KabarMakassar.com — Komunitas Pemerhati Budaya Pusaka Cangadi resmi berdiri. Dimana menyusu peresmiannya berlangsung di lapangan HA Mahmud Cangadi, Kabupaten Soppeng, Sulawesi Selatan, Sabtu (10/8).
Kepada awak media, Minggu (11/8), Ketua Komunitas Pemerhati Budaya Pusaka Cangadi, Andi Makkulau mengatakan, komunitas dibentuk dengan tujuan untuk menjalin silaturahmi sesama pemerhati budaya pusaka serta sebagai wadah.
“Yang utama adalah untuk menjaga kelestarian budaya Bugis, terutama Parewa Bessi Kawali,” kata Andi Makkulau.
Ia juga menjelaskan, kebudayaan besi merentang jauh ke masa lalu dan menjadi saksi bisu peradaban manusia. Besi menjadi bagian dari alat pencipta kekuasaan.
“Pada awalnya ia digunakan sebagai alat pertanian, kemudian alat perang. Membangun peradaban suatu bangsa dan mengubah peta geopolitik,” katanya.
Dalam khasanah kebudayaan Bugis Soppeng, besi mulia atau Parewa Bessi (pusaka) memiliki nilai spiritual yang mendalam. Pusaka adalah senjata perang, pendamping jiwa, dan menjadi regalia sebuah kekuasaan. Badik dipandang sakral, memiliki kekuatan magis spiritual dan sarat akan pesan-pesan dan nilai filosofis.
“Hadirnya komunitas pemerhati pusaka Cangadi Jaya ini dapat dipandang sebagai suatu kebangkitan budaya khas Bugis dan nilai-nilainya yang telah beradaptasi dengan masa kini,” katanya.
Ia berharap, kebangkitan kembali budaya Parewa Bessi memberi dampak yang siginifikan terhadap pelestarian budaya terutama di Kabupaten Soppeng.
Pada saat yang sama membuka peluang-peluang baru industri kreatif, melibatkan panre bessi (pandai besi), panre kayu (ahli kayu), ahli perak, pemahar pusaka, kolektor, budayawan, akademisi, pencinta parewa bessi, dan banyak pihak lainnya.
“Kami berharap komunitas pemerhati budaya badik Bugis ini turut berkontribusi terhadap pelestarian budaya Bugis Makassar dan semakin menambah pemahaman dan kecintaan terhadap Pusaka Etnik Bugis terutama mengenalkan kembali terutama ke generasi milenial agar mengenal budayanya,”jelasnya.
Lanjutnya, peresmian komunitas nantinya akan mengundang beberapa komunitas serupa yang ada di Kabupaten Soppeng dan kabupaten lainnya. Peresmiannya dilaksanakan menggelar adat ritual Mattompang Kawali atau pencucian dan pembersihan benda pusaka, pameran benda pusaka jenis badik, keris, tombak dan pemaparan filosofi nya serta pergelaran budaya lainnya.
“Kami juga berharap pemerintah setempat terutama dinas yang terkait turut serta dalam melakukan sosialisasi ke generasi milineal akan benda pusaka agar kelestariannya tetap terjaga,”pungkasnya.
Sebelumnya, di Kabupaten Luwu Utara, Sulsel, kebudayaan Festival Budaya Ma’rampe-Rampe 2024 digelar. Dimana, tim produksi membuka dan memanggil para pemuda untuk bersama bergabung menjadi relawan muda dalam kegiatan Festival Budaya Ma’rampe-Rampe 2024.
Pemprov Sulsel dengan mengusung tema Kebudayaan Agraris Masyarakat Tana Luwu, Festival Budaya Ma’rampe-Rampe 2024 menjadi upaya menggugah masyarakat untuk kembali mengingat dan membicarakan kebiasaan masa lampau atau budaya lokal.
Melalui program pemanfaatan hasil kelola Dana Abadi Kebudayaan Tahun 2023, Festival Budaya Ma’rampe-Rampe 2024 bakal digelar pada tanggal 18-20 Mei 2024 lalu di Kawasan Bangunan Cagar Budaya Kantor Onderafdeling Masamba, Luwu Utara, Sulawesi Selatan.
Dimana sebagai bagian dari program kampanye budaya, Sanggar Seni Bunga Masamba selalu tim produksi bakal menampilkan berbagai pertunjukan Seni Komunitas Budaya Sulawesi Selatan, Karya Lintas Seni hingga Lokakarya dan eksebisi pangan lokal serta pameran fotografi juga permainan tradisional.
Ketua Sanggar Seni Bunga Masamba, Muhammad Iqbal mengatakan tujuan dari kegiatan ini untuk menciptakan ruang interaksi budaya yang inklusif dan mendorong lahirnya inisiatif-inisiatif masyarakat dalam mewujudkan kegiatan kebudayaan serta menghidupkan dan menjaga ekosistem kebudayaan yang berkelanjutan.
“Mendorong lahirnya inisiatif-inisiatif masyarakat dalam mewujudkan kegiatan-kegiatan kebudayaan yang memiliki nilai kreativitas, inovasi, pewarisan nilai budaya, pelestarian kearifan lokal, memperkuat karakter bangsa dan keragaman budaya serta sikap toleransi antarbudaya”, ungkapnya, Sabtu (04/05) lalu.