kabarbursa.com
kabarbursa.com
News  

Ditunjuk Adik Prabowo, Maysir Yulanwar Digadang-gadang Bakal Ramaikan Pilkada Jeneponto

Ditunjuk Adik Prabowo, Maysir Yulanwar Digadang-gadang Bakal Ramaikan Pilkada Jeneponto
Bakal Calon Bupati Jeneponto, Maysir Yulanwar (Foto/ist).
banner 468x60

KabarMakassar.com — Salah satu figur ternama dari internal Partai Gerindra, Maysir Yulanwar digadang-gadang bakal meramaikan kontestasi politik di Pilkada Jeneponto 2024.

Merespon isu-isu tersebut, Maysir menjawabnya secara diplomatis. Menurutnya, keinginannya itu muncul usai mendapatkan tawaran yang cukup menjajikan dari saudara kandung Ketua Umum DPP Gerindra Prabowo Subianto, Hashim Sujono Djojohadikusumo.

Pemprov Sulsel

Hal ini dilatar belakangi karena Meysir merupakan kader internal Gerindra juga sekaligus sebagai Ketua DPD Prabowo Subianto Center Sulsel di Pilpres 2024.

“Jadi sekarang ada beberapa bakal calon yang mengklaim sudah mendapatkan rekomendasi dari Partai Gerindra, sementara arahan pak Hasyim sendiri adiknya Pak Prabowo, Gerindra di Jeneponto itu harus 01 dan harus kader Internal kemudian, pihak yang ditunjuk memenangkan pak prabowo di Pilpres kemarin menjadi syarat untuk mendapatkan pintu Partai Gerindra. Jadi jelas arahannya,” ucap Maysir saat dikonfrmasi tim Kabarmakassar.com, Rabu (24/07).

Berdasarkan arahan tersebut, Maysir kemudian berniat maju di Pilkada Jeneponto 2024 dengan motivasi Ingin memajukan Kabupaten Jeneponto sekaligus mengangkat statusnya keluar dari status tertinggal dan termiskin di Sulsel.

Upaya ini dilakukan sebagai bentuk keberlanjutan program kerja Presiden Jokowi kepada presiden terpilih Prabowo Subianto dan wakilnya Gibran Rakabuming Raka.

Meski sudah mendapat restu dari Hashim Sujono Djojohadikusumo, pria Kelahiran Makassar, 1 Mei 1971 ini menyebut harus memenuhi persyaratan Partai. Syaratnya, rekomendasi akan dikeluarkan Partai Gerindra apabila dirinya sudah memiliki pasangan.

“Syaratnya kami harus berpasangan bukan rekomendasi tunggal karena kalau rekomemdasi tunggal itu sebenarnya hanya surat tugas. Karena ada 2 rekomendasi B1 KWK dan Rekomendasi surat tugas dan ada masa kadaluarsa tanggalnya. Jadi surat tugas harus mencari pasangan serta koalisi sementara ini kan waktunya sudah mepet. Kenapa harus ada wakil karena ditakutkan ditengah jalan akan terjadi hal-hal yang dikhawatirkan,” jelasnya.

Dengan syarat itu, Ketua Yayasan Institut Turatea Indonesia (INTI) Jeneponto, Sulsel ini menyebut sudah mencoba meminang beberapa figur untuk dijadikan pasangan di Pilkada 2024 nanti. Mereka adalah Sekertaris Daerah Jeneponto dan Ketua DPC Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Jeneponto.

Akan tetapi, tawaran kami belum mereka terima dengan alasan masih ingin fokus dengan pekerjaannya saat ini.

“Tim kami sudah jalan untuk menentukan nama-nama calon kandidat wakil bupati namun mereka malah menolak secara halus lantaran berat meninggalkan status PNS seperti Sekda Arifin Nur, dan legislator yang terpilih kembali Ketua DPC PPP Imam Taufik,” beber Maysir.

Akibat terkendala Calon Wakil, Meysir mengaku belum membuat baliho maupun atribut-atribut lainnya. Kecuali, pasangan sudah bisa dipastikan maka secara otomatis tim kami akan melakukan pergerakan.

Disamping itu, Maysir juga mengklaim masih intens berkomunikasi dengan calon Partai-Partai pengusung lainnya, seperti PPP dan Partai Golkar.

Selain dirinya, Maysir juga menyebut masih ada kader internal Gerindra yang sangat berpotensi mendapatkan tawaran ini, yakni, Ketua DPC Gerindra Jeneponto, Vonny Ameliani.

Hanya saja kata dia, Vonny malah menyodorkan mertuanya, Dr. Syafruddin Nurdin. Itu pun, hanya sebagai Wakil Bupati sehingga dinilai akan sulit untuk mendapatkan rekomendasi Partai.

“Sebenarnya misalnya kalau Vonny mencalonkan diri itu lebih cocok karena dia merupakan kader dan ikut memenangkan pak Prabowo di Pilpres. Cuman Vonny mengarahkan ayah mertuanya sementara tidak sesuai dengan garis komando yang notabenenya bukan elit partai. Terlebih lagi, ayah mertua Vonny hanya menargetkan wakil bupati di Pilkada Jeneponto. Sementara suara Partai Gerindra cukup bagus di Jeneponto,” terang Maysir.

Oleh sebab itu, Gerindra maupun Partai Golkar pada kala itu tidak membuka pendaftaran karena hanya fokus mengusung kader internal Partai dengan tujuan koalisi Indonesia Maju (KIM) termasuk di Pemilihan Gubernur, Walikota dan Bupati.

Disisi lain, Maysir juga tak menampik jika ada sejumlah calon kandidat yang ikut memburu tiket Partai Gerindra di Pilkada Jeneponto dan paling santer terdengar adalah Syamsuddin Karlos, Syafruddin Nurdin dan Paris Yasir – Islam Iskandar.

“Oh banyak, ada Syamsuddin Karlos kemudian Dr Safar bahkan Paris. Islam Iskandar juga masih mencoba bernegosiasi dengan tim di Jakarta Gerindra, kemudian dr Safar lebih-lebih karena merasa bisa mendapatkan Gerindra karena Ketua DPC adalah anak mantunya jadi itu sah-sah saja,” pungkasnya.