KabarMakassar.com — Puluhan Mahassiwa yang tergabung dari Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) se Universitas Negeri Makassar (UNM) menggelar aksi unjuk rasa di depan Gedung Menara Phinisi UNM dengan membawa sejumlah isu yang di anggap menjadi problematika di UNM, Kamis (11/07).
Presiden BEM Fakultas Ilmu Pendidikan (FIP) UNM, Faisal Akbar mengatakan bahwa sebelumnya mahasiswa telah melakukan dialog bersama rektorat. Namun, menurutnya bahasa rektorat di anggap tidak dapat menyelesaikan probelmatima tersebut.
“Isu salah satunya, SK peninjauan UKT yang sampai hari ini belum juga terbit, kedua masalah IPI kedokteran, ketiga masalah kebebasan berekspresi mahasiswa, keempat problematika almamater, kelima masalah UKT jalur mandiri. Kita menuntut dan meminta memperjelas,” kata Faisal, Kamis (11/07).
Dalam tuntutannya, salah satu isu yang menjadi sorotan adalah problematika harga almamater yang diklaim lebih mahal dengan kualitas yang sama dengan sebelumnya, sehingga memicu kekecewaan bagi para mahasiswa. Menurut mahasiswa, hal ini menunjukkan adanya indikasi eksploitasi mahasiswa untuk kepentingan segelintir pihak.
Selain itu, kata dia, kebijakan tinjauan Uang Kuliah Tunggal (UKT) yang dianggap belum menunjukkan kejelasan. Mekanisme peninjauan yang dianggap tidak transparan dan minimnya partisipasi mahasiswa dalam prosesnya, menimbulkan spekulasi bahwa UKT hanya dijadikan alat untuk memeras mahasiswa
Lebih lanjut, BEM se-UNM menolak pemberlakuan Iuran Pengembangan Institusi (IPI) Kedokteran yang terus digaungkan. Beban biaya yang tinggi diperkirakan akan membebani siswa dan keluarga mereka, serta bertentangan dengan prinsip pendidikan yang seharusnya terjangkau bagi semua kalangan.
Metode perkuliahan di UNM pun tak luput dari kritik mahasiswa. Menurut mereka, masih ada beberapa program studi yang menerapkan metode pembelajaran yang tidak efektif dan tidak sesuai dengan kebutuhan mahasiswa di era digital.
Sehingga, perlu dievaluasi dan diperbaharui agar proses belajar mengajar di UNM lebih berkualitas dan berdaya guna menyadari berbagai permasalahan tersebut. Dan mahasiwa berharap dari dilibatkan dalam transparansi Kebijakan.
Meski demikian, Faisal menegaskan bahwa aksi unjuk rasa yang digelar ini tidak ada hubungannya dengan kejadian cekcok antara mahasiswa dan oknum dosen.
“Ini sedikit berbeda, isunya sama tapi tidak ada hubungan dengan yang kemarin, jadi hari ini kami dengan teman aliansi itu berbeda,” pungkasnya.