KabarMakassar.com — Mata minus atau istilah medisnya disebut miopia merupakan kondisi yang juga dikenal sebagai rabun jauh. Gejala mata minus yang harus dikenali adalah penglihatan kabur saat melihat objek yang berjarak jauh, serta kepala pusing dan mata lelah. Gejala tersebut dapat membaik saat kondisi ini diatasi dengan baik.
Ini biasanya disebabkan oleh beberapa hal, seperti membaca dengan jarak yang terlalu dekat dengan mata, jarang melakukan kegiatan di luar ruangan, hingga kebiasaan menatap layar gawai terlalu lama. Selain itu, orang yang memiliki keluarga dengan miopia juga lebih rentan mengalami kondisi yang sama.
Gejala mata minus, atau miopia, dapat mempengaruhi kualitas hidup penderitanya dalam berbagai cara. Dilansir dari Alodokter yang merupakan mitra resmi Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, terdapat beberapa gejala mata minus yaitu:
1. Penglihatan kabur saat melihat objek yang berjarak jauh
Miopia menyebabkan kesulitan dalam melihat objek yang jauh dengan jelas. Ini terjadi karena cahaya yang masuk ke mata fokus di depan retina, bukan langsung di atasnya.
2. Kecenderungan untuk duduk lebih dekat dengan layar TV atau komputer
Penderita miopia cenderung mendekatkan diri pada layar agar dapat melihat dengan lebih jelas. Ini membantu mereka melihat detail yang kabur pada jarak yang lebih jauh.
3. Sering memegang benda dekat dengan wajah
Mirip dengan kecenderungan untuk duduk dekat layar, memegang benda dekat dengan wajah membantu penderita miopia untuk melihat objek dengan lebih jelas karena jarak pandangnya yang lebih pendek.
4. Sakit kepala
Ketika mata berusaha keras untuk melihat objek yang jauh, otot-otot mata dapat menjadi tegang, menyebabkan sakit kepala sebagai dampak dari ketegangan ini.
5. Sering menyipitkan mata untuk melihat objek yang jauh
Menyipitkan mata membantu mengurangi distorsi cahaya yang masuk ke mata dan meningkatkan fokus pada objek yang jauh. Ini adalah usaha untuk mengatasi penglihatan kabur.
6. Mata lelah ketika melakukan aktivitas yang membutuhkan penglihatan jarak jauh
Aktivitas seperti mengemudi atau berolahraga sering melibatkan penglihatan jarak jauh, yang bisa sangat melelahkan bagi seseorang dengan miopia karena usaha ekstra yang diperlukan untuk melihat dengan jelas.
7. Mata tegang
Untuk mengatasi penglihatan kabur, otot-otot di sekitar mata akan bekerja lebih keras, menyebabkan ketegangan dan kelelahan pada mata.
Gejala-gejala ini menunjukkan bahwa miopia mempengaruhi cara seseorang memproses dan beradaptasi dengan informasi visual dari jarak yang berbeda. Penanganan medis, seperti penggunaan kacamata atau lensa kontak, dapat membantu mengurangi gejala dan meningkatkan kualitas penglihatan.
Terdapat sejumlah tingkah laku anak yang mengindikasikan gejala mata minus, misalnya menyipitkan mata terus-menerus, berkedip berlebihan, sering menggosok mata, bahkan penurunan prestasi di sekolah.
Cara mengatasi mata minus
Berbagai gejala mata minus dapat mengalami perbaikan signifikan jika kondisi ini ditangani dengan pendekatan yang tepat. Meskipun miopia atau mata minus adalah kondisi yang tidak dapat disembuhkan secara permanen, ada beberapa metode efektif untuk mengelola dan mengurangi gejalanya:
1. Penggunaan Kacamata
Salah satu cara yang paling umum digunakan untuk mengatasi gejala mata minus adalah dengan memakai kacamata. Kacamata untuk penderita miopia dilengkapi dengan lensa korektif yang dirancang khusus untuk membelokkan cahaya yang masuk ke mata. Dengan cara ini, cahaya akan fokus tepat pada retina, sehingga membantu memperjelas dan meningkatkan ketajaman penglihatan. Lensa kacamata ini akan disesuaikan secara individual berdasarkan kebutuhan refraktif setiap orang.
2. Metode Orthokeratology
Orthokeratology atau sering disingkat Ortho-K, adalah metode nonbedah yang melibatkan penggunaan lensa kontak khusus saat tidur. Lensa ini bekerja dengan cara mengubah bentuk kornea mata untuk sementara waktu. Meskipun lensa Ortho-K hanya digunakan saat tidur, perubahan bentuk kornea dapat mempertahankan efeknya sepanjang hari. Dengan demikian, seseorang dapat menikmati penglihatan yang jelas tanpa perlu memakai kacamata atau lensa kontak sepanjang hari. Metode ini menawarkan keuntungan bagi mereka yang ingin menghindari penggunaan kacamata atau lensa kontak secara terus-menerus.
3. Penggunaan Lensa Kontak
Bagi anda yang merasa kurang nyaman menggunakan kacamata, alternatif lain adalah dengan memakai lensa kontak. Lensa kontak terbuat dari bahan khusus yang lembut dan fleksibel, dirancang untuk dipasang langsung pada permukaan kornea mata. Fungsinya mirip dengan kacamata, yaitu untuk membelokkan cahaya sehingga jatuh tepat pada retina dan menghasilkan penglihatan yang jelas. Lensa kontak ini menawarkan kelebihan seperti kebebasan dari kacamata dan sering kali memberikan bidang pandang yang lebih luas.
4. Bedah Refraksi
Prosedur bedah refraksi merupakan pilihan lain yang melibatkan operasi mata dengan menggunakan teknologi laser. Tujuan utama dari bedah refraksi adalah untuk memperbaiki bentuk kornea mata sehingga cahaya yang masuk dapat terfokus dengan tepat pada retina. Beberapa prosedur bedah refraksi yang umum dilakukan meliputi laser-assisted in situ keratomileusis atau LASIK, photorefractive keratectomy (PRK), dan small incision lenticule extraction (SMILE). Tetapi, prosedur ini tidak cocok untuk semua orang dan dapat menimbulkan efek samping, seperti mata kering, kemerahan, atau risiko infeksi.