kabarbursa.com
kabarbursa.com

Penutupan Perdagangan Pekan Ini, IHSG Menguat di Level 7.263

IHSG Catat Penguatan di Perdagangan Awal Pekan, Sektor Teknologi Memimpin
Ilustrasi Saham (Dok : KabarMakassar).
banner 468x60

KabarMakassar.com — Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pagi ini, Sabtu (27/07) dibuka dengan kenaikan, menguat sebesar 23 poin atau 0,33% ke level 7.263. Menurut data dari RTI pada Jumat (26/07), IHSG mencatat posisi tertinggi di 7.281 dan terendah di 7.256. Sebanyak 196 saham tercatat naik, 101 saham turun, dan 211 saham stagnan.

IHSG hari ini berfluktuasi di kisaran 7.200 hingga 7.270. Beberapa sentimen yang mempengaruhi pergerakan IHSG termasuk pelemahan selama tiga hari berturut-turut sebelumnya. Penurunan IHSG kemarin sejalan dengan pergerakan di Wall Street dan bursa Asia seperti Nikkei 225 dan Hang Seng.

Pemprov Sulsel

Para pelaku pasar cenderung melakukan aksi profit taking terhadap emiten yang kinerjanya tidak sesuai harapan. Di sisi lain, kondisi ekonomi domestik masih sepi sentimen di akhir Juli 2024 dengan nilai tukar rupiah yang bergerak volatil di sekitar Rp 16.224 per dolar AS.

Investor asing juga menunjukkan kecenderungan inflow ke pasar ekuitas domestik dengan nilai Rp 398,28 miliar pada Kamis (25/7). Aksi akumulasi ini terutama terjadi pada saham-saham seperti BBCA, ISAT, dan SMGR.

Data realisasi investasi yang akan dirilis dalam waktu dekat diharapkan dapat mendorong sektor pertambangan, terutama metal mining, meskipun harga komoditas menurun akibat pertumbuhan ekonomi yang terbatas di China dan Jepang. Pelaku pasar juga mengamati rebalancing indeks yang akan efektif mulai 1 Agustus 2024.

Dari Amerika Serikat, pertumbuhan ekonomi tahunan (yoy) pada kuartal kedua 2024 tercatat tumbuh 2,8%, meningkat dari kuartal sebelumnya yang tumbuh 1,4%. Daya beli yang meningkat memberikan optimisme pasar terhadap kemungkinan penurunan suku bunga dalam waktu dekat.

Di Asia, ekonomi Korea Selatan pada kuartal kedua 2024 terkoreksi -0,2% qoq akibat penurunan konsumsi, lebih rendah dari pertumbuhan PDB kuartal sebelumnya sebesar 1,3%. Namun, secara tahunan PDB Korea Selatan masih tumbuh 2,3%.

Pergerakan Bursa Saham Asia dan Sentimen Global

IHSG dan bursa saham Asia kompak menghijau pada perdagangan hari ini. Optimisme pasar terhadap ekonomi Amerika Serikat yang diperkirakan mencapai soft landing, serta kemungkinan The Fed akan memangkas suku bunga pada September, menjadi katalis utama.

Pada perdagangan, Jumat (26/07) kemarin, IHSG ditutup di level 7.288,16, menguat 0,66% atau 47,89 poin dibandingkan hari sebelumnya. IHSG mencapai posisi tertinggi di 7.298,95 dan terendah di 7.256,53.

Volume perdagangan mencapai 13,54 miliar saham dengan nilai transaksi Rp 8,38 triliun dan frekuensi 875 ribu kali transaksi. Sebanyak 327 saham naik, 240 saham turun, dan 222 saham stagnan.

Sektor saham yang mencatat kenaikan tertinggi antara lain energi, transportasi, dan industri dengan masing-masing menguat 1,31%, 1,06%, dan 0,91%. Saham barang baku juga menguat 0,75%.

Saham yang menjadi top gainers di antaranya PT Satria Mega Kencana Tbk (SOTS) yang naik 25%, PT Charnic Capital Tbk (NICK) naik 24,8%, dan PT Lippo Cikarang Tbk (LPCK) naik 11,8%. Sementara itu, saham yang menjadi top losers antara lain PT Wahana Interfood Nusantara Tbk (COCO) yang turun 24,4%, PT Jaya Trishindo Tbk (HELI) turun 23,4%, dan PT Pembangunan Jaya Ancol Tbk (PJAA) turun 8,28%.

Bursa Asia lainnya juga bergerak positif. SENSEX (India) naik 1,62%, Shenzhen Comp. (China) menguat 1,43%, SETI (Thailand) menguat 1,21%, PSEI (Filipina) naik 0,84%, Kospi (Korea Selatan) naik 0,78%, Ho Chi Minh Stock Index (Vietnam) naik 0,72%, CSI 300 (China) naik 0,29%, Shanghai Composite (China) naik 0,14%, dan Hang Seng (Hong Kong) menguat 0,10%. Sebaliknya, Nikkei 225 (Tokyo) turun 0,53%, Topix (Jepang) turun 0,38%, KLCI (Malaysia) turun 0,14%, dan Straits Time (Singapura) turun 0,12%.

Sentimen perdagangan hari ini terutama berasal dari global, khususnya Amerika Serikat. Perekonomian AS tumbuh 2,8% pada kuartal kedua 2024, naik dari 1,4% pada kuartal sebelumnya dan melampaui prediksi pasar sebesar 2%.

Ekspektasi terhadap pemangkasan suku bunga acuan Bank Sentral AS (The Fed) pada September sedikit menurun. Menurut data CME Fed Watch Tools, probabilitas penurunan suku bunga The Fed pada September melemah menjadi 89,6% dari sebelumnya 94%.

Dilansir dari Bloomberg yang dikutip Sabtu (27/07), menunjukkan bahwa pertumbuhan ekonomi AS yang lebih cepat pada kuartal lalu mungkin akan membuat The Fed memperlambat siklus penurunan suku bunga tahun ini. Namun, data keseluruhan, termasuk pasar tenaga kerja yang mulai melemah, masih memberikan peluang pada penurunan suku bunga The Fed mulai September nanti.

Seperti yang dilaporkan Bloomberg News, belanja konsumen di AS, yang menjadi mesin utama pertumbuhan, tercatat menguat pada kuartal kedua 2024. Namun, selama semester pertama, belanja konsumen mengalami penurunan signifikan dibandingkan paruh kedua tahun lalu.

Pasar tenaga kerja yang mendingin dan pertumbuhan pendapatan yang melambat akan memperkuat perlambatan tersebut.

Kondisi ini menjadi pertanda baik bagi The Fed yang berusaha mencapai soft landing bagi perekonomian dan kemungkinan akan mulai memangkas suku bunga pada September.

Data ini juga mencerminkan moderasi dari tahun lalu, di mana pengeluaran konsumen dan laju ekonomi yang lebih luas mendingin di bawah tekanan suku bunga tinggi yang membantu menjinakkan inflasi secara bertahap.