kabarbursa.com
kabarbursa.com
News  

Kembangkan Potensi Lokal, Pemkab Jeneponto Mulai Jajaki Kursus-Pelatihan Batik Ecoprint

Kembangkan Potensi Lokal, Pemkab Jeneponto Mulai Jajaki Kursus-Pelatihan Batik Ecoprint
(Foto : IST).
banner 468x60

KabarMakassar.com — Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Jeneponto, Sulawesi Selatan (Sulsel) kembali menunjukkan komitmennya dalam mengembangkan potensi lokal di berbagai sektor.

Bentuk komitmen dan keseriusan itu ditunjukkan pemerintah Daerah melalui Program Pendidikan Kecakapan Wirausaha Tahun 2024.

Pemprov Sulsel

Program itu pun meliputi Kursus dan pelatihan jenis keterampilan Batik Ecoprint. Pelatihan ini diikuti oleh peserta dari berbagai kalangan, termasuk Ibu Rumah Tangga (IRT) dan pegiat UMKM dari berbagai kecamatan di Kabupaten Jeneponto.

Para peserta juga telah melewati proses seleksi administrasi untuk dapat bergabung dalam program ini.

Dengan begitu, kegiatan ini pun resmi dibuka oleh Pj Bupati Jeneponto, Junaedi Bakri di Lembaga Pendidikan dan Kursus (LPK) Navega, Jalan Pahlawan No. 11, Karisa, Kabupaten Jeneponto.

Dalam arahannya, Junaedi Bakri menyampaikan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya atas terlaksananya kegiatan pelatihan kewirausahaan ini.

“Sebagaimana diketahui bersama, modal dan pasar menjadi faktor utama kesuksesan suatu usaha. Saat ini, pemerintah telah menyiapkan Kredit Usaha Rakyat (KUR) yang tentu sangat menunjang kegiatan para peserta pelatihan ini untuk menjadi owner,” ujar Junaedi Bakri. Kamis (27/6).

Untuk menunjang itu semua kata Junaedi, maka harus juga ditunjang dengan pemasaran, dimana pemerintah berupaya maksimal mengupayakan eksistensi para pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) Kabupaten Jeneponto.

“Saat ini pemerintah sedang menyiapkan UPT Pemasaran Produk Lokal dan skemanya masih dalam proses agar dapat segera terlaksana,” jelas Edi Bakri.

Edi Bakri juga menekankan pentingnya kolaborasi antar sesama peserta pelatihan dalam program keterampilan Batik Ecoprint ini.

“Sebaiknya para peserta ini ke depannya jangan dibiarkan bekerja perorangan, tapi disatukan dalam rumah produksi dengan berbadan hukum dalam skema koperasi,” tegasnya.

Disamping itu, yang paling diutamakan adalah membuat produk yang memiliki keunggulan komparatif dengan mengedepankan kearifan lokal yang mungkin sudah ikonik untuk menjadi brand lokal Jeneponto.

Sementara itu, Pimpinan Lembaga Pendidikan dan Kursus (LPK) Navega, Hj Dra. Nurmahmuda dalam laporannya menyampaikan harapannya agar seluruh peserta dapat menjadi owner-owner ecoprint di Kabupaten Jeneponto.

“Segala sumber peralatan yang dibutuhkan telah disiapkan oleh Dirjen Vokasi Kementerian Diknas Kebudayaan dan Ristek RI,” ungkapnya.

Selain itu, kegiatan ini juga didukung oleh UMKM Maurint Art, Galeri Navega, Lembaga Permodalan Bank BRI, dan platform digital Shopee.

Wanita yang kerap disapa Bunda Nunung ini juga menjelaskan bahwa dalam pelatihan tersebut para peserta akan mengikuti program kursus ecoprint selama 42 hari atau 250 jam pelajaran.

” Sekitar 6 jam per hari, bekerja sama dengan Direktorat Kursus dan Pelatihan Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi Kemendikbud Ristek RI,” terangnya.

Acara pembukaan ini turut dihadiri oleh Kabid Paud dan Binmas, Kepala Kelurahan Empoang, perwakilan dari Dinas Koperasi Usaha Kecil dan menengah (Diskop UMKM), Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) serta pihak perbankan.

Dengan terlaksananya pelatihan ini, diharapkan akan lahir pengusaha-pengusaha baru di bidang Batik Ecoprint yang mampu mengangkat kearifan lokal dan berkontribusi dalam perekonomian Kabupaten Jeneponto.

Sekedar diketahui, Ecoprint merupakan teknik pencetakan pada kain atau kertas yang bahan dasarnya menggunakan bahan alami seperti daun, bunga dan kayu untuk menghasilkan pola dan warna yang indah.

Pelatihan ecoprint sangat penting untuk fesyen berkelanjutan karena fesyen merupakan industri yang memiliki dampak besar terhadap lingkungan.

Adapun teknik pembuatan ecoprintnya dibagi menjadi dua teknik yaitu: (1) teknik pukul atau pounding dan (2) teknik kukus atau steaming (Salma & Ristiani, 2021). Selain itu, ada juga yang menambahkan teknik fermentasi daun (Bahan Kain, 2020), tetapi setelah dianalisis hasilnya masuk ke dalam dua teknik utama tersebut di atas.

Untuk skema pembuatannya sendiri, pertama,
1. Bentangkan kain di atas meja.
2. Tempelkan daun-daunan yang diinginkan.
3. Pukul dengan menggunakan palu hingga warna daun menempel di kain.
4. Angkat secara perlahan daun tersebut.
5. Jemur kain hingga kering.
6. Rendam kain dalam air campuran tawas.
7. Jemur kembali hingga kering.
8. Dan kain ecoprint kamu sudah jadi deh

Pasalnya, ecoprint ini memilki keunggulan dengan mengurangi penggunaan bahan kimia berbahaya, kain ecoprint membantu menjaga kualitas air dan mengurangi polusi lingkungan.

Seperti yang sudah disebutkan di atas, kain ecoprint menghasilkan keindahan yang unik. Proses ecoprint menghasilkan motif dan pola yang unik dan organik.1

Namun dalam hasil pembuatan teknik tersebut, hasil ecoprint juga memiliki kelemahan pada daya tahan lunturnya yang kurang stabil sehingga menyebabkan kualitas hasil pewarnaan dapat berkurang.

Oleh karena itu, perlu dilakukan proses fiksasi zat warna untuk memperoleh ketahanan luntur yang tinggi.