kabarbursa.com
kabarbursa.com

Buku Lontara Duri : Asal Mula Kerajaan Tallu Batupapan Kini Dapat Diakses oleh Publik

Buku Lontara Duri : Asal Mula Kerajaan Tallu Batupapan Kini Dapat Diakses oleh Publik
(Foto : IST).
banner 468x60

KabarMakassar.com — Buku Lontara Duri: Asal Mula Kerajaan Tallu Batupapan Edisi 2024, yang disusun oleh Prof. Dr. H. M. Syukur Abdullah, hari ini resmi diluncurkan di Makassar oleh Syukur Foundation yang berlangsung Kampus Universitas Hasanuddin, Tamalanrea, Makassar, Selasa (20/08).

Naskah Lontara’ Duri dahulu diprakarsai dan dipimpin ilmuwan akademisi, almarhum Prof Syukur Abdullah di era tahun 1980-an.

Pemprov Sulsel

Prof Syukur Abdullah seorang figur ilmuwan dan akademisi asal Malua, Kabupaten Enrekang, Sulawesi Selatan yang lahir pada 1 Februari 1939 di Malua, desa kecil di kaki Gunung Latimojong.

Selepas menamatkan Pendidikan SGA Negeri di Pare-Pare pada 1958, ia melanjutkan pendidikan tingkat tinggi pada Fakultas Tata Praja, Universitas 17 Agustus 1945, Cabang Makassar dan pada 1961 meraih gelar Sarjana Muda yang kemudian dilanjutkan di Jurusan Ilmu Administrasi Negara, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP), Universitas Hasanuddin dan bergelar sarjana lengkap pada 1964.

Pada 1973-1974, atas beasiswa Fulbright, ia melanjutkan jenjang pendidikan administrasi publik di Jurusan Ilmu Politik, University of Wisconsin, Madison, Amerika Serikat.

Beberapa tahun setelahnya, ia berpartisipasi dalam program Workshop of Implementation Studies, Harvard Institute for International Development yang diselenggarakan oleh Harvard University, di Cambridge, Amerika Serikat dari 1981-1982.

Pada 1985, ia meraih Doktor dalam Ilmu Administrasi Negara, di Universitas Hasanuddin dan setahun setelahnya, tahun 1986, dikukuhkan sebagai guru besar dalam Ilmu Administrasi Negara.

Ia memulai karir profesionalnya sebagai pengajar dan asisten ahli hingga menduduki posisi sebagai dekan di almamaternya Fakultas Sosial Politik Universitas Hasanuddin, Makassar.

Selain sebagai pengajar ia juga adalah peneliti dan menduduki posisi sebagai sekretaris Lembaga Penelitian, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Hasanuddin Makassar

Lontara’ Duri merupakan epos yang menceritakan asal-muasal orang Duri. Juga berisi pesan luhur tentang cara merawat hubungan manusia dengan manusia serta alam.

Duri merupakan sebutan untuk salah satu sub-etnis di Kabupaten Enrekang, Sulawesi Selatan

Proses penerbitan buku ini memakan waktu sekitar 35 tahun dan melibatkan kerja sama berbagai pihak hingga akhirnya bisa diakses oleh publik.

Sepeninggal Prof. Syukur di tahun 1992, baru sekitar seperempat abad kemudian, tepatnya pada 2015, para penerusnya yang terdiri dari istri, anak-anak, menantu, dan kerabat dekat, termasuk sepupu Prof. Syukur, sutradara film Riri Riza, mengambil inisiatif untuk melanjutkan proyek kebudayaan yang telah dimulai sejak 1986 ini.

Bagi keluarga dan kerabat mendiang Prof. Syukur, melanjutkan penerbitan naskah Lontara’ Duri dalam bentuk yang menarik dan dapat diakses oleh publik adalah sebuah kewajiban yang perlu dipenuhi.

Ir. Sukmawati Syukur, pendiri dan pembina Syukur Foundation, menyampaikan alasannya mengapa Lontara’ Duri ini begitu penting untuk diterbitkan.

“Di dalamnya terkandung banyak nilai tentang kepemimpinan yang bijaksana, kedermawanan, etos kerja, dan praktik kehidupan nenek moyang kami di Tanah Duri yang sangat menghargai kemanusiaan. Kami merasa wajib menerbitkan naskah ini sebagai upaya untuk melanjutkan apa yang telah dimulai oleh orang tua kami,” ungkapnya, Selasa (20/08)

Pada April 2024, naskah ini akhirnya rampung dan siap diterbitkan. Edisi 2024 ini menyuguhkan banyak hal baru, baik dari segi kemasan maupun isi, dengan tujuan agar buku ini dapat menarik pembaca dan menjadi koleksi berharga yang tak lekang oleh waktu.

Bekerja sama dengan fotografer asal Salukanan dan Makassar, buku ini juga dilengkapi dengan lebih dari seratus foto baru bentang alam kawasan Duri, terutama tempat-tempat yang disebutkan dalam teks Lontara’ Duri.

Buku ini juga didukung oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik Indonesia melalui program Dana Indonesiana yang dikelola oleh Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP).

Program ini memungkinkan penerbitan dan alih wahana karya budaya sebagai bagian dari pengetahuan maestro, sehingga buku ini akhirnya bisa hadir di tangan pembaca.

Bapak Hilmar Farid, Direktur Jenderal Kebudayaan Kemendikbud Republik Indonesia, menyampaikan apresiasinya terhadap peluncuran buku Lontara’ Duri ini.

“Ada dua bentuk apresiasi yang layak diberikan kepada publikasi Lontara’ Duri ini: pertama, kepada inisiatif ilmuwan asal Duri Enrekang, Prof. Dr. Syukur Abdullah, yang pada 1986-1987 telah meriset, mentranskrip ke abjad latin, menerjemahkannya ke bahasa Indonesia, dan menerbitkannya secara terbatas. Kedua, kepada upaya kolaboratif Syukur Foundation yang berhasil menghadirkan buku ini ke hadapan kita. Terbitnya naskah Lontara’ Duri ini sekali lagi membuktikan bahwa banyak karya serius dan menyenangkan di Indonesia yang bertujuan untuk memajukan kebudayaan,” ungkap Hilmar Farid.

Buku ini kini dapat dinikmati oleh khalayak luas. Untuk mendapatkannya, dapat mengisi formulir yang tersedia pada tautan di Instagram @syukurfoundation.

Syukur Foundation merupakan inisiatif yang bertujuan melanjutkan dan merealisasikan pemikiran serta cita-cita Prof. Dr. Syukur Abdullah dalam membangun manusia dan alamnya melalui pengembangan pendidikan dan kebudayaan. Upaya ini digerakkan oleh kerja dan kolaborasi berbagai individu serta pihak yang berasal dari beragam disiplin pengetahuan dan keterampilan yang tersebar di berbagai tempat, terutama di kawasan di mana Orang Duri menetap di Enrekang, Makassar dan Jakarta.

PDAM Makassar