KabarMakassar.com — Ketika sakit kepala terjadi anda perlu tahu letak sakit ini berada dimana. Karena dengan mengetahui letak sakit kepala dapat mengindikasikan penyebab dan cara penanganannya.
Sakit kepala bukanlah penyakit, melainkan gejala yang mengindikasikan adanya suatu penyakit. Penyebabnya sendiri beragam, mulai dari yang berhubungan dengan kepala dan struktur di dalamnya, hingga hal lain yang bersifat umum.
Sakit kepala depan
Ini termasuk jenis sakit kepala yang paling sering terjadi. Kondisi ini disebabkan oleh beberapa faktor.
1. Sinusitis, yaitu peradangan (inflamasi) pada dinding sinus yang biasanya ditandai dengan sakit kepala depan (khususnya di area wajah).
2. Sakit kepala tegang (tension headache), biasanya terjadi di bagian depan atau samping kepala.
3. Migrain atau sakit kepala sebelah. Kondisi ini umumnya ditandai dengan nyeri di bagian depan atau samping kepala, serta gejala lain seperti mual, muntah, dan sensitif terhadap suara atau cahaya.
4. Konsumsi obat-obatan berlebih. Meski obat bisa mengurangi rasa sakit, jika dikonsumsi secara berlebihan, obat-obatan bisa menimbulkan nyeri kepala (terutama di bagian depan atau bagian atas).
5. Arteritis temporal (giant cell arteritis), yaitu sakit kepala yang dipicu oleh pembengkakan pembuluh darah di pelipis dan belakang mata.
Sakit kepala belakang
Untuk sakit kepala pada bagian ini penyebabnya adalah.
1. Sakit kepala tegang. Kondisi ini biasanya terjadi karena kurang tidur, stres, kelelahan, atau rasa lapar.
2. Sakit kepala harian kronis, biasanya terjadi karena cedera leher atau kelelahan.
3. Sakit kepala saat beraktivitas fisik. Kondisi ini disebut juga dengan sakit kepala exertional, yaitu sakit kepala yang terjadi karena aktivitas yang beragam. Letak sakit kepala biasanya tepat di belakang mata atau seluruh bagian kepala.
4. Neuralgia oksipital (occipital neuralgia). Kondisi ini dipicu oleh gangguan pada sar oksipital yang berada di sekitar saraf tulang belakang, letaknya dari pangkal leher sampai kepala. Penyebabnya adalah iritasi atau cedera pada saraf oksipital.
5. Migrain basilar, yaitu migrain yang terjadi pada belakang kepala, tepatnya pada arteri basilar. Kondisi ini umumnya diawali dengan gejala aura, yaitu pandangan kabur, kebutaan sementara, pusing, telinga berdenging, serta gangguan berbicara dan mendengar.
Sakit kepala samping
Sakit kepala dapat terjadi pada seluruh bagian kepala, termasuk sisi samping kanan dan kiri kepala. Meski sama-sama terletak di samping, sakit kepala sebelah kanan dan kiri kepala disebabkan oleh faktor yang berbeda.
1. Sakit kepala sebelah kanan. Biasanya disebabkan oleh migrain kronis, hemicrania continua (sakit kepala yang langka), sakit kepala kronis, infeksi (seperti meningitis), gangguan pembuluh darah (seperti stroke), tekanan dalam rongga kepala yang meningkat atau menurun, tumor otak, dan cedera otak.
2. Sakit kepala sebelah kiri. Biasanya disebabkan oleh gaya hidup (seperti minum alkohol, menunda makan, kurang tidur, dan stres), infeksi, alergi, gangguan saraf (seperti trigeminal neuralgia), tekanan darah tinggi (hipertensi), stroke, gegar otak, dan tumor otak.
Penyebab sakit kepala
Berdasarkan penyebabnya, sakit kepala terbagi menjadi sakit kepala primer dan sekunder. Sakit kepala primer tidak terkait dengan penyakit tertentu. Kondisi ini dapat dipicu oleh sakit kepala tegang, migrain atau migrain pada anak.
Sakit kepala primer juga dapat disebabkan oleh perilaku sehari-hari yang tidak baik, seperti kurang tidur, telat makan, atau pilihan makanan yang kurang tepat.
Sementara sakit kepala sekunder terjadi akibat penyakit tertentu yang mengaktifkan saraf nyeri di kepala. Kondisi ini bisa dipicu oleh sejumlah penyakit, seperti sinusitis akut, flu dan demam, sakit gigi, infeksi telinga, cedera kepala, hipertensi, tumor otak, stroke, keracunan zat kimia, atau serangan panik.
Cara mengatasi
Jenis sakit kepala primer bisa diobati dengan mengonsumsi ibuprofen, paracetamol dan aspirin. Bisa juga konsumsi obat sumatriptan atau sejenis ergot untuk migrain sesuai resep dokter.
Sementara itu untuk migrain kronis dan sakit kepala cluster bisa menggunakan obat seperti Amitriptyline (antidepresan), Methysergide maleate (Mengurangi penyempitan pembuluh darah), Asam valproat (obat anti kejang), Beta blocker dan Verapamil.
Tidak melulu obat-obatan, cara mengatasi sakit kepala juga bisa dengan mengubah pola hidup sehat untuk mengurangi gejala yang terjadi, misalnya rutin olahraga, makan-makanan sehat dan kurangi kafein, alkohol dan garam, cukup waktu tidur, hindari pemicu stres, cukupi cairan tubuh, beristirahat yang cukup.
Ada juga beberapa perawatan yang bisa menangani sakit kepala, antara lain:
1. Perawatan biofeedback yang menggunakan teknik relaksasi meredakan nyeri.
2. Kelas manajemen stres.
3. Akupuntur untuk mengurangi stress dan ketegangan.
4. Terapi dingin dan panas dengan kompres saat sakit kepala muncul.
5. Mandi menggunakan air hangat agar otot kembali rileks.
Sakit kepala tetap harus diwaspadai apalagi jika diikuti gejala tertentu. Ini bisa menjadi awal tanda terjadinya penyakit serius seperti meningitis, ensefalitis dan stroke. Jika muncul gejala dan tanda di bawah ini segera pergi ke dokter.
1. Demam tinggi sampai 40 derajat celcius
2. Mual atau muntah
3. Linglung dan sulit memahami pembicaraan
4. Pingsan
5. Mati rasa hingga mendadak alami kelumpuhan di satu sisi tubuh
6. Leher kaku
7. Kesulitan melihat, berjalan dan berbicara