KabarMakassar.com — Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) mengalami penguatan signifikan pada perdagangan terakhur, Kamis (27/06) kemarin. Meskipun mayoritas bursa saham di kawasan Asia mengalami pelemahan, IHSG dibuka dengan kenaikan 23,50 poin atau 0,34 persen ke posisi 6.929,14 dan ditutup menguat 0,90 persen (62 poin) ke level 6.967.
Adapun Indeks LQ45, yang terdiri dari 45 saham unggulan, juga naik 4,94 poin atau 0,57 persen ke posisi 868,23.
Mengutip data RTI, IHSG mencapai level tertinggi pada
6.968 dan terendahnya 6.915. Sebanyak 306 saham menguat, 239 saham turun, dan 239 saham stagnan. Pada pembukaan perdagangan pagi hari, IHSG dibuka di zona hijau, naik 36 poin (0,53 persen) ke level 6.942.
Pergerakan Bursa Regional Asia
Pada Kamis pagi kemarin, bursa saham regional Asia menunjukkan pergerakan yang bervariasi. Indeks Nikkei melemah 445,80 poin atau 1,13 persen ke 39.220,30, indeks Hang Seng turun 280,76 poin atau 1,55 persen ke 17.809,16, indeks Shanghai turun 20,85 poin atau 0,70 persen ke 2.951,67, sedangkan indeks Straits Times menguat tipis 0,17 poin atau 0,01 persen ke 3.331,87.
Faktor Penguatan IHSG
Penguatan IHSG disokong oleh kenaikan di sembilan sektor, dengan sektor barang baku memimpin dengan kenaikan 0,53 persen. Sektor transportasi dan logistik naik 0,50 persen, sektor keuangan naik 0,44 persen, sektor kesehatan naik 0,33 persen, sektor barang konsumsi primer naik 0,31 persen, sektor barang konsumsi nonprimer naik 0,16 persen, sektor energi naik 0,10 persen, dan sektor infrastruktur naik 0,11 persen. Hanya dua sektor yang mengalami penurunan: sektor perindustrian turun 0,07 persen dan sektor properti dan real estat turun tipis 0,03 poin.
Seemntara, dari sisi domestik, sentimen domestik yang mempengaruhi pergerakan IHSG pada perdagangan terakhir termasuk aksi profit taking oleh investor asing yang masih terjadi di saham perbankan besar (Big Caps). Investor asing mencatatkan jual bersih sebesar Rp 313,8 miliar di seluruh pasar pada Rabu (26/6), mencerminkan kekhawatiran investor terhadap stabilitas ekonomi domestik, khususnya terkait depresiasi nilai tukar rupiah yang telah terdepresiasi 6,2 persen year-to-date (ytd) ke level Rp 16.435 per dolar AS. Risiko nilai tukar ini berdampak pada margin profitabilitas emiten.
Di sisi lain, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mempertimbangkan perpanjangan restrukturisasi kredit COVID-19 hingga 2025, mengingat stimulus tersebut telah berakhir pada Maret 2024. Perpanjangan kebijakan ini diharapkan dapat membantu perbankan memperbaiki kualitas aset dan menjaga pencadangan (CKPN). Presiden Joko Widodo sebelumnya juga menyampaikan perlunya perpanjangan stimulus ini dalam Sidang Kabinet awal pekan ini.
Sentimen Pasar Asia-Pasifik
Pada perdagangan sebelumnya, Rabu (26/06), bursa Asia-Pasifik menunjukkan pergerakan yang beragam. Indeks Nikkei 225 Jepang naik 1,26 persen, sementara indeks Topix menguat 0,56 persen. Di Korea Selatan, KOSPI menguat 0,64 persen dan Kosdaq naik tipis 0,02 persen. Indeks Hang Seng Hong Kong mengalami kenaikan 0,09 persen, namun S&P/ASX 200 Australia turun 0,71 persen.
Pelaku pasar sedang menantikan beberapa data penting yang dapat mempengaruhi pergerakan saham, seperti data inflasi Australia untuk Mei 2024 dan data output manufaktur Singapura, yang diperkirakan meningkat dari 3,6 persen pada April menjadi 3,8 persen pada Mei.
Penguatan Wall Street
Bursa saham AS Wall Street juga menguat pada Rabu (26/06), dipimpin oleh kenaikan saham teknologi. Indeks S&P 500 naik tipis 0,16 persen dan ditutup pada 5.477,9, sementara Dow Jones menguat 0,04 persen ke 39.127,8. Nasdaq Composite naik 0,49 persen dan ditutup pada 17.805,16, mencatat kenaikan 18,6 persen sepanjang semester pertama 2024 berkat lonjakan saham Nvidia.
Saham Amazon melonjak 3,9 persen, mencapai titik tertinggi sepanjang masa dengan nilai kapitalisasi pasar melampaui 2 triliun dolar AS, bergabung dengan Nvidia, Apple, Alphabet, dan Microsoft.
Top Gainers dan Losers
Berikut Top Gainers dan Losers yang dihimpun pada perdagangan Kamis (27/06) kemarin
Top gainers LQ45 adalah:
PT Mitra Adiperkasa Tbk (MAPI) 3,91%
PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) 2,14%
PT Barito Pacific Tbk (BRPT) 2,08%
Top losers LQ45 terdiri dari:
PT Indosat Tbk (ISAT) -0,96%
PT Harum Energy Tbk (HRUM) -0,87%
PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk (MTEL) -0,76%
Secara keseluruhan, meskipun IHSG berhasil mencatatkan penguatan di tengah pelemahan mayoritas bursa Asia, kondisi pasar masih dipengaruhi oleh berbagai faktor global dan domestik yang kompleks.
Pergerakan IHSG diprediksi akan tetap fluktuatif seiring dengan perkembangan data ekonomi dan kebijakan baik dari dalam negeri maupun luar negeri. Pemerintah dan otoritas terkait perlu terus memantau dan mengambil langkah yang tepat untuk menjaga stabilitas pasar saham dan nilai tukar rupiah.