KabarMakassar.com — Pasar kripto mengalami penurunan pada hari Selasa (06/08). Meski demikian, kondisi ini lebih baik dibandingkan dengan penurunan sebelumnya yang cukup tajam.
Menurut data dari CoinMarketCap pada pukul 08:35 WITA, sebagian besar aset kripto mengalami pelemahan. Bitcoin melemah 2,99% ke harga US$55.610,38, sementara secara mingguan berada di zona merah dengan penurunan 16,27%. Ethereum juga berada dalam tren negatif, turun 4,91% dalam 24 jam terakhir dan mengalami penurunan 23,96% dalam sepekan.
XRP mencatat penurunan harian sebesar 1,18% dan merosot 15,64% selama seminggu terakhir. Toncoin juga melemah, turun 10,03% dalam 24 jam terakhir dan 18,49% dalam tujuh hari terakhir.
Indeks CoinDesk Market (CMI), yang mengukur kinerja kapitalisasi pasar aset digital, turun 4,75% ke angka 2.061,74. Selain itu, open interest terdepresiasi 10,96% menjadi US$48,1 miliar.
Indeks Fear & Greed yang diambil dari coinmarketcap.com menunjukkan angka 32, mengindikasikan bahwa pasar berada dalam fase pesimis atau ketakutan terkait kondisi ekonomi dan industri kripto saat ini.
Sementara itu, menurut coindesk.com, Bitcoin dan kripto lainnya sempat mengalami rebound setelah penurunan yang cukup signifikan sebelumnya.
Dalam sepekan terakhir, Bitcoin yang semula diperdagangkan mendekati US$70.000 mengalami penurunan hingga 30%, menjadikannya penurunan terdalam dalam siklus pasar kali ini. Beberapa analis membandingkan situasi ini dengan crash yang terjadi akibat pandemi Covid-19 pada tahun 2020.
Alex Thorn, kepala riset di Galaxy, menyatakan bahwa meskipun penurunan ini terasa brutal, hal tersebut cukup umum dalam pasar bullish sebelumnya. Daniel Cheung, salah satu pendiri firma modal ventura aset digital Syncracy Capital, menambahkan bahwa meskipun penurunan ini tidak separah crash pada Maret 2020, penurunan BTC sebesar 57% dalam enam hari saat itu tetap menjadi perbandingan yang relevan.
Cheung juga menambahkan bahwa pasar kripto kemungkinan akan pulih dengan cepat karena banyak penjualan saat ini terjadi akibat kepanikan dan paksaan. Senada dengan itu, Matt Hougan, CEO Bitwise, menyatakan bahwa penurunan ini bisa menjadi peluang beli, meskipun media mengklaim bahwa Bitcoin telah gagal sebagai aset lindung nilai.
Namun, risiko jangka pendek masih ada. Markus Thielen, pendiri 10x Research, memperingatkan bahwa BTC mungkin akan turun hingga US$42.000 jika kelemahan ekonomi saat ini memburuk menjadi resesi.
Penurunan harga kriptoini, disebabkan oleh kekhawatiran akan kemungkinan resesi di Amerika Serikat, yang mendorong investor beralih ke aset aman. Mengutip Reuters, harga Bitcoin sempat merosot ke US$53.091, Senin (05/08), terendah sejak akhir Februari. Sementara harga Ethereum turun 16% ke US$2.300, terendah sejak pertengahan Januari.