KabarMakassar.com — Sebuah video yang viral di media sosial menunjukkan cekcok antara mahasiswa Universitas Negeri Makassar (UNM) dan sejumlah oknum dosen terkait kebijakan wajib pembelian almamater untuk mahasiswa baru.
Dalam video tersebut, tampak seorang mahasiswa bernama Dirga, yang mengenakan baju biru, terlibat perdebatan hingga didorong oleh seseorang berpakaian putih yang diduga adalah oknum dosen UNM.
Dirga mengaku bahwa dirinya yang tergabung dalam aliansi mahasiswa UNM hendak menyampaikam sejumlah persoalan di UNM ke rektor secara langsung.
“Soal kewajiban beli almamater, SK peninjauan UKT, kewajiban kursus mahir dasar (KMD) pramuka di PGSD UNM, iuran pengembangan institusi, dan website mahasiswa baru yang sempat eror, itu yang kami mau sampaikan secara baik-baik,” kata Dirga saat dikonfirmasi KabarMakassar.com, Rabu (10/07).
Dirga menceritakan bahwa saat itu, ia dan rekannya ingin menyampaikan bahwa ada mahasiswa baru yang tidak mampu untuk membeli almamater. Sementara, dalam kebijakan dari kampus mahasiwa baru wajib membeli ketika akan mendaftarkan nomor induk kemahasiswaan.
“Jadi instruksi ada kewajiban memiliki almamater.Kedua, akun unm yang menginformasikan pendaftaran ulang mahasiswa baru di akun itu menyampaikan bahwa untuk registrasi NIM ada beberapa syarat yang harus dipenuhi. Salah satunya mencantumkan kuitansi pembelian almamater, jadi itu yang membuat semua mahasiswa baru wajib membeli,” jelasnya.
Lebih lanjut, Dirga mengatakan bahwa saat hendak menyampaikan dan memberikan berkas terkait persoalan yang ada di kampus, ia malah dituduh sebagai calo dan memprovokasi mahasiswa.
“Sebelumnya sebenarnya kami berbicara baik-baik, tidak ada maksud untuk memprovokasi, mencaci maki rektor ataupun dosen lain,” ungkapnya.
“Tapi tiba-tiba saya dan teman terkhusus saya, dituduh sebagai calo, bukan mahasiswa UNM, makanya di video itu saya dimintai kartu tanda mahasiswa, jadi saya perlihatkan. Saya memang mahasiswa UNM,” lanjut Dirga.
Sebelum cekcok, kata Dirga, dirinya sempat berdialog bersama rektor dan membawah mahasiswa baru yang diduga tidak mampu membeli almamater. Setelah itu, ia tiba-tiba dipisahkan oleh rekannya dan disuruh pulang oleh oknum dosen tersebut.
“Lalu teman-teman membawa korban yang memang tidak mampu membeli almamater, jadi rektor minta mana korbannya, lalu bergeserlah kami ke dekat tangga yang ada korban. Jadi sambil didorong saya disuruh pisah oleh teman-teman, disuruh pulang karena di anggap provokator segala macam,” pungkasnya.
Sementara itu, Kepala Humas UNM, Burhanuddin saat dikonfirmasi tim KabarMakassar, mengatakan bahwa dirinya tidak mempunyai hak untuk mengklarifikasi terkait informasi viralnya video tersebut.
“Bukan hak saya untuk bicara terkait itu, coba tanya sama yang berkaitan langsung,” kata Burhan.