KabarMakassar.com — Dalam rangka memperingati Hari Anak Nasional 2024 tingkat Provinsi Sulawesi Selatan (Sulsel), Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3A-Dalduk KB) Provinsi Sulsel mengadakan pertemuan khusus untuk mendengarkan suara anak dari berbagai komunitas pada Jumat (26/07).
Agenda ini diadakan di Toraja Lounge, kantor Gubernur Sulawesi Selatan, dan dihadiri oleh Komunitas Persatuan Orang Tua Anak Autis Makassar (POAAM), Komunitas Orang Tua Anak Down Syndrome (KOADS), dan Komunitas Peduli Anak Jalanan (KPAJ).
Komunitas-komunitas tersebut diterima langsung oleh Penjabat (Pj) TP PKK Sulsel, Ninuk Triyanti didampingi oleh Kepala DP3A-Dalduk KB Sulsel, Andi Mirna.
Pj TP PKK Sulsel, Ninuk Triyanti menyatakan antusias atas kunjungan tersebut dan memberi perhatian penuh terhadap masukan juga aspirasi dari komunitas anak-anak yang hadir.
“Saya sangat menghargai setiap pandangan dan usulan yang disampaikan, serta menekankan pentingnya peran serta anak-anak dalam pembangunan dan peningkatan kesejahteraan masyarakat,” ujarnya.
Dalam pertemuan tersebut, perwakilan dari komunitas POAAM, KOADS, dan KPAJ menyampaikan berbagai aspirasi dan harapan mereka. Mereka berharap agar pemerintah dapat memberikan lebih banyak perhatian dan dukungan terhadap kebutuhan khusus mereka, serta menciptakan lingkungan yang lebih inklusif dan ramah anak.
Kepala DP3A-Dalduk KB Sulsel, Andi Mirna menegaskan, pihaknya akan terus berupaya meningkatkan perlindungan dan pemenuhan hak anak di Sulsel.
“Masukan dari anak-anak ini akan menjadi bahan penting dalam merumuskan kebijakan dan program yang lebih baik di masa depan,” ucapnya.
DP3A-Dalduk KB Sulsel dan TP PKK Sulsel akan terus berkolaborasi dan berkomitmen dalam menciptakan lingkungan yang lebih baik bagi anak-anak, khususnya yang berasal dari komunitas dengan kebutuhan khusus.
Dengan adanya pertemuan ini, diharapkan dapat meningkatkan kesadaran dan partisipasi aktif dari berbagai pihak dalam menciptakan lingkungan yang mendukung tumbuh kembang anak yang optimal. Dialog ini menjadi langkah awal dalam membangun komunikasi yang lebih baik antara pemerintah dan komunitas anak, serta mendorong partisipasi aktif anak-anak dalam berbagai aspek kehidupan.