar yang menyerupai umbai cacing. Penyakit usus buntu dapat terjadi pada segala usia. Tetapi, kondisi tersebut paling sering terjadi pada usia 18 sampai dengan 35 tahun.

Pemprov Sulsel

Apabila usus buntu tersumbat seperti karena tinja yang mengeras, bakteri usus akan berkembang biak di dalamnya. Akibatnya, usus buntu akan meradang, bengkak serta terisi dengan nanah. Jika tidak diobati, penyakit usus buntu dapat memburuk dan pecah. Kondisi tersebut dapat menimbulkan nyeri hebat yang berakibat fatal.

Dilansir dari Klikdokter yang merupakan mitra resmi Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, terdapat beberapa penyebab penyakit radang usus buntu.

1. Sumbatan pada usus buntu

Penyakit radang usus buntu, atau apendisitis, umumnya disebabkan oleh sumbatan pada usus buntu, yaitu bagian kecil berbentuk tabung yang menonjol dari usus besar. Sumbatan ini bisa terjadi karena berbagai faktor. Salah satu penyebab utama adalah terdapat benda asing yang masuk dan menghalangi saluran di usus buntu. Benda asing ini bisa berupa material yang tertelan secara tidak sengaja, seperti biji-bijian atau potongan makanan yang sulit dicerna.

2. Tinja yang menumpuk

Selain benda asing, sumbatan juga dapat disebabkan oleh tinja yang mengeras atau menumpuk. Dalam beberapa kasus, penumpukan tinja yang padat dapat menyumbat saluran usus buntu, sehingga mengganggu aliran normal serta menyebabkan peradangan.

3. Tumor

Tumor baik itu tumor jinak maupun tumor ganas, juga dapat menyebabkan sumbatan pada usus buntu. Tumor ini dapat tumbuh di sekitar atau di dalam usus buntu, sehingga menghambat aliran isi usus buntu dan menyebabkan infeksi serta peradangan.

4. Infeksi

Infeksi merupakan penyebab lain yang dapat menyebabkan sumbatan. Ketika infeksi terjadi, misalnya infeksi saluran pencernaan atau infeksi bakteri lainnya, proses peradangan bisa mengakibatkan pembengkakan dan penyempitan pada saluran usus buntu. Kondisi ini menghambat aliran normal dan memicu radang pada usus buntu.

Gejala usus buntu

Peradangan pada usus buntu, dapat menampilkan berbagai gejala yang bervariasi tergantung kondisi tersebut akut atau kronis. Berikut penjelasan mengenai gejala umumnya:

1. Nyeri pada bagian tengah perut

Gejala awal apendisitis sering kali dimulai dengan nyeri yang terletak di bagian tengah perut. Nyeri ini kemudian bisa menyebar ke sisi kanan bawah perut, lokasi khas di mana usus buntu berada.

2. Sakit perut sebelah kanan bawah

Ketika radang usus buntu berlangsung, nyeri seringkali terkonsentrasi pada bagian kanan bawah perut. Nyeri ini bisa terasa tajam, menusuk, atau terus-menerus.

3. Nyeri tumpul atau tajam di area perut atas atau bawah, punggung, atau rektum

Rasa sakit dapat menyebar ke area lain seperti punggung atau rektum, tergantung pada lokasi dan tingkat peradangan usus buntu.

4. Muntah sebelum nyeri perut muncul

Kadang-kadang, muntah bisa terjadi sebelum nyeri perut yang khas muncul. Ini bisa menjadi tanda awal dari apendisitis.

Komplikasi usus buntu

Jika apendisitis akut tidak ditangani dengan tepat dan segera, dapat mengakibatkan sejumlah komplikasi serius yang berpotensi mengancam jiwa.

1. Pecah atau perforasi usus buntu

Jika apendisitis tidak diobati dengan segera maka usus buntu yang meradang dapat pecah atau mengalami perforasi. Hal ini terjadi ketika dinding usus buntu menjadi sangat tipis dan akhirnya robek. Ketika ini terjadi, isi usus buntu, termasuk bakteri dan materi infeksi, dapat tumpah ke rongga perut.

2. Peritonitis

Setelah perforasi usus buntu, bakteri dan materi infeksi yang keluar dari usus buntu dapat menyebabkan peritonitis, yaitu peradangan pada lapisan tipis yang melapisi rongga perut dan organ-organ di dalamnya (peritoneum). Peritonitis merupakan kondisi serius yang menyebabkan nyeri perut yang parah, demam tinggi, dan gejala sistemik lainnya seperti mual, muntah, serta gangguan pencernaan. Peritonitis memerlukan perawatan medis segera, biasanya berupa operasi untuk membersihkan rongga perut dan antibiotik untuk mengatasi infeksi.

3. Sepsis

Infeksi yang meluas dari peritonitis dapat menyebabkan sepsis, yaitu respons tubuh yang ekstrem terhadap infeksi. Sepsis melibatkan sistem kekebalan tubuh yang menyebar ke seluruh tubuh juga dapat menyebabkan penurunan tekanan darah, kegagalan organ, dan gangguan fungsi vital lainnya. Gejala sepsis termasuk demam, detak jantung yang cepat, pernapasan cepat, dan kebingungan. Sepsis adalah kondisi medis darurat yang memerlukan perawatan intensif dan pengobatan antibiotik yang agresif.

4. Abses perut

Perforasi usus buntu dapat menyebabkan terbentuknya abses perut, yaitu kumpulan nanah yang terlokalisasi di rongga perut. Abses ini seringkali memerlukan intervensi bedah untuk mengeluarkan nanah serta mengobati infeksi. Gejala abses perut bisa meliputi nyeri perut yang parah, demam, dan rasa tidak nyaman umum.

5. Kematian

Jika komplikasi seperti peritonitis atau sepsis tidak diobati dengan cepat dan efektif, maka kondisi ini dapat berkembang menjadi ancaman fatal. Kegagalan organ serta gangguan sistemik akibat infeksi yang parah dapat mengakibatkan kematian jika tidak mendapatkan penanganan medis yang tepat.

Penanganan apendisitis yang tepat dan segera sangat penting demi mencegah komplikasi yang serius. Apabila gejala apendisitis muncul, sebaiknya segera mencari bantuan medis untuk diagnosis dan penanganan yang sesuai guna menghindari risiko komplikasi berbahaya ini.