KabarMakassar.com — Di era modern ini, makanan cepat saji, terutama yang digoreng, sangat menggugah selera dan terlihat lezat. Namun, di balik kenikmatannya, makanan berminyak menyimpan banyak dampak negatif bagi kesehatan.
Makanan berminyak tidak hanya ditemukan pada makanan cepat saji. Makanan ini mencakup semua jenis makanan yang digoreng atau dimasak dengan minyak berlebih, seperti gorengan, keripik, atau makanan berkuah yang mengandung minyak.
Konsumsi makanan berminyak dapat membawa dampak negatif bagi kesehatan, baik dalam jangka pendek maupun panjang, salah satunya adalah penyakit jantung. Berikut adalah 10 dampak buruk sering mengonsumsi makanan berminyak, dirangkum Kabar Makassar dari berbagai sumber:
Dampak Buruk Makanan Berminyak
1. Sebabkan Kembung, Sakit Perut, dan Diare
Lemak adalah makronutrien yang paling lambat dicerna. Karena makanan berminyak mengandung banyak lemak, mereka memperlambat pengosongan perut. Ini membuat makanan menghabiskan lebih banyak waktu di perut, yang dapat menyebabkan kembung, mual, dan sakit perut. Pada orang dengan kondisi pencernaan tertentu, makanan ini dapat memperburuk gejala seperti kram dan diare.
2. Mengganggu Keseimbangan Bakteri Usus
Makanan berminyak dapat merusak bakteri sehat yang hidup di usus. Bakteri usus yang sehat membantu meningkatkan kolesterol HDL yang melindungi jantung dan memecah serat untuk menghasilkan asam lemak rantai pendek yang memiliki efek anti-inflamasi dan melindungi dari gangguan pencernaan. Ketidakseimbangan bakteri usus juga dapat berkontribusi terhadap kenaikan berat badan.
3. Sebabkan Obesitas
Makanan berminyak dapat menyebabkan kenaikan berat badan karena jumlah kalorinya yang tinggi, terutama dari minyak trans. Obesitas dikaitkan dengan banyak kondisi kesehatan negatif, termasuk penyakit jantung, diabetes, stroke, dan kanker tertentu. Minyak trans dikenal karena kontribusinya yang signifikan terhadap peningkatan berat badan, mengganggu metabolisme, dan menumpuk sebagai lemak tubuh yang sulit dibakar.
4. Picu Stroke dan Penyakit Jantung
Makanan berminyak memiliki beberapa efek negatif pada kesehatan jantung. Sering mengonsumsi gorengan dikaitkan dengan peningkatan tekanan darah, penurunan HDL (kolesterol baik), dan peningkatan berat badan serta obesitas. Kondisi ini menyebabkan timbunan lemak yang menghalangi aliran darah melalui arteri, yang pada akhirnya dapat menyebabkan serangan jantung, stroke, atau penyakit arteri perifer. Kebiasaan mengonsumsi makanan berminyak secara teratur juga meningkatkan risiko penyakit jantung koroner.
5. Tingkatkan Risiko Diabetes
Makanan berminyak dapat meningkatkan risiko diabetes tipe 2. Konsumsi makanan cepat saji, yang sering kali mengandung minyak berlebih dan minuman manis, menyebabkan asupan kalori tinggi, penambahan berat badan, kontrol gula darah yang buruk, dan meningkatnya peradangan. Faktor-faktor ini meningkatkan risiko diabetes tipe 2 dan sindrom metabolik. Kelebihan lemak, terutama lemak trans, mengganggu kemampuan tubuh untuk menggunakan insulin secara efektif, yang memicu resistensi insulin dan peningkatan kadar gula darah.
6. Sebabkan Jerawat
Makanan berminyak dapat meningkatkan pertumbuhan jerawat. Konsumsi minyak berlebih mempengaruhi ekspresi gen dan mengubah kadar hormon yang dapat menyebabkan jerawat. Asam lemak omega-6 dalam minyak yang digunakan untuk menggoreng makanan berminyak dapat berkontribusi pada ketidakseimbangan hormon yang memicu jerawat. Produksi sebum yang berlebih akibat makanan berminyak juga menyumbat pori-pori dan memicu peradangan kulit.
7. Merusak Fungsi Otak
Pola makan yang kaya akan lemak dapat menyebabkan masalah dengan fungsi otak. Penambahan berat badan, tekanan darah tinggi, dan sindrom metabolik yang dikaitkan dengan makanan berlemak juga terkait dengan kerusakan pada struktur otak dan jaringan. Makanan tinggi lemak trans juga telah dikaitkan dengan gangguan fungsi otak, seperti penurunan kemampuan belajar dan mengingat. Pola makan tinggi lemak berlebihan dapat mempengaruhi neurotransmisi dan plastisitas otak, yang pada akhirnya mengganggu kognisi dan memori.
8. Masalah Pernapasan
Kelebihan kalori dari makanan berminyak bisa menyebabkan kenaikan berat badan yang mengarah pada obesitas, yang meningkatkan risiko masalah pernapasan, termasuk asma dan sesak napas. Berat berlebih memberikan tekanan pada jantung dan paru-paru, menyebabkan kesulitan bernapas saat berjalan, menaiki tangga, atau berolahraga. Risiko masalah pernapasan ini sangat jelas pada anak-anak yang sering mengonsumsi makanan cepat saji. Obesitas pada anak-anak dapat mengurangi kapasitas paru-paru dan meningkatkan risiko infeksi saluran pernapasan.
Dengan memperhatikan dampak buruk ini, sangat penting untuk membatasi konsumsi makanan berminyak demi menjaga kesehatan jangka panjang. Mengadopsi pola makan yang lebih sehat dengan mengurangi asupan lemak jenuh dan trans, serta memperbanyak konsumsi buah, sayuran, dan protein tanpa lemak, dapat membantu mencegah berbagai masalah kesehatan yang serius.