kabarbursa.com
kabarbursa.com
News  

Pilkada Lutim, Survei LSI Denny JA Klaim Ibas Ungguli Petahana

Pilkada Lutim, Survei LSI Denny JA Klaim Ibas Ungguli Petahana
Tingkat elektabilitas tiga kandidat calon Bupati Luwu Timur 2024 yang dirilis LSI Denny JA di Makassar. Foto IST
banner 468x60

KabarMakassar.com — Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA merilis survei kandidat Pilkada Kabupaten Luwu Timur, Sulawesi Selatan tahun 2024 pada kontestasi yang dihelat serentak 27 Nopember mendatang.

Hasilnya, petahana bakal calon Bupati Lutim, Budiman Hakim terancam kalah oleh penantang Irwan Bachri Syam atau Ibas.

Pemprov Sulsel

Menurut temuan survei LSI Denny JA yang dirilis di Kota Makassar pada Rabu (31/7), tingkat elektabilitas atau keterpilihan Ibas mencapai 43 persen, Budiman 32 persen dan Usman Sadik 4,1 persen.

Sementara 20,9 persen responden survei tidak menjawab. Peneliti Senior LSI Denny JA, Ikrama Masloman, mengatakan, Ibas unggul 10 persen di atas Budiman dalam simulasi head to head Pilkada Lutim 2024.

“Sementara dalam simulasi Head to head, Irwan Bachri Syam 44,3 persen dan Budiman Hakim 33,2 persen. Selisihnya terpaut 10 persen dengan Budiman Hakim,” kata Ikrama Masloman dalam pemaparan surveinya.

Dimana temuan survei LSI Denny JA Pilkada Lutim tersebut dilakukan secara tatap muka pada 3 sampai 9 Juni 2024. Dengan jumlah responden 440 di semua kecamatan.

Adapun metode yang digunakan LSI Denny JA dalam survei ini menggunakan multistage random sampling dan margin of erorr 4,8 persen.

Berdasarkan temuan LSI Denny JA, tingkat keterkenalan atau popularitas Budiman lebih tinggi sebesar 89,8 persen dan Ibas 86,8 persen. Dari segi kesukaan, Ibas disukai responden sebanyak 90,3 persen, sementara Budiman 85,1 persen.

“Dengan data Juni 2024, pertarungan pilkada Luwu Timur per hari ini hanyalah pertarungan head to head dua tokoh yaitu Budiman versus Ibas. Pertarungan antara petahana dan Penantang,” tutur Ikrama Masloman.

Menurut Ikrama Masloman, dari survei ini terlihat pesona Ibas meningkat dibanding Budiman yang meredup jelang 5 bulan hari pencoblosan Pilkada Lutim 2024.

“Kenapa petahana meredup, karena tingkat approval rating atau tingkat keberhasilannya rendah di bawah 70 persen. Dari survei ini Budiman sebagai petahana keberhasilannya di bawah 63,1 dan 33,6 persen responden menilai cukup berhasil,” tandas Ikrama.

Sementara itu, partai Gerindra memberi sinyal akan mendukung Budiman Hakim dan Akbar Andi Laluasa sebagai pasangan bakal calon bupati dan wakil bupati Kabupaten Luwu Timur, Sulawesi Selatan (Sulsel), Pilkada 2024.

Kode dukungan Gerindra kepada duet kader PDIP-Golkar tersebut diketahui dengan kehadiran Budiman di rumah Ketua DPD Gerindra Sulsel Andi Iwan Darmawan Aras atau AIA di Makassar, Jumat (19/7) malam.

Pertemuan Budiman dengan AIA turut dihadiri caleg terpilih DPRD Lutim dari PDIP, Mahading bersama rombongan lainnya.

Jika Gerindra bakal mengusung duet Budiman-Akbar, maka 2 kursi Gerindra di Bumi Lakipadada akan diganjar dengan apa?

Ketua Bappilu DPD Partai Gerindra Sulsel, Harmansyah yang dikonfirmasi wartawan belum dapat berkomentar banyak soal pertemuan Budiman dan AIA.

“Saya kurang paham isi pertemuannya,” kata Harmansyah dalam keterangan tertulis Selasa (23/7) lalu.

Sekadar diketahui, Pilkada Lutim 2024 hampir dipastikan akan diikuti 3 pasangan calon.

Ketiganya adalah Irwan Bachri Syam-Puspawati Husler, pasangan Isrullah Ahmad-Usman Sadik dan pasangan Budiman-Akbar Andi Laluasa.

Untuk maju Pilkada Lutim 2024, setiap pasangan calon bupati harus didukung minimal 7 kursi di DPRD setempat. Syarat dukungan Budiman-Akbar sendiri sudah cukup dengan 10 kursi PDIP.

Sementara itu, Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Sulawesi Selatan (Sulsel) memastikan partainya belum pasti akan mengusung Budiman petahana Bupati Luwu Timur (Lutim).

Selain itu, bakal calon Walikota Palopo Putri Dakka juga belum resmi diusung PDIP meski sudah mendapat surat tugas dari DPP.

Demikian ditegaskan Ketua Bidang Kehormatan PDIP Sulsel Andi Ansyari Mangkona, Selasa (2/7) kepada kabarmakassar.com. Ia mengatakan, surat tugas Putri Dakka bertujuan agar kandidat tersebut bisa mencukupkan partai koalisi. Dokumen itu bukan keputusan final untuk mengusung.

“Surat tugas itu cuma satu, tapi belum pasti diusung. Surat tugas itu kan seperti di Palopo, karena mau dilihat surveinya seperti apa,” kata Ansyari Mangkona.

Meski di Bumi Batara Guru PDIP mampu mengusung tanpa berkoalisi dengan 10 kursi. Tapi Budiman pasti diusung. PDIP Sulsel tetap meminta Budiman yang juga Ketua DPC PDIP Lutim untuk melakukan komunikasi politik dengan tujuan berkoalisi parpol lain.

“Kader kita juga itu (Budiman) masih berupa surat tugas, walaupun di sana sudah cukup biar tidak berkoalisi. Tapi kan harusnya kita mengajak partai-partai bekerja sama untuk kepentingan masyarakat,”ujar Ansyari Mangkona.

Selain itu, Ansyari Mangkona menyebut partainya hanya mengeluarkan surat tugas kepada satu bakal calon kepala daerah pada setiap kabupaten/kota.

Selain itu, Ansyari Mangkona juga menegaskan PDIP belum punya usungan final di Sulsel. Keputusan akhir partai berlambang moncong putih ditentukan oleh Megawati Soekarnoputri.