KabarMakassar.com — Dalam Konferensi Wilayah (Konferwil) ke-3 Asosiasi Media Siber Indonesia (AMSI) Sulawesi Selatan, Wakil Ketua Umum AMSI, Upi Asmaradhana, menekankan beberapa poin penting yang harus menjadi perhatian pengurus terpilih. Ia berharap AMSI Sulsel bisa menjadi pilar kuat dalam transformasi digital di Indonesia, khususnya di wilayah timur.
“Sulsel saya pikir menjadi AMSI wilayah yang cukup kuat di Indonesia, terutama di Indonesia Timur. Semoga ini bisa mendorong bagaimana Sulsel bisa bertransformasi sesuai dengan temanya,” ujar Upi pada Jumat (19/07).
Menurutnya, transformasi digital bukan sekadar soal penyebaran informasi, tetapi juga bagaimana meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
“Saya berharap kehadiran organisasi ini memiliki kontribusi yang nyata bagi anggotanya,” tambahnya.
Ia juga mengingatkan pentingnya introspeksi dan keterbukaan untuk menerima kritik dan saran guna memajukan organisasi.
“Tentu banyak kekurangan dan hal yang perlu diperbaiki. Momentum ini jadi ajang introspeksi untuk menerima kritikan dan saran,” kata CEO Kabar Grup Indonesia itu.
Upi menjelaskan, salah satu hal yang harus diperhatikan adalah tata kelola organisasi. Saat ini, AMSI memiliki 484 media anggota di 25 provinsi di seluruh Indonesia, dengan 10 di antaranya berada di Sulsel.
“Namun, dua anggota di Sulsel dicoret karena tidak memenuhi syarat. Pengurus nasional fokus pada pembinaan anggota agar bisa menjaga marwah organisasi,” jelasnya.
Hal lain yang menjadi prioritas AMSI, kata dia, mendorong anggota untuk terlibat dalam kegiatan penguatan kapasitas secara periodik, termasuk pembentukan badan penguji kompetensi bagi anggotanya.
“AMSI perlu badan penguji agar bisa melakukan uji kompetensi bagi anggotanya. Banyak anggota yang jurnalisnya belum ikut uji kompetensi, mudah-mudahan ini bisa terwujud,” harap Uphi.
Ia juga mengingatkan pentingnya program cek fakta yang didanai oleh Google sejak 2018. Menurutnya, program ini menjadi bagian penting dari AMSI, sehingga jika ada ajakan atau undangan, anggota AMSI diharapkan hadir memenuhi undangan.
Program prioritas lainnya adalah Trust Walking News Indicator, yang bertujuan agar media tidak hanya memberitakan tetapi juga bisa dipercaya. AMSI juga terlibat dengan Dewan Pers terkait Publisher Right untuk memastikan masa depan media digital.
“Dulu media digital berlomba mendapatkan traffic tinggi untuk pendapatan, tapi sekarang indikatornya bergeser ke kualitas. Ini menjadi tantangan bagi media di daerah, tetapi juga peluang untuk berkontribusi dalam pendapatan,” tutupnya.
Diberitakan sebelumnya, AMSI Sulawesi Selatan mengadakan Konferensi Wilayah (Konferwil) ke-3 bertempat di Hotel Swiss-Bellin Panakkukang Makassar. Konferensi yang bertemakan “Media Pilar Penting Ekosistem Menuju Transformasi Digital Sulsel” ini dihadiri oleh berbagai pemimpin media di wilayah Sulsel yang tergabung dalam keanggotaan AMSI Sulsel.
Ketua AMSI Sulsel, Erwin Bahar, menjelaskan bahwa saat ini AMSI Sulsel memiliki sepuluh anggota aktif.
“AMSI adalah organisasi perusahaan media online yang tersebar di seluruh Indonesia. Di Sulsel, kami awalnya memiliki 13 anggota, namun setiap tahun kami melakukan verifikasi untuk memastikan keaktifan media tersebut,” ujarnya.
Lebih lanjut, lelaki yang telah memimpin AMSI Sulsel selama dua periode itu menekankan pentingnya kualitas dalam seleksi anggota.
“Yang menjadi pengurus AMSI adalah CEO, direktur, pemimpin redaksi, dan redaktur pelaksana. Kami ketat dalam seleksi karena mengutamakan kualitas daripada kuantitas,” tambahnya.
Ia menjelaskan, sejak berdiri pada 2017, AMSI Sulsel telah mengadakan berbagai kegiatan, termasuk melibatkan perusahaan NGO untuk memerangi hoaks dan menyebarkan informasi yang akurat.
“Hal inilah yang akan terus dilakukan ke depannya,” harap Erwin.