kabarbursa.com
kabarbursa.com

Rupiah Menguat di Tengah Optimisme Penurunan Suku Bunga The Fed

Rupiah Sentuh Level Rp15.704 Berkat Data Ketenagakerjaan AS
ilustrasi rupiah (doc KabarMakassar)
banner 468x60

KabarMakassar.com — Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat diprediksi akan berfluktuasi namun diperkirakan menguat dalam rentang Rp15.980—Rp16.050 pada perdagangan hari ini, Kamis (08/08). Optimisme investor terhadap potensi penurunan suku bunga The Fed pada bulan September menjadi pendorong utama penguatan rupiah.

Pada perdagangan Rabu (07/08) kemarin, rupiah ditutup menguat 0,80% ke Rp16.035 per dolar AS. Indeks dolar AS juga mencatatkan penguatan 0,13% ke 103,10.

Pemprov Sulsel

Para trader saat ini mengantisipasi pelonggaran suku bunga sebesar 110 basis poin (bps) dari The Fed sepanjang tahun ini. Menurut CME FedWatch Tool, peluang pemangkasan suku bunga sebesar 50 bps pada bulan September mencapai hampir 70%, turun dari 85% di awal pekan ini.

Para pembuat kebijakan bank sentral AS pada awal pekan ini menolak anggapan bahwa data pekerjaan bulan Juli yang lebih lemah dari perkiraan menandakan ekonomi sedang menuju resesi. Namun, mereka juga memperingatkan perlunya pemangkasan suku bunga untuk menghindari hasil tersebut.

Sementara itu, Wakil Gubernur Bank of Japan, Shinichi Uchida, menyatakan bahwa BOJ tidak akan menaikkan suku bunga saat pasar tidak stabil. Pernyataannya ini meningkatkan optimisme bahwa suku bunga Jepang tidak akan naik setajam yang diperkirakan sebelumnya.

Di dalam negeri, sentimen positif datang dari cadangan devisa Indonesia per akhir Juli 2024. Bank Indonesia melaporkan cadangan devisa Indonesia mencapai US$145,4 miliar, meningkat dibandingkan dengan posisi akhir Juni 2024 sebesar US$140,2 miliar. Kenaikan ini terutama disebabkan oleh penerbitan sukuk global pemerintah serta penerimaan pajak dan jasa.

Kenaikan cadangan devisa ini menunjukkan ketahanan sektor eksternal dan stabilitas makroekonomi Indonesia.

Cadangan devisa pada akhir Juli 2024 setara dengan pembiayaan 6,5 bulan impor atau 6,3 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah, melebihi standar kecukupan internasional yang sekitar tiga bulan impor.

Bank Indonesia menilai bahwa cadangan devisa yang memadai ini mampu mendukung ketahanan sektor eksternal serta menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan. Ke depan, BI optimis cadangan devisa akan tetap cukup untuk mendukung ketahanan sektor eksternal.

Untuk perdagangan hari ini, rupiah diperkirakan akan bergerak fluktuatif, namun diprediksi ditutup menguat dalam rentang Rp15.980-Rp16.050 per dolar AS.

Potensi resesi di Amerika Serikat juga semakin memperkuat nilai tukar rupiah terhadap dolar AS.

Data Refinitiv menunjukkan bahwa pada pukul 12.04 WIB, Rabu (07/08), rupiah berada di level Rp16.110/US$, menguat 0,31% dari penutupan perdagangan sebelumnya di Rp16.160/US$.

Di Sisi lain, Sahm Rule Indicator, indikator yang sering digunakan untuk mendeteksi resesi di AS, menunjukkan kenaikan konsisten selama tiga bulan berturut-turut sejak Mei 2024, mencapai 0,53% pada Juli 2024.

Sejarah menunjukkan bahwa setelah peringatan Sahm Rule muncul atau indikator mencapai 0,50 poin persentase, angka pengangguran cenderung meningkat, yang telah terjadi sejak 1953 tanpa kesalahan dalam mendeteksi resesi.

Dengan kemungkinan resesi di AS dan survei CME FedWatch Tool yang menunjukkan The Fed kemungkinan besar akan memangkas suku bunganya pada bulan September, tekanan terhadap rupiah diperkirakan akan semakin minim. Aliran modal asing diperkirakan akan kembali masuk ke pasar negara berkembang, termasuk Indonesia, sehingga mendukung penguatan rupiah lebih lanjut.

Potensi penguatan rupiah ke bawah Rp16.110 masih terbuka luas karena nilai tukar rupiah saat ini masih undervalued atau berada di bawah harga pasar.

Kurs Rupiah Terhadap Dolar AS di Beberapa Bank (8 Agustus 2024)

Bank Indonesia
– Kurs Jual: Rp 16.263,92
– Kurs Beli: Rp 16.102,08

Bank BCA

E-Rate
– Kurs Jual: Rp 16.020,00
– Kurs Beli: Rp 16.050,00

TT Counter
– Kurs Jual: Rp 15.885,00
– Kurs Beli: Rp 16.185,00

Bank Notes
– Kurs Jual: Rp 15.885,00
– Kurs Beli: Rp 16.185,00

Bank Mandiri

Spesial Rate
– Kurs Jual: Rp 16.140,00
– Kurs Beli: Rp 16.160,00

TT Counter
– Kurs Jual: Rp 15.925,00
– Kurs Beli: Rp 16.275,00

Bank Notes
– Kurs Jual: Rp 15.925,00
– Kurs Beli: Rp 16.275,00

Bank BRI

E-Rate
– Kurs Jual: Rp 16.025,00
– Kurs Beli: Rp 16.055,00

TT Counter
– Kurs Jual: Rp 15.920,00
– Kurs Beli: Rp 16.170,00

Diketahui Kurs Jual adalah kurs yang digunakan jika Anda akan menukarkan rupiah dengan mata uang asing. Sementara Kurs Beli adalah kurs yang digunakan saat Anda hendak menukarkan mata uang asing dengan rupiah.