KabarMakassar.com — Universitas Muslim Indonesia (UMI) dituding terafiliasi dengan Israel oleh pendakwah Ustadz Fahmi Salim.
Tudingan itu tidak hanya ke UMI tapi juga ke sejumlah lembaga dan institusi pendidikan seperti Muhammadiyah.
Menanggapi hal tersebut, Rektor Universitas Muslim Indonesia, Prof Sufirman Rahman menegaskan pihaknya tidak pernah terafiliasi dengan Israel bahkan memusuhi negara zionis tersebut.
Pihaknya juga menyebut terus konsisten membela dan mendukung Palestina sebagai bangsa yang harus merdeka.
Diketahui, tudingan UMI terafiliasi dengan Israel berawal kegiatan yang diikuti pimpinan UMI yang disponsori oleh Leimena Institut bekerjasama dengan Kementerian Luar Negeri dan Kemenkumham RI di Jakarta.
“Tidak benar bahwa UMI terafiliasi dengan Israel. Keikutsertaan UMI dalam kegiatan tersebut hanya semata-mata kegiatan sosial pendidikan dan kegiatan keagamaan, tidak lebih dari itu”, ungkapnya kepada wartawan dalam agenda konferensi pers UMI, Jumat (26/07)
Prof Sufirman Rahman mengatakan tudingan yang dilontarkan oleh Ustadz Fahmi Salim yang menyebutkan daftar lembaga yang terafiliasi Israel sangat tidak benar dan tidak beralasan.
Apalagi selama ini UMI selalu menghadirkan doa dan dukungan kepada Palestina hingga sumbangan senilai 2 Miliar.
“UMI sendiri dalam kiprahnya terutama ketika berkecamuk perang di Gaza saat Israel menyerang Gaza dengan membabi buta atau misi genosida, UMI mensupport baik secara moral maupun material kepada Palestina, UMI telah peduli dengan memberikan donasi sangat signifikan dan dalam kegiatan menunjukkan kegiatan moral yang mendukung Palestina jadi kalau UMI dikaitkan sangat tidak benar”, sambungnya
Sementara itu, Ketua Pengurus Yayasan Wakaf UMI, Prof Masrurah Mokhtar menegaskan bahwa dengan adanya sumbangan dana Rp2 Miliar ke Palestina sudah menunjukkan indikasi keberpihakan UMI terhadap negara tersebut.
“Dengan adanya sumbangan Rp2 Miliar itu sudah indikasi keberpihakan terhadap Palestina”, singkatnya
Selain itu, Ketua Pembina Yayasan Wakaf UMI, Prof Mansyur Ramly juga menjelaskan bahwa UMI selama ini terbuka dalam kegiatan muamalah, sosial dan budaya namun tetap menjaga akidahnya berbasis nilai-nilai Islam.
“Dari awal sampai sekarang kita selalu berkiprah dengan konsep persaudaraan. Jadi persaudaraan sesama muslim, kita bersaudara sebangsa setanah air, kita bersaudara sesama manusia dan kita bersaudara sesama ciptaan Allah. Dalam mengimplementasikan itu dalam bentuk muamalah kita terbuka siapapun mengajak kita untuk kebaikan baik itu pendidikan budaya sosial dan ekonomi kita bisa hadir bersama tapi kita tetap menjaga akidah kita tidak terganggu dari kegiatan muamalah itu”, sebutnya
Sekali lagi, pihaknya menegaskan bahwa UMI sejak awal punya komitmen yang kuat dalam mendukung Palestina dan menghadirkan tanggung jawab moral dalam kegiatan-kegiatan UMI seperti doa bersama sehingga sumbangan.
“Urusan Palestina, UMI dari awal punya komitmen kuat memihak pada Palestina sebagai bentuk ukhuwah islamiah dan ukhuwag basariyah kita melihat dari sudut kemanusiaan dan apa yang dialami disana harus kita bantu”, pungkasnya
Pihaknya juga terus waspada dan menghindar dari kemungkinan-kemungkinan terbawa arus yang bertentangan dengan nilai-nilai Islam.
“Mudah-mudahan inshaAllah persepsi masyarakat atau siapapun yang memandang UMI terkait lembaga atau orang yang terkoneksi dengan Israel, inshaAllah UMI tidak seperti itu UMI bisa menjaga diri bahwa aktivitas kita terbuka dalam kegiatan akademik, budaya sangat dimungkinkan tetapi sebagai bagian dari university yang bersifat universal tetapi kuncinya memang kita mencegah dan menghindar dari yang bertentangan dengan konsep UMI”, jelasnya