KabarMakassar.com — Dinas Bina Marga dan Bina Konstruksi (DBMBK) Sulawesi Selatan (Sulsel) mengungkapkan alasan di balik penggunaan paving block dalam pemeliharaan sejumlah jalan provinsi yang rusak, daripada menggunakan aspal. Keputusan ini diambil karena keterbatasan anggaran yang tersedia untuk pemulihan infrastruktur jalan.
Andi Ali Bau Sawa, Kepala Laboratorium Pengujian Bahan Konstruksi DBMBK Sulsel, menjelaskan bahwa anggaran untuk pemeliharaan jalan setiap tahun sangat minim, sementara kebutuhan untuk perbaikan jalan cukup banyak.
“Dari tahun ke tahun BMBK dilematis, anggaran tersedia sedikit, tapi tuntutan ke kami banyak,” ungkapnya, Kamis (22/08).
Dia mengatakan pemeliharaan jalan menggunakan paving block dapat mengakomodir 75 persen jalan provinsi yang rusak.
“Perlu dikhawatirkan bahwa panjang ruas jalan kita mantap 75 persen, artinya secara keseluruhan ditotalkan sekitar 1.500 km. Kalau pemeliharaan tidak optimal maka potensi untuk dari kondisi baik-sedang turun,” jelasnya.
Sedangkan pemeliharaan jalan menggunakan aspal memakan banyak anggaran. Namun perbaikan harus segera dilakukan, mengingat makin meningkat dan banyaknya keluhan.
“Bisa dibayangkan kalau ini turun 10 persen, artinya kondisi rusak bisa capai 150 km. Itu 150 km mengembalikan ke kondisi baik butuh anggaran hampir 750 miliar. Ini jadi dilematis,” tambahnya.
Sementara itu, Kasi Pemeliharaan UPT Wilayah IV, Surya memastikan kualitas paving block yang dipakai awet selama setahun.
“Kita pakai paving blok mutu K300 insyallah aman itu. Sudah tidak goyang itu,” tegasnya.
Dia beralasan paving block lebih tahan terhadap kondisi cuaca buruk. Sedangkan aspal lebih cepat rusak saat sudah digenangi hujan.
“Terkait pemakaian paving, ada kondisi tertentu kalau hujan tinggi kita gunakan paving block, kalau aspal, karena ini pemeliharaan gampang rusak,” tambahnya.
“Harapannya kalau ada dana kita bisa lakukan rekonstruksi. Jadi bukan batako, paving block K300 pengalaman, Insya Allah bertahan,” tukas Surya.