KabarMakassar.com — Wisuda santri yang digelar oleh Badan Komunikasi Pemuda Remaja Masjid Indonesia ( BKPRMI ) Kabupaten Jeneponto, Sulawesi Selatan telah usai.
Namun pasca kegiatan itu dilaksanakan, ternyata acara tersebut menyisakan tumpukan sampah yang bertebaran di areal halaman Masjid Agung Jeneponto.
“Ya, pastinya sangat terganggu dengan kegiatan ini karena biasanya bersih tapi setelah ini tidak ada respon cepat dengan kebersihannya ini,” ucap salah seorang warga sekitar yang enggan disebutkan identitasnya, Selasa (25/6).
Kondisi ini pun membuat warga sekitar merasa prihatin. Bahkan, mengaku risih melihat situasi tersebut lantaran areal halaman Masjid dipenuhi dengan gundukan sampah-sampah plastik bekas minuman, kardus hingga sisa-sisa makanan.
Situasi tersebut kian memprihatinkan. Sebab, sampah-sampah tersebut juga memenuhi gang Masjid hingga beterbangan ke halaman rumah warga akibat tertiup angin.
Bahkan menurutnya, kondisi tersebut baru kali ini terjadi, selama ada kegiatan yang berlangsung di Areal Masjid Agung Jeneponto.
“Jorok sekali, ini yang paling parah dan paling jorok yang pernah kita lihat. Bahkan, seingat saya, dulu-dulu setelah kegiatan selesai langsung bersih tapi yang saya lihat sampai sekarang belum dibersihkan,” jelasnya. Selasa (25/6) malam.
Meski begitu, Dia bersama warga lainnya tetap berupaya melakukan aksi gotong royong agar kondisi areal Masjid kembali bersih.
Disisi lain, apabila ada kegiatan serupa yang akan digelar maka Warga setempat berharap agar kejadian seperti ini tak terulang kembali.
” Harapan warga disini sekiranya setelah selesai kegiatan harus respect cepat dibersihkan sampah-sampahnya karena angin itu bertiup sehingga sampahnya bertebaran dan pastinya merembet kerumah-rumah warga pastinya,” harapnya.
Sementara itu, Sahanuddin selaku penyelanggara kegiatan wisuda BKPRMI yang dihubungi secara terpisah mengatakan jika kondisi tersebut sudah diantisipasi sebelumnya dengan pengurus Masjid akan tetapi ada hal yang tak terduga sehingga peristiwa ini terjadi.
“Ada komitmen antara ketua BKPRMI dengan pihak Masjid Agung bahwa akan dibersihkan, namun untuk lebih jelasnya kita konfirmasi ke Ketua BKPRMI,” tandasnya.
Bahkan, Sahanuddin berdalih bahwa dirinya tidak pernah terlibat dalam acara tersebut. Tetapi, Dia tetap mengakui jika kejadian ini membuatnya pusing.
“Untuk kegiatan kali ini saya tidak terlalu terlibat karena sibuk di urusan lain, cuman tadi saya ngeri juga lihat sampah. Jadi saya bicara sama Ketum bahwa ini sampah bagaimana, ,makanya itu tadi penjelasannya, terkait komitmennya saya kurang tahu,” timpalnya.
Tak ingin dirinya terus disalahkan dalam kejadian ini, Sahanuddin pun melempar tanggungjawab ini ke Ketua Umum BKPRMI Jeneponto, Salehuddin.
“Maka saya bilang konfirmasi ke Ketua BKPRMI karena saya sudah bicara tadi, dia bilang kami sudah bicara sama pengurus Masjid Agung,” imbuhnya.
Dihubungi secara terpisah, Ketua Umum BKPRMI Kabupaten Jeneponto, Salehuddin menjelaskan bahwa bentuk komitmen yang dibangun bersama pengurus Masjid merupakan komitmen terkait penanganan sampah dan sejenisnya.
Itu pun dengan dasar, semua gerobak pedagang yang menjual di areal halaman Masjid Agung Jeneponto dikenakan retribusi. Bukan diserahkan kepada panitia Wisuda.
Atas dasar itu pula, komitmen tersebut terbentuk. Lantas, dari hasil retribusi ini, pengurus Masjid bersedia membersihkan sampah apabila kegiatan ini sudah selesai.
Namun dalam komitmen tersebut, ternyata ada pihak lain yang menyerobot sehingga kondisi ini pun terjadi.
“Maghrib tadi saya konfirmasi ke pengurus, apa nabilang (Katanya), mohon maaf ini Pak Ustadz apa yang kita harapkan ini ternyata tidak terjadi, nah ini semua yang menagih penjual-penjual semua, bukan panitia Masjid yang menagih tapi ternyata anggotanya pak lingkungan yang pergi menagih duluan, menyerobot, sehingga pengurus masjid gigit jari,” imbuhnya.
Apesnya lagi, pengurus Masjid juga tak mampu membayar jatah pengamanan 4 orang polisi yang ditugaskan dalam acara tersebut.
Penyebabnya kata Dia, honor yang telah dijanjikan pengurus kepada petugas kepolisian juga berasal dari hasil retribusi.
Untuk menutupi masalah ini, Salehuddin terpaksa harus meminjam uang dari bendaharanya untuk menyelesaikan persoalan pengamanan ini.
“Jangankan untuk pak Polisi ustadz, Sedangkan ini saja petugas kebersihan didalam ini tidak ada nadapat karena ini anggotanya pak lingku yang pergi menagih di penjual-penjual,” katanya.
Terkait besaran retribusi, Salehuddin menyebut tak tahu menahu berapa jumlahnya, alasannya, urusan tersebut sudah diserahkan sepenuhnya kepada Pengurus Masjid.
Disisi lain, Sekertaris Pengurus Masjid Agung Jeneponto, Sulaeman mengatakan bahwa kondisi kotor yang terjadi di halaman Masjid Agung Jeneponto sudah diatasi pihaknya.
“Iye begin saya jelaskanki dulu, sementara saat ini lagi penangananmididalam, sudah pembersihanmi,” timpalnya.
Sulaeman juga berdalih bahwa kondisi ini terjadi karena pihaknya juga menunggu tenda didalam areal Masjid Agung Jeneponto dibongkar.
Terlebih lagi, Ia juga tak ingin menyalahkan pihak siapa yang harus bertanggungjawab dalam masalah ini.
“Terkait masalah itu kan biarmi dia yang anu toh. Jadi lepas dari tanggung jawab kitaji, jadi seperti itu, jadi intinya bagaimana keadaan Masjid bisa kembali seperti semula. Jadi penanganannya itu kita bersihkanji ini malam,” tutupnya.