kabarbursa.com
kabarbursa.com

Kenali Demensia, Penyakit Turunkan Daya Ingat Hingga Cara Berpikir

Kenali Demensia, Penyakit Turunkan Daya Ingat Hingga Cara Berpikir
Ilustrasi penderita demensia (Dok: Int)
banner 468x60

KabarMakassar.com — Demensia merupakan penyakit yang dapat menurunkan daya ingat hingga cara berpikir. Kondisi ini berdampak pada gaya hidup, kemampuan bersosialisasi, hingga aktivitas sehari-hari penderitanya. Jenis demensia yang paling sering terjadi adalah penyakit Alzheimer dan demensia vaskular.

Alzheimer merupakan jenis demensia yang berhubungan dengan perubahan genetik dan perubahan protein di otak. Sedangkan, demensia vaskular adalah jenis demensia akibat gangguan di pembuluh darah otak.

Pemprov Sulsel

Perlu digaris bawahi, demensia berbeda dengan pikun. Pikun merupakan perubahan kemampuan berpikir dan mengingat yang biasa dialami seiring pertambahan usia. Perubahan tersebut dapat memengaruhi daya ingat tetapi tidak signifikan dan tidak menyebabkan seseorang bergantung pada yang lainnya.

Dilansir dari Alodokter yang merupakan mitra resmi dari Kementerian Kesehatan, demensia disebabkan oleh rusaknya sel saraf dan hubungan antarsaraf pada otak.

Berdasarkan perubahan yang terjadi, terdapat beberapa jenis demensia:

1. Penyakit Alzheimer merupakan jenis demensia yang paling sering terjadi. Penyebab penyakit Alzheimer masih belum diketahui, tetapi perubahan genetik yang diturunkan dari orang tua diduga dapat meningkatkan risiko terjadinya penyakit ini. Selain faktor genetik, kelainan protein dalam otak juga diduga dapat merusak sel saraf sehat dalam otak.

2. Demensia vaskular disebabkan oleh gangguan pembuluh darah di otak. Stroke berulang merupakan penyebab tersering dari demensia jenis ini.

Selain penyakit Alzheimer dan demensia vaskular, ada beberapa kondisi-kondisi lain yang bisa menimbulkan gejala demensia, tetapi sifatnya sementara. Kondisi tersebut meliputi, kelainan metabolisme atau endrokrin, multiple sclerosis, subdural hematoma, tumor otak, efek samping obat, seperti obat penenang dan obat pereda nyeri, kekurangan vitamin dan mineral tertentu, seperti kekurangan vitamin B1, vitamin B6, vitamin B12, vitamin E, dan zat besi dalam tubuh dan keracunan akibat paparan logam berat, pestisida, dan konsumsi minuman beralkohol.

Gejala Demensia

Gejala utama demensia adalah penurunan memori dan perubahan pola pikir yang tampak pada perilaku dan cara bicara. Gejala tersebut dapat memburuk seiring waktu.

Berikut adalah tahapan gejala yang muncul pada demensia:

Tahap 1, pada tahap ini, kemampuan fungsi otak penderita masih dalam tahap normal, sehingga belum ada gejala yang terlihat.

Tahap 2, gangguan yang terjadi pada tahap ini mulai memengaruhi aktivitas sehari-hari. Contohnya, penderita menjadi sulit melakukan beragam kegiatan dalam satu waktu, sulit membuat keputusan atau memecahkan masalah, mudah lupa akan kegiatan yang belum lama dilakukan, dan kesulitan memilih kata-kata yang tepat.

Tahap 3, pada tahap ini, mulai terjadi gangguan mental organik. Penderita dapat tersesat saat melewati jalan yang biasa dilalui, sulit mempelajari hal baru, suasana hati tampak datar dan kurang bersemangat, serta mengalami perubahan kepribadian dan penurunan kemampuan saat bersosialisasi.

Tahap 4, ketika memasuki tahap ini, penderita mulai membutuhkan bantuan orang lain dalam melakukan aktivitas sehari-hari, seperti berpakaian dan mandi. Penderita juga mengalami perubahan pola tidur, kesulitan dalam membaca dan menulis, menjadi apatis, menarik diri dari lingkungan sosial, berhalusinasi, mudah marah, dan bersikap kasar.

Tahap 5, apabila sudah masuk ke tahap ini, seseorang dapat dikatakan mengalami demensia berat. Demensia pada tahap ini menyebabkan penderita tidak dapat hidup mandiri. Penderita akan kehilangan kemampuan dasar, seperti berjalan atau duduk, tidak mengenali anggota keluarga, dan tidak memahami bahasa.

Faktor risiko demensia

Sejumlah faktor yang dapat meningkatkan risiko demensia, yaitu, pertambahan usia, riwayat demensia dalam keluarga, pola makan tidak sehat, jarang berolahraga, kebiasaan merokok, kecanduan alkohol.

Selain itu, ada beberapa penyakit yang juga berisiko menimbulkan demensia, antara lain, sindrom down, depresi, sleep apnea, obesitas, kolesterol tinggi, hipertensi, diabetes.

Konsultasi ke dokter

Konsultasi ke dokter saraf atau psikiater sebaiknya dilakukan pada seseorang yang mengalami salah satu atau beberapa gejala demensia, agar dilakukan pemeriksaan lebih lanjut. Demensia sering disamakan dengan pikun pada orang tua, karena sama-sama berkaitan dengan penurunan daya ingat. Namun, jika penurunan daya ingat terus memburuk hingga menyulitkan penderita untuk melakukan aktivitas sehari-hari, pemeriksaan harus segera dilakukan.

Pemeriksaan oleh dokter perlu segera dilakukan pada seseorang yang mengalami beberapa atau banyak gejala yang dicurigai sebagai gejala awal demensia, antara lain, mudah lupa, sulit mempelajari hal baru, sulit konsentrasi, sulit mengingat waktu dan tempat, suasana hati tidak menentu, sering kehilangan benda akibat lupa tempat meletakkannya, sulit menemukan kata yang tepat saat berbicara, apatis atau tidak perduli terhadap lingkungan sekitar, sering mengulang aktivitas yang sama tanpa disadari dan sulit melakukan aktivitas yang biasa dilakukan sehari-hari.