kabarbursa.com
kabarbursa.com
News  

Makassar Masuk Musim Kemarau, BMKG Imbau Aktifitas Pembakaran

Makassar Masuk Musim Kemarau, BMKG Imbau Aktifitas Pembakaran
Ilustrasi kemarau (Dok : int).
banner 468x60

KabarMakassar.com — Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Wilayah IV Makassar menyatakan bahwa wilayah Makassar telah memasuki musim kemarau.

Prakirawan Muhammad Sultan Djakaria menekankan bahwa kondisi panas dan kering yang saat ini melanda kota merupakan fenomena yang wajar karena minimnya tutupan awan.

Pemprov Sulsel

“Memasuki musim kemarau, suhu panas yang terjadi di Makassar adalah hal yang biasa akibat kurangnya tutupan awan,” ungkap Djakaria, Jumat (21/06).

Menurut Djakaria, panas yang dirasakan warga Makassar saat ini bukan merupakan bagian dari fenomena El Nino, yang saat ini berada dalam status netral di wilayah tersebut. Namun, ia memperingatkan bahwa kondisi panas dan kering ini meningkatkan risiko kebakaran.

“Meskipun El Nino masih netral, panas dan kering yang terjadi saat ini bisa berpotensi menyebabkan kebakaran,” jelasnya.

Oleh karena itu, BMKG mengimbau warga untuk tidak melakukan pembakaran di area terbuka maupun di pemukiman. Kewaspadaan dan tindakan pencegahan sangat diperlukan untuk menghindari terjadinya kebakaran yang dapat membahayakan.

“Dalam kondisi seperti ini, kebakaran sering terjadi akibat panas dan kering. Kami mengimbau warga untuk menghindari aktivitas pembakaran,” kata Djakaria.

BMKG juga menekankan pentingnya mengikuti petunjuk dan imbauan dari pihak berwenang untuk menjaga keselamatan bersama selama musim kemarau ini. Warga diharapkan dapat lebih berhati-hati dalam beraktivitas, terutama di daerah yang rawan kebakaran.

Sebelumnya diberitakan, Wali Kota Makassar, Moh Ramdhan Danny Pomanto telah mengambil langkah proaktif sebagai bentuk antisipasi masalah kekeringan air jelang musim kemarau Agustus mendatang.

“Saya sudah memerintahkan, 12 sumur baru sumur dalam itu. Di perubahan saya akan beli mobil tangki yang banyak dan membeli pengelohaan air 12 itu tadi dan saya akan sebar,” jelasnya.

Selain itu, dia juga berencana untuk membuat 15 titik sumur dalam baru sebagai upaya backup atas pengalaman kekeringan air pada tahun sebelumnya.

Lebih lanjut, Danny menyebut berdasar survei tahun 2023 kemarin, menunjukkan tingkat kepuasan masyarakat sebesar 82,9 persen terhadap penanganan kekeringan. Artinya, pemerintah telah cukup baik dalam mengatasi masalah ini sebelumnya.

“Namun, untuk lebih mengantisipasi kekeringan di masa yang akan datang, langkah-langkah seperti pembuatan sumur dalam baru diambil untuk memastikan ketersediaan air yang memadai bagi seluruh masyarakat,” tutupnya.