KabarMakassar.com — Pada penutupan perdagangan Kamis (08/08) kemarin, indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) tetap berada di zona merah. Menurut data dari RTI Business, IHSG turun sebesar 17,01 poin atau -0,24%, menempatkannya di level 7.195,12.
Tren negatif mendominasi pergerakan saham hingga akhir perdagangan. Data menunjukkan 295 saham mengalami penurunan, 265 saham menguat, dan 226 saham stagnan.
Selama sesi perdagangan, IHSG sempat mencapai posisi tertinggi di level 7.234,44 dan terendah di level 7.181,76. Hingga penutupan, total volume perdagangan mencapai 15,47 miliar lembar saham dengan frekuensi transaksi sebanyak 921.790 kali. Nilai total transaksi mencapai Rp8,70 triliun.
Di sisi lain, bursa saham Asia menunjukkan performa yang beragam. Hang Seng naik 13,97 poin, Shanghai Composite menguat tipis 0,06 poin, dan Straits Times menambah 12,11 poin. Namun, indeks Nikkei turun signifikan sebesar 258,50 poin.
Pergerakan IHSG juga ditandai oleh dinamika indeks lainnya. LQ45 melemah 0,0056% menjadi 903,763, sementara IDX30 sedikit menguat 0,0038% ke 451,863. Dari kelompok saham blue chip, 21 emiten melemah, 17 emiten menguat, dan 7 emiten tidak mengalami perubahan harga.
Meskipun IHSG melemah, sejumlah saham blue chip tetap aktif diperdagangkan. Berdasarkan data dari IMQ21, saham yang paling aktif diperdagangkan adalah:
1. BBRI (Bank Rakyat Indonesia) dengan 16.733 transaksi.
2. ASII (Astra International) dengan 14.403 transaksi.
3. TLKM (Telkom Indonesia) dengan 10.991 transaksi.
4. BBCA (Bank Central Asia) dengan 10.920 transaksi.
5. ANTM (Aneka Tambang) dengan 9.628 transaksi.
Penutupan perdagangan juga mencatatkan transaksi sebesar Rp8,6 triliun dari 15,4 miliar saham yang diperdagangkan. Indeks LQ45 turun 0,54% ke 898,904, indeks JII turun 1,45% ke 492,09, sementara indeks IDX30 menguat 0,5% ke 454,123, dan indeks MNC36 naik 0,45% ke 342,516.
Beberapa sektor yang menguat antara lain:
– Industri naik 0,09%
– Konsumer non-siklikal naik 0,05%
– Kesehatan naik 0,28%
– Keuangan naik 0,43%
– Properti naik 1,75%
– Teknologi naik 0,19%
Sektor yang mengalami pelemahan meliputi:
– Energi turun 0,37%
– Barang baku turun 1,73%
– Konsumer siklikal turun 0,5%
– Infrastruktur turun 0,72%
– Transportasi turun 0,69%
Top gainers hari ini meliputi saham PT Esta Indonesia Tbk (NEST) yang naik 35% ke Rp270, PT Asuransi Jiwa Syariah Jasa Mitra Abadi Tbk (JMAS) yang naik 34,21% ke Rp102, dan PT Global Sukses Digital Tbk (DOSS) yang naik 34,07% ke Rp244. Sementara itu, top losers antara lain PT Jaya Trishindo Tbk (HELI) yang turun 18,43% ke Rp416, PT Wulandari Bangun Laksana Tbk (BSBK) yang turun 10,53% ke Rp68, dan PT Paperocks Indonesia Tbk (PPRI) yang turun 9,92% ke Rp109.
Saham yang paling aktif diperdagangkan meliputi PT Bank Central Asia Tbk (BBCA), PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI), dan PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI).
Pada perdagangan dua hari sebelumnya, IHSG kembali pulih pada perdagangan Rabu (07/08) dengan ditutup naik 1,16% ke posisi 7.212,13, berkat membaiknya sentimen pasar global setelah beberapa pejabat bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) menyampaikan pandangan yang lebih dovish.
entimen positif ini didorong oleh komentar beberapa pejabat The Fed yang menolak gagasan bahwa data tenaga kerja yang lemah akan menyebabkan resesi, memberikan angin segar bagi pelaku pasar.
Presiden The Fed Chicago, Austan Goolsbee, menegaskan bahwa pasar saham tidak mempengaruhi keputusan The Fed mengenai suku bunga. Goolsbee juga mengingatkan bahwa meskipun pasar saham mengalami volatilitas tinggi, The Fed akan tetap berpegang pada data ekonomi dalam menentukan kebijakan moneternya.
Volatilitas pasar yang tinggi pada awal pekan ini, dengan VIX index yang mengukur ketidakpastian pasar naik lebih dari 60%, berangsur mereda setelah komentar dovish dari pejabat The Fed. Hal ini membantu memulihkan IHSG dan pasar keuangan lainnya.
Menurut alat FedWatch dari CME Group, pelaku pasar kini memperkirakan peluang 75% bahwa The Fed akan memotong suku bunga sebesar 50 basis poin pada bulan September, dengan estimasi The Fed Funds Rate (FFR) pada akhir tahun mencapai 4,25 – 4,50%.
IHSG kembali bergairah di tengah membaiknya sentimen pasar global dan domestik, menunjukkan bahwa pasar saham Indonesia tetap resisten dan mampu pulih dengan cepat dari goncangan global. Dengan pemulihan ini, diharapkan IHSG dapat terus menguat dan memberikan kepercayaan kepada para investor terhadap stabilitas pasar saham Indonesia.