KabarMakassar.com — Menurut Kementerian Kesehatan terdapat dua kemungkinan atau penyebab seseorang mengalami kematian mendadak akibat gangguan pada jantung. Hal itu bisa karena penyakit jantung koroner atau Sindrom Brugada (gangguan irama jantung akibat kelainan genetik).
Dokter Spesialis Jantung Pembuluh Darah dari Rumah Sakit Budhi Asih Jakarta Timur, dr. Rizky Aulia menjelaskan terkait serangan jantung karena penyakit jantung koroner dan Sindrom Brugada.
Serangan jantung karena penyakit jantung koroner
Serangan jantung terjadi karena adanya penyumbatan di pembuluh darah koroner secara akut atau mendadak, yang biasanya diawali dengan pembentukan kerak di dalam pembuluh darah. Inilah yang disebut sebagai coronary artery disease atau penyakit jantung koroner. Pembentukan kerak di dalam pembuluh darah biasanya dimulai sejak usia muda, yaitu di usia dua puluhan tahun atau bahkan belasan.
5 faktor risiko jantung koroner penyebab terbentuknya kerak di dalam pembuluh darah:
1. Faktor keturunan
Ini merupakan faktor genetik yang menyebabkan pembuluh darah seseorang gampang terbentuk kerak.
2. Kencing manis
Orang dengan kencing manis yang tidak terdeteksi akan terjadi pembentukan kerak di pembuluh darahnya.
3. Merokok
Rokok mengandung zat yang dapat menyebabkan iritasi pada dinding pembuluh darah sehingga memudahkan terbentuknya kerak.
4. Darah tinggi
Orang dengan darah tinggi dengan tensi di atas 140/90 tapi tidak terdeteksi dan tidak pernah dioperasi, berpotensi memunculkan kerak di seluruh tubuh termasuk pembuluh darah koroner.
5. Kolesterol tinggi
Ini biasanya ditandai dengan kolesterol totalnya diatas 200 atau LDL (kolesterol jahat) diatas 150 yang dapat menyebabkan sumbatan.
Apabila seseorang terkena serangan jantung maka sakit dada pada pasien biasanya terjadi lebih dari 20 menit. Gejala lainnya adalah keringat dingin, mual sampai muntah, keringat sampai membasahi baju, merasa tercekik, dan merasa pegal.
Sindrom Brugada
Kematian mendadak akibat gangguan jantung juga dapat disebabkan oleh Sindrom Brugada pada pasien yang terlihat sehat. Ini merupakan gangguan irama jantung akibat kelainan genetik. Ibarat mesin yang memiliki sistem listrik di dalamnya, pasien yang mengidap sindrom brugada juga mengalami gangguan aliran listrik pada jantungnya.
Pada pasien dengan brugada sindrom sistem listriknya lebih rentan untuk korslet dibandingkan dengan orang normal. Korslet tersebut dapat menyebabkan sudden cardiac death, bisa berhenti mendadak walaupun tadinya tidak ada apa-apa.
Dilansir dari laman Mayoclinic orang dengan Sindrom Brugada biasanya tidak memiliki gejala sehingga mereka tidak mengetahui kondisinya. Sindrom ini lebih sering dijumpai pada pria daripada wanita.
Identifikasi masalah jantung
Kedua masalah jantung yang disebutkan di atas dapat diidentifikasi melalui EKG atau elektrokardiogram. Orang yang terlihat sehat sangat mungkin terkena risiko serangan jantung karena persepsi sehat menurut pasien belum tentu benar-benar sehat.
Pencegahan penyakit jantung
1. Lakukan aktivitas 30 sampai 60 menit tiap hari
Aktivitas fisik yang teratur dan harian dapat menurunkan risiko penyakit jantung. Aktivitas fisik membantu mengendalikan berat badan. Ini juga dapat menurunkan kemungkinan terkena kondisi lain yang dapat membebani jantung. Kondisi ini meliputi tekanan darah tinggi, kolesterol tinggi, dan diabetes tipe 2. Secara umum, anda harus menargetkan setidaknya, 150 menit seminggu latihan aerobik sedang, seperti jalan cepat, 75 menit seminggu aktivitas aerobik yang kuat, seperti berlari, dua atau lebih sesi latihan kekuatan seminggu.
2. Konsumsi makanan yang menyehatkan jantung
Pola makan yang sehat dapat membantu melindungi jantung, memperbaiki tekanan darah dan kolesterol, serta menurunkan risiko diabetes tipe 2. Pola makan yang menyehatkan jantung meliputi, sayuran dan buah-buahan, kacang atau polong-polongan lainnya, daging tanpa lemak dan ikan, makanan olahan susu rendah lemak atau bebas lemak, biji-bijian utuh, lemak sehat seperti minyak zaitun dan alpukat.
Contoh rencana makanan sehat bagi jantung meliputi rencana makan Pendekatan Diet untuk Menghentikan Hipertensi (DASH) dan diet Mediterania.
Makanan berikut ini dapat dikurangi seperti, makanan asin atau tinggi sodium, gula atau minuman manis, karbohidrat yang sangat olahan, alkohol, makanan yang diolah secara berlebihan, seperti daging olahan, lemak jenuh, yang ditemukan dalam daging merah, produk susu penuh lemak, minyak sawit, dan minyak kelapa, lemak trans, yang ditemukan dalam beberapa makanan cepat saji yang digoreng, keripik, dan makanan panggang.
3. Kelola stres
Stres yang berkelanjutan dapat berperan dalam tekanan darah tinggi dan faktor risiko lain untuk penyakit jantung. Sebagian orang mengatasi stres dengan cara yang tidak sehat. Misalnya, mereka mungkin makan berlebihan, minum alkohol, atau merokok. Anda dapat meningkatkan kesehatan dengan menemukan cara lain untuk mengelola stres. Taktik yang sehat meliputi aktivitas fisik, latihan relaksasi, kesadaran, yoga, dan meditasi.
Apabila stres menjadi sangat berat, segera periksakan diri ke dokter. Stres yang berkelanjutan dapat dikaitkan dengan kondisi kesehatan mental seperti kecemasan dan depresi. Kondisi ini juga terkait dengan faktor risiko penyakit jantung, termasuk tekanan darah tinggi dan aliran darah yang lebih sedikit ke jantung. Jika merasa mengalami depresi atau kecemasan, penting untuk segera mendapatkan perawatan.