KabarMakassar.com — Untuk mengurangi risiko stunting pada balita dan menekan kekerasan terhadap perempuan serta anak di bawah umur, Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Toraja Utara bersama Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk Keluarga Berencana Kabupaten Toraja Utara menggelar sosialisasi. Acara ini menyasar ibu balita dan anak remaja melalui Penyuluh KB Kecamatan Sanggalangi.
Kegiatan berlangsung selama dua hari, dari tanggal 26-27 Juni 2024, di kantor Lembang Buntu La’bo’ Kecamatan Sanggalangi. Kepala Lembang Buntu La’bo’, Djulisa Tarru, membuka acara dan menyampaikan bahwa kegiatan ini sangat penting karena memberikan pengetahuan tentang bagaimana melakukan pelatihan yang tepat.
“Mungkin kita sudah melakukan pelatihan bagi yang sudah berkeluarga, namun jika dilakukan tanpa prosedur yang benar, hasilnya akan berbeda,” jelas Djulisa.
Ia juga mengingatkan pentingnya aktif mengikuti posyandu untuk memantau perkembangan balita agar tetap sehat dan tumbuh kembang dengan baik.
Penyuluh KB Kecamatan Sanggalangi, Emiliana Palayukan, memaparkan materi tentang stunting dan upaya pencegahannya. Ia menekankan bahwa stunting bukan hanya persoalan fisik yang pendek, tetapi juga tentang hambatan pertumbuhan dan perkembangan organ tubuh lainnya, termasuk otak.
“Anak yang menderita stunting kemungkinan besar mengalami hambatan dalam pertumbuhan dan perkembangan organ lainnya,” ungkap Emiliana.
Akibat jangka pendek stunting meliputi gangguan perkembangan otak, pertumbuhan fisik, dan perkembangan motorik. Sedangkan hasil jangka panjangnya termasuk tingkat kecerdasan rendah, prestasi belajar buruk, produktivitas rendah, kesulitan bersaing dalam mencari pekerjaan, serta cenderung mengalami obesitas dan penyakit kronis di usia tua seperti hipertensi, jantung, dan diabetes.
Emiliana juga menekankan pentingnya pemahaman ibu balita tentang stunting dan peran penting keluarga dalam memahami fungsi-fungsi keluarga, seperti fungsi keagamaan, sosialisasi, dan pendidikan.
“Orang tua harus menjadi teladan dalam beribadah, sikap, dan perilaku sehari-hari sesuai norma agama, serta mendorong anak-anak mereka untuk bersosialisasi dan mendapatkan pendidikan yang baik,” tutur Emiliana.
Selain itu, penyuluhan ini juga memberikan pemahaman kepada remaja tentang bagaimana menjaga pergaulan agar tidak merusak masa depan mereka. Kegiatan ini diikuti dengan antusias oleh para remaja dan ibu balita di wilayah Lembang Buntu La’bo’.