kabarbursa.com
kabarbursa.com
News  

Jalankan Bantuan Intruksi Presiden, RSWS Lakukan Operasi Implan Koklea

Jalankan Bantuan Intruksi Presiden, RSWS Lakukan Operasi Implan Koklea
Konferensi Pers terkait operasi implan koklea bantuan Presiden dan Kemenkes RI, di PCC (Dok : Hanifah KabarMakassar).
banner 468x60

KabarMakassar.com — Rumah Sakit Wahidin Sudirohusodo (RSWS) Makassar sukses melaksanakan operasi implan koklea pada Akbar Rama Nggolitu, seorang anak berusia 3 tahun dari Kabupaten Bone Bolango, Gorontalo.

Operasi yang berlangsung selama empat jam pada Senin (12/08) ini bertujuan untuk memperbaiki fungsi pendengaran Akbar, yang mengalami gangguan sejak lahir.

Pemprov Sulsel

Operasi ini merupakan bagian dari upaya pemerintah untuk meningkatkan kualitas hidup anak-anak dengan gangguan pendengaran berat hingga sangat berat.

Direktur utama Prof. dr. Syafri Kamsul Arif menggambarkan Koklea adalah organ pendengaran yang sangat vital, berfungsi untuk mentransduksi suara.

“Pasien mengalami gangguan sejak lahir yang memerlukan transplantasi untuk mencegah dampak pada kemampuan bicara di masa depan,” jelas Prof Syafri, dalam konprensi Pers sebelum operasi dilaksanakan, Senin (10/08).

Akbar Rama Nggolitu, anak dari pasangan Idris Ngolitu dan Yeyen S. Huyo, mendapatkan bantuan implan koklea dari Presiden Jokowi dan Kementerian Kesehatan RI.

“Bantuan dari presiden dan Kemenkes sangat berarti. RS Wahidin siap mengadvokasi dan mendukung pasca operasi pasien,” lanjut Prof Syafri.

Ia menyebut, Presiden Jokowi memberikan instruksi agar operasi ini difasilitasi dengan baik, dan bantuan ini menjadi perhatian khusus pemerintah.

Persiapan operasi dilakukan beberapa bulan sebelumnya, dimulai dengan pemeriksaan pendengaran, CT Scan, MRI, dan pemasangan alat bantu dengar.

Setelah operasi, Akbar akan menjalani proses habilitasi pendengaran bersama therapist wicara dan dukungan penuh dari orang tua serta lingkungan tumbuh kembangnya.

“Selain mendengar, terapi bicara akan menjadi bagian penting dari proses ini. Kami harus mengedukasi bahwa setelah operasi ini ada terapi bicara yang berkesinambungan,” tambah Prof Syafri.

Operasi implan koklea ini melibatkan tim dari RS UI dan Pengurus PERHATI Pusat, termasuk dr. Fikri Mirza Putranto, SpTHT-BKL(K).

Sebagai perwakilan Perhimpunan Ahli THT Indonesia, Fikri menyatakan bahwa sejak tahun 2002 hingga sekarang, pusat-pusat penyedia implan koklea telah dikembangkan di seluruh Indonesia.

“Sebelumnya, pasien harus pergi ke luar negeri untuk mendapatkan implan koklea. Sekarang, RS Wahidin menjadi wadah bagi wilayah timur Indonesia untuk persiapan hingga habilitasi,” katanya.

Fikri menegaskan pentingnya operasi ini, ia menyebut, penyakit ini mungkin tidak menyebabkan kematin, namun dengan adanya operasi, tentu akan membantu bagi pasien.

“Tetapi bisa mengubah kehidupan. Anak-anak ini akan memiliki kesempatan yang sama seperti orang lain yang tidak mengalami gangguan bicara dan pendengaran sejak lahir,” katanya.

Apalagi, lanjutnya, hal untuk penanganan gangguan pendengaran hingga operasi membutuhkan biaya yang cukup besar, sehingga memang dibutuhkan bantuan, khususnya dari pemerintah.

“Kami berharap ini bukan sekedar insidentil pada beberapa anak saja, tetapi untuk semua, apalagi tidak semua tercover BPJS,” lanjutnya.

Ketua tim operasi, Prof. dr. Eka Savitri, menambahkan bahwa kriteria penerima implan adalah anak-anak dengan gangguan pendengaran berat dan sangat berat.

“Ini adalah operasi pertama di RS Wahidin, dan kami dibantu oleh tim dari Jakarta,” singkatnya.

Operasi ini melibatkan tiga dokter THT yang berpengalaman, serta tim dari rehabilitasi medis, psikiater anak, dan dokter anak bagian tumbuh kembang.