kabarbursa.com
kabarbursa.com
News  

Golkar Diprediksi Usung Fachruddin, Hengky Yasin Unggul Secara Geopolitik

Golkar Diprediksi Usung Fachruddin, Hengky Yasin Unggul Secara Geopolitik
Bakal calon Bupati Kabupaten Takalar, Fachruddin Rangga (Dok : ist).
banner 468x60

KabarMakassar.com — Dewan Pimpinan Pusat Partai Golkar belum memutuskan siapa yang akan diusung sebagai calon bupati dan wakil bupati Takalar pada Pilkada Serentak 2024. Namun, prediksi mengarah kepada Fachruddin Rangga sebagai calon bupati.

Partai Golkar telah mengeluarkan surat tugas kepada dua kadernya, Fachruddin Rangga dan Zulham Arie. Fachruddin Rangga adalah anggota DPRD Sulawesi Selatan dua periode dari Dapil Gowa-Takalar, sementara Zulham adalah sekretaris AMPG Golkar Sulsel dan menantu Ketua DPD I Golkar Sulsel, Taufan Pawe.

Pemprov Sulsel

Pengamat politik Profetik Institute, Muh. Asratillah mengatakan, Golkar cenderung mengusung figur yang berpeluang menang berdasar hasil survei dan diprediksi akan bersikap jelang pendaftaran ke KPU.

“Soal jejaring, potensi, kekuatan elektoral dan mesin partai, di hari menjelang pemilihan, pasti diarahkan kepada kader yang paling memungkinkan untuk menang dari segi survei,” kata Asratillah dalam diskusi bertajuk, Takalar Memanggil yang digelar Komunitas Jurnalis Politik di Makassar, Senin (22/07).

Berkaca dari hasil survei SMRC yang direkam dua bulan lalu, Asratillah menyebut elektoral Rangga tertinggi di internal Golkar (13 persen) dan figur eksternal adalah Hengky Yasin (38 persen) dan Firdaus Daeng Manye (21,9 persen).

Sementara popularitas Zulham menyentuh angka 9 persen sebagai pendatang baru.

“Perubahan tingkat elektoral ini terjadi begitu cepat, padahal top elektoral ada pada Firdaus Daeng Manye sebelum pileg dan kini disalip Hengky. Survei Hengky ini tidak lepas dari hasil pileg yang mana PKB meraih 5 kursi di DPRD Takalar,” jelas Asratillah.

Dekan ilmu politik Universitas Bosowa Makassar, Dr. Arief Wicaksono menilai, dua kader Golkar yakni Rangga dan Zulham menunjukkan gerbong politik yang berbeda.

Rangga merepresentasikan Golkar tingkat II atau beringin Takalar, sementara Zulham digambarkan sebagai kader beringin tingkat DPD I karena statusnya sebagai menantu Taufan Pawe.

“Dinamika Golkar di Takalar sangat hegemonik. Pola-pola hegemonik sangat kelihatan, pak Rangga merepresentasikan Golkar Takalar, sementara Zulham ini cenderung DPD Golkar Sulsel. Dinamika ini menguntungkan Golkar,” tutur Arief Wicaksono di tempat yang sama.

“Inilah Golkar kalau tidak seperti itu, maka bukan Partai Golkar namanya,” tambahnya.

Soal siapa yang akan menunci 3 kursi Golkar untuk Pilkada Takalar 2024, Arief sependapat dengan Asratillah. Ia menyebut Golkar cenderung berdiri pada kandidat yang punya tingkat elektoral tinggi antara Hengky, Rangga maupun Firdaus Manye.

“Golkar memposisikan sebagai partai yang aman, seringkali Golkar akan berdiri pada kandidat yang kuat surveinya,” tandas Arief.

Sementara itu, mahasiswa Hipermata Takalar, Salim, yang hadir sebagai peserta dalam diskusi ini berpendapat Partai Golkar nyaris meredup di Takalar.

Salim mengatakan, andai tak ada persaingan internal sesama kader Golkar untuk mendapat rekomendasi, maka kemungkinan partai beringin kurang mendapat perhatian publik.

“Seandainya tidak ada dua tokoh di Golkar ini, Zulham Arief dan Fachruddin Rangga, maka ‘mati’ Golkar di Takalar. Itu mesti kita pikirkan. Kalau kedua figur ini tidak dibahas, Golkar di Takalar tenggelam,” katanya.

Sementara itu, bakal calon Bupati Kabupaten Takalar, Sulawesi Selatan, Hengky Yasin disebut-sebut punya sejumlah keunggulan secara politik dan sosial dibanding figur lain yang bakal bertarung.

Salah satunya adalah basis pendukung. Penilaian itu datang dari analis politik Profetik Institute, Muh. Asratillah, saat didapuk sebagai pembicara pada diskusi “Takalar Memanggil” yang digelar Komunitas Jurnalis Politik (KJP) di Makassar.

Asratillah mengatakan, Hengky Yasin merupakan salah satu figur yang mewakili geopolitik Galesong Raya. Wilayah ini meliputi 3 kecamatan di Kabupaten Takalar, termasuk dua kecamatan lainnya yaitu Sanrobone dan Mappakasunggu.

“Dalam wacana Pilkada Takalar representasi gepolitik itu selalu muncul di permukaan, antara Galesong dan Polombangkeng,” kata Asratillah.

“Hengky Yasin ini basis geopolitiknya Galesong. Sebagian juga dia sebut berada di luar wilayah Galesong,” sambung Asratillah.

Dibanding wilayah Polombangkeng dan sekitarnya, Galesong Raya punya jumlah pemilih yang lebih banyak.

Jika disatukan, Kecamatan Galesong, Galesong Utara dan Galesong Selatan punya daftar pemilih tetap terakhir mencapai 82.879 pemilih.

Data itu belum termasuk Kecamatan Sanrobone maupun Mappakasunggu dan Kepulauan Tanakeke yang merupakan bagian dari Galesong Raya. Dengan begitu, kata Asratillah, figur dari wilayah Galesong Raya punya basis geopolitik yang kuat.

“Dan biasanya berganti-ganti, antara Galesong dan Polombangkeng (yang terpilih)” kata Asratillah.

Kerja Akar Rumput yang Nyata Pada kesempatan yang sama, mahasiswa Hipermata Takalar, Salim, menilai Hengky Yasin punya basis pendukung di tingkat akar rumput. Itu terbukti dengan terpilihnya istri Hengky Yasin, Fadillah Fahriana.

Fadillah Fahriana maju sebagai caleg PKB DPRD Sulsel Dapil Takalar-Gowa dan berhasil terpilih dengan perolehan 28.408 suara. Ia duduk menggantikan suami yang akan maju Pilkada Takalar.

Belum lagi jika merujuk hasil survei SMRC pada Mei 2024, tingkat keterpilihan Hengky Yasin sebagai kandidat bupati Takalar mencapai 38 persen atau yang tertinggi di antara figur lainnya.

“Hengky Yasin dengan gerakan grass root-nya memang terbukti cukup signifikan. Ia juga berhasil mendudukkan istrinya di DPRD Sulsel,” kata Salim menyampaikan pandangannya.

Hengky Yasin sudah mendapat rekomendasi dari PKB untuk maju Pilkada Takalar 2024. Partai besutan Cak Imin tersebut meraih 5 kursi atau yang terbanyak di DPRD Takalar saat pemilu kemarin. Hengky Yasin tinggal menunggu tambahan 2 kursi agar mencukupkan syarat dukungan mendaftarkan diri ke KPU Takalar.