KabarMakassar.com — Berdasarkan data dari Kementerian Ketenagakerjaan Republik Indonesia, jumlah pekerja yang terdampak Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) Semester I 2024 atau pada kurun waktu Januari hingga Juni 2024 mencapai 32.064 pekerja.
Wakil Menteri (Wamen) Ketenagakerjaan RI, Afriansyah Noor menyebut evaluasi tengah dilakukan dan menyebut terdapat imbas dari global yang menjadi salah satu penyebabnya. Terkhusus di bidang padat karya.
“Jadi memang setelah kita evaluasi khususnya di bidang padat karya, dampak dari global perekonomian dunia memang jumlah permintaan kepada mereka itu berkurang. Sehingga pabrik-pabrik yang tadinya menyiapkan untuk ekspor itu menurun nilai ekspornya,” jelasnya usai Pelatihan Berbasis Kompetensi di BBPVP Makassar pada Rabu (07/08).
Afriansyah mengaku saat ini juga tengah dilakukan mapping untuk mengetahui lebih lanjut atas tindakan apa yang akan dilakukan ke depannya.
Ia menyebut walau banyak yang berhenti, namun ada pula investasi ke Indonesia untuk membangun usaha industri di bidang padat karya.
“Seperti pabrik sepatu dan lainnya. Jadi kita masih mengevaluasi penyebabnya, apakah memang pangsa pasarnya yang berkurang. Tetapi kita akan menekankan bagaimana membangun industri di Indonesia dan pangsa pasarnya juga di Indonesia,” tukasnya.
“Jadi ini yang kita harapkan bisa membangkitkan dan menyerap tenaga kerja kembali, makanya pemerintahan Pak Jokowi kemarin telah meresmikan beberapa kawasan industri untuk kita ke depan,” lanjutnya.
Ia menegaskan bahwa Kementerian Ketenagakerjaan juga sangat mengutamakan perekrutan tenaga kerja lokal.
“Misalnya dibangun pabrik di Sulsel di Kabupaten Jeneponto. Kita mengutamakan serapan tenaga kerja dalam membangun konstruksi tentunya mengambil anak-anak di wilayah Jeneponto,” paparnya.
Afriansyah menyebut Kementerian Ketenagakerjaan terus berupaya untuk membangun sumber daya manusia serta memberi pelatihan agar dapat memenuhi kebutuhan lapangan kerja. Sehingga kegiatan yang dilakukan dapat bersinergi dan berkesinambungan.
Diketahui, pemutusan hubungan kerja terbanyak di Indonesia berada di DKI Jakarta dengan jumlah 7.469 pekerja terdampak, selanjutnya ada Banten sebanyak 6.135 pekerja, Jawa Barat dengan total 5.155 pekerja, Jawa Tengah dengan 4.275 pekerja, dan Sulawesi Tengah berjumlah 1.812 pekerja.