kabarbursa.com
kabarbursa.com

Bisa Berbahaya, Penderita Obesitas Tak Disarankan Olahraga Ini!

Bisa Berbahaya, Penderita Obesitas Tak Disarankan Olahraga Ini!
Ilustrasi obesitas (Dok: Int).
banner 468x60

KabarMakassar.com — Masalah kesehatan obesitas dapat menyerang siapa saja, mulai dari anak-anak, remaja, hingga orang dewasa. Dikutip dari World Health Organization (WHO), lebih dari 1,9 miliar orang dewasa (di atas 18 tahun) mengalami kelebihan berat badan.

Obesitas merupakan penumpukan lemak yang tidak normal atau berlebihan dalam tubuh. Apabila dibiarkan, terdapat berbagai risiko penyakit yang mengintai anda, seperti penyakit jantung, diabetes, dan tekanan darah tinggi. Selain menyebabkan masalah kesehatan, kondisi ini dapat memicu gangguan psikologis, seperti stres dan depresi.

Pemprov Sulsel

Perlu dipahami terdapat beberapa aktivitas dengan gerakan dasar seperti lari dan lompat yang tidak cocok untuk dilakukan.
Gerakan berlari dan melompat, meskipun terkadang populer, dapat memberikan tekanan ekstra pada sendi-sendi tubuh.

Ketika berlari atau melompat, sendi-sendi seperti lutut, pergelangan kaki, dan pinggul harus menopang beban yang lebih berat dari biasanya. Ini meningkatkan risiko cedera pada sendi-sendi tersebut serta memperburuk masalah kardiovaskular yang sering kali terjadi pada penderita obesitas.

Aktivitas fisik yang terlalu keras dapat membebankan sistem kardiovaskular yang sudah berjuang keras akibat kondisi obesitas. Oleh karena itu, penting untuk memilih jenis olahraga yang lebih sesuai dengan kondisi tubuh.

Berikut olahraga yang harus dihindari oleh penderita obesitas:

1. Jogging, sprint, marathon

Aktivitas lari jangka panjang seperti jogging, sprint, atau marathon dapat menimbulkan tekanan berlebih pada sendi-sendi tubuh. Risiko cedera dan ketegangan kardiovaskular dapat meningkat saat berlari.

2. Lompat jauh dan lompat tinggi

Olahraga ini memerlukan otot dan kaki yang kuat. Namun, saat mendarat setelah lompatan, tekanan yang dihasilkan dapat merusak sendi-sendi terutama dengan berat badan yang berlebihan.

3. Skipping

Melakukan lompatan berulang kali dalam skipping dapat memberikan tekanan berlebih pada sendi-sendi. Hal ini tidak disarankan.

4. Voli

Olahraga ini melibatkan berlari dan melompat tinggi, yang dapat meningkatkan risiko cedera dan kerusakan ligamen pada penderita obesitas.

5. Sepak Bola

Seperti olahraga sebelumnya, sepak bola juga melibatkan gerakan berlari dan melompat yang dapat membahayakan kesehatan sendi dan ligamen.

Walau olahraga tersebut tidak dianjurkan untuk dilakukan tetapi terdapat alternatif olahraga lain yang dianjurkan untuk orang yang mengalami obesitas, yaitu olahraga low-impact yang merupakan jenis olahraga yang sangat minim tekanan pada tubuh dan persendian. Berikut adalah contoh latihan low-impact untuk orang obesitas.

1. Jalan kaki
Olahraga untuk obesitas yang paling mudah adalah jalan kaki, bahkan tidak butuh banyak perlengkapan untuk melakukan olahraga ini. Berjalan memang tidak terlalu banyak membakar kalori. Namun, jika orang yang obesitas menjalankannya, total pembakaran kalori bisa lebih banyak. Hal ini dikarenakan anda mengeluarkan energi yang lebih banyak saat bergerak bila dibandingkan orang yang berat badannya normal. Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menyarankan berjalan minimal 10 ribu langkah dalam sehari agar aktivitas fisik lebih lama sehingga bisa membakar kalori lebih banyak.

2. Berenang
Berenang merupakan salah satu olahraga low-impact yang baik untuk orang yang memiliki obesitas. Ketika beraktivitas di air, beban tubuh anda akan ikut ditopang oleh air. Dengan begitu, risiko terbebaninya sendi dan tulang jadi lebih minim melalui olahraga ini. Berenang juga efektif mengatur pernapasan dan membakar kalori. Tak heran bila berenang cocok sebagai olahraga untuk orang obesitas.

3. Bersepeda
Bersepeda adalah olahraga untuk orang obesitas yang efektif membakar kalori, plus aman karena termasuk olahraga low-impact. Ada berbagai jenis sepeda yang bisa anda gunakan, sepeda statis ataupun sepeda biasa.

4. Latihan kekuatan otot
Orang dengan obesitas memerlukan latihan ini untuk memperbaiki masalah postur tubuh serta meningkatkan metabolisme. Dengan latihan kekuatan, tubuh akan membangun otot lebih banyak. Ketika tubuh membangun otot lebih banyak, ini akan meningkatkan metabolisme anda saat istirahat. Semakin tinggi metabolisme, semakin cepat proses pembakaran kalori yang terjadi.

Pasalnya, jika jumlah massa otot meningkat, tubuh akan melepas senyawa bernama miokin dalam jumlah yang besar. Miokin ini nantinya akan membantu membakar lemak. Anda dapat mencoba beberapa latihan beban di rumah menggunakan pemberat seperti dumbbell, atau anda bisa melakukan gerakan seperti push-up, squat, lunge, sit-up, dan lain-lain.