kabarbursa.com
kabarbursa.com
News  

LAZ Hadji Kalla Hadirkan Program Bina Agama Tunarungu

LAZ Hadji Kalla Hadirkan Program Bina Agama Tunarungu
Pelaksanaan program bina agama tunarungu (Dok : Ist).
banner 468x60

KabarMakassar.com — LAZ Hadji Kalla terus menunjukkan komitmennya dalam mendukung inklusivitas pendidikan agama dengan meluncurkan program Bina Agama Tunarungu.

Program ini bertujuan untuk memberikan akses yang lebih luas bagi penyandang tunarungu dalam mempelajari agama Islam, menjawab kesenjangan yang selama ini dirasakan dalam hal pendidikan dan informasi agama.

Pemprov Sulsel

Program ini dimulai pada Rabu (28/08) di Masjid Namirraj Rappocini dan direncanakan berlangsung hingga Oktober 2024. Kegiatan ini diadakan dua kali seminggu di dua lokasi utama, yakni Masjid Namirraj Rappocini dan Masjid Rahmatul Ilham di Kantor Walikota Makassar.

Melalui program ini, LAZ Hadji Kalla berharap dapat menyediakan sarana yang lebih inklusif untuk komunitas tunarungu, sehingga mereka dapat memahami ajaran agama dengan lebih baik dan setara dengan masyarakat lainnya.

Program Manager Islamic Care LAZ Hadji Kalla, Salman Febriyansyah menekankan pentingnya program ini sebagai wujud nyata dari misi LAZ Hadji Kalla dalam menciptakan kesempatan belajar agama yang setara bagi semua umat, tanpa kecuali.

“Kami berupaya agar setiap orang, termasuk mereka yang memiliki keterbatasan pendengaran, dapat memahami ajaran Islam secara mendalam. Ini adalah bagian dari upaya kami untuk mewujudkan pendidikan agama yang inklusif,” jelasnya.

Program ini merupakan hasil dari berbagai audiensi, diskusi, dan FGD (Focus Group Discussion) yang dilakukan oleh tim Islamic Care LAZ Hadji Kalla dengan pihak-pihak terkait, demi merancang dan mengimplementasikan program yang benar-benar efektif bagi komunitas tunarungu.

Di samping itu, sejak tahun 2023, LAZ Hadji Kalla telah memanfaatkan platform digital seperti YouTube untuk menyebarkan syiar Islam dengan dukungan penerjemah bahasa isyarat, sehingga informasi agama dapat diakses lebih mudah oleh penyandang tunarungu.

Sebagai bagian dari upaya ini, LAZ Hadji Kalla juga bermitra dengan GERKATIN (Gerakan untuk Kesejahteraan Tunarungu Indonesia), sebuah organisasi yang fokus pada pemberdayaan tunarungu.

GERKATIN berperan penting dalam menyediakan penerjemah bahasa isyarat selama sesi pembelajaran, memastikan bahwa semua peserta dapat mengikuti kajian agama dengan baik dan tanpa hambatan.

Salah satu peserta program, Islamiyah, mengungkapkan rasa syukurnya.

“Saya sangat bersyukur dengan adanya program ini. Sebelumnya, sulit bagi saya untuk mendapatkan informasi tentang agama. Sekarang, dengan penerjemah isyarat, saya bisa lebih memahami pentingnya sholat dan bagaimana mempersiapkan diri untuk hari akhir,” katanya melalui penerjmeh isyarat.

LAZ Hadji Kalla berharap program Bina Agama Tunarungu ini dapat menjadi inspirasi bagi daerah lain untuk mengembangkan model pembelajaran agama yang inklusif, sehingga semua lapisan masyarakat mendapatkan kesempatan yang sama dalam mempelajari ajaran Islam.