KabarMakassar.com — Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali mencatatkan penurunan pada perdagangan sesi I hari Selasa ((30/07) kemarin.
IHSG bergerak cenderung melemah, mengikuti tren serupa di bursa-bursa utama Asia-Pasifik. Hingga pukul 12:00 WIB, IHSG turun sebesar 0,54% dan berada di level 7.249,18, meskipun masih berada di atas level psikologis 7.200.
Volume perdagangan pada sesi I hari ini mencapai sekitar 7,9 miliar saham yang berpindah tangan sebanyak 609.794 kali, dengan nilai transaksi mencapai Rp 4,4 triliun. Dari total saham yang diperdagangkan, terdapat 228 saham yang mengalami kenaikan, sementara 314 saham mengalami penurunan, dan 227 saham lainnya stagnan.
Sektor transportasi menjadi kontributor terbesar penurunan IHSG, dengan koreksi mencapai 1,45%. Saham PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (TLKM) menjadi saham yang paling menekan IHSG pada sesi I, memberikan kontribusi negatif sebesar 15,5 indeks poin.
Penurunan IHSG sejalan dengan pelemahan yang terjadi di berbagai bursa Asia-Pasifik. Indeks Nikkei 225 Jepang turun 0,89%, Hang Seng Hong Kong merosot 1,26%, Shanghai Composite China melemah 0,84%, Straits Times Singapura turun tipis 0,07%, ASX 200 Australia terkoreksi 0,78%, dan KOSPI Korea Selatan ambrol 1,03%.
Pada sesi akhir perdagangan kemarin, IHSG terpantau betah di zona merah hingga penutupan perdagangan Selasa, 30 Juli 2024. Berdasarkan data RTI Business, indeks Indonesia itu menukik -0,65% sehingga posisinya kini berada di level 7.241,86.
Untuk perdagangan esok hari, IHSG diperkirakan masih rawan mengalami koreksi dengan rentang support 7.207 dan resistance 7.272.
Pelaku pasar tampak berhati-hati menanti risalah rapat Federal Open Market Committee (FOMC) dari bank sentral Amerika Serikat, Federal Reserve (The Fed). Pasar memperkirakan bahwa The Fed akan mempertahankan suku bunga acuannya pada pertemuan kali ini, dengan potensi penurunan suku bunga di masa depan.
Ekonom tidak mengharapkan perubahan signifikan pada tingkat suku bunga federal selama pertemuan ini, tetapi investor mencari petunjuk mengenai kemungkinan pemangkasan suku bunga pada bulan September mendatang.
Dari dalam negeri, Kementerian Investasi atau Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) melaporkan bahwa realisasi investasi sepanjang semester I-2024 mencapai Rp 829,9 triliun. Angka ini menunjukkan peningkatan sebesar 22,3% dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Realisasi investasi ini telah mencapai 67% dari target Rencana Strategis (Renstra) sebesar Rp 1.239,3 triliun dan 50,3% dari target yang ditetapkan Presiden Jokowi sebesar Rp 1.650 triliun. Dengan capaian realisasi tersebut, penyerapan tenaga kerja mencapai 1.225.042 orang.
Dari total realisasi Rp 829,9 triliun, 50,8% atau Rp 421,7 triliun merupakan investasi asing (PMA) dan sisanya Rp 408,2 triliun atau 49,2% adalah investasi domestik (PMDN). Pada semester I-2024 ini, PMA naik 16,1% secara tahunan dan PMDN meningkat 29,4%.
Penutupan perdagangan sesi I menunjukkan IHSG melemah 47,03 poin atau 0,65% ke level 7.241,86. Sebanyak 260 saham mencatatkan kenaikan, 305 saham turun, dan 220 saham stagnan.
Tiga sektor berhasil bertahan di zona hijau, yaitu sektor kesehatan yang naik 0,75%, sektor barang konsumen non-primer yang naik 0,28%, dan sektor barang konsumen primer yang naik 0,08%. Sementara itu, sektor transportasi terkoreksi paling dalam, turun 1,20%, diikuti sektor infrastruktur yang turun 0,84%, dan sektor energi yang turun 0,40%.
Pelemahan IHSG hari ini juga dipengaruhi oleh pergerakan nilai tukar rupiah yang kembali melemah terhadap dolar Amerika Serikat (AS). Rupiah spot melemah 0,12% ke Rp 16.300 per dolar AS, sementara rupiah Jisdor turun 0,21% ke Rp 16.320 per dolar AS. Harga komoditas juga cenderung terkoreksi, menambah tekanan pada IHSG.
Beberapa saham yang direkomendasikan untuk dicermati oleh investor antara lain PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BRIS) dengan target harga Rp 2.600 – Rp 2.700 per saham, PT Kian Santang Muliatama Tbk (RGAS) Rp 94 – Rp 99 per saham, dan PT Medialoka Hermina Tbk (HEAL) Rp 1.400 – Rp 1.450 per saham.
Pasar saat ini juga masih menantikan risalah dan pandangan terkait sikap The Fed ke depannya, sehingga membuat mereka cenderung wait and see. Konsensus pasar memperkirakan bahwa The Fed akan mempertahankan suku bunga di level 5,5% dan memprediksi adanya pemangkasan sebesar 25 bps pada bulan September 2024. Dari dalam negeri, data inflasi dan indeks manufaktur PMI juga menjadi perhatian pelaku pasar, sehingga mereka cenderung berhati-hati.
Rekomendasi trading buy diberikan untuk saham PT Bank Jago Tbk (ARTO) dan PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNGA), serta speculative buy untuk PT Mitra Adiperkasa Tbk (MAPI). Pergerakan ARTO berada di level support Rp 2.470 per saham dan resistance Rp 2.960 per saham. MAPI bergerak di level support Rp 1.380 per saham dan resistance Rp 1.580 per saham. BNGA berada di level support Rp 1.790 per saham dan resistance Rp 1.990 per saham.
Pada perdagangan Senin, 29 Juli 2024, IHSG ditutup menguat tipis 0,01% ke posisi 7.288,9 setelah sebelumnya sempat menguat hingga ke level psikologis 7.300. Nilai transaksi mencapai sekitar Rp 10,36 triliun dengan volume perdagangan sebanyak 14,52 miliar saham yang diperdagangkan dalam 941.407 transaksi.
Investor asing tercatat melakukan pembelian bersih sebesar Rp 176,63 miliar di seluruh pasar, dengan rincian Rp 47,14 miliar di pasar reguler dan Rp 129,49 miliar di pasar negosiasi dan tunai.
Meskipun demikian, beberapa saham mengalami tekanan jual dari investor asing, antara lain PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI), PT AKR Corporindo Tbk (AKRA), PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN), dan PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP).
IHSG pada perdagangan hari ini tetap bertahan di zona merah hingga penutupan, melemah 0,65% ke level 7.241,86. Volume perdagangan mencapai 13,91 miliar lembar saham dengan frekuensi 1.010.938 kali dan nilai transaksi sebesar Rp 8,92 triliun.
Bursa Asia lainnya juga mencatatkan penurunan, dengan Hang Seng melemah 1,37%, Shanghai Composite turun 0,43%, dan Straits Times melemah 0,07%. Sementara itu, Nikkei 225 Jepang berhasil mencatatkan kenaikan tipis 0,15%.