kabarbursa.com
kabarbursa.com
News  

Klarifikasi RSUP Tajuddin Makassar Soal Driver Onjol Antar Jenazah Bayi

Klarifikasi RSUP Tajuddin Makassar Soal Driver Onjol Antar Jenazah Bayi
RSUP Dr Tajuddin Chalid Makassar yang berlokasi di Jalan Paccerakkang
banner 468x60

KabarMakassar.com — Manajemen RSUP Dr Tajuddin Chalid Makassar, Sulawesi Selatan memberikan klarifikasi soal jenazah bayi yang diantar oleh seorang driver ojek online atau Ojol dari Makassar ke Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan (Pangkep).

Menurut Herman, petugas RSUP Tajuddin yang menangani bagian Instalasi Forensik dan Pemulasaran Jenasah mengaku ia melakoni pekerjaannya termasuk proses kronologis jenazah bayi yang diantar oleh pengendara Ojol.

Pemprov Sulsel

Dimana pada Sabtu (15/6) pukul 09.47 WITA, seorang bayi meninggal dunia di ruangan perawatan bayi, lalu ia mengambil bayi dan membawa ke ruangan Forensik Pemulasaran Jenasah bersama kakek dan keluarganya.

Diceritakan bahwa setelah tiba diruangan Forensik Pemulasaran Jenasah, Herman melayani keluarga jenezah bayi termasuk berkoordinasi terkait mobil jenazah yang akan membawa jenasah ke Pangkep.

Herman memberikan penjelasan bahwa dari pihak RSUP Tajuddin tidak memiliki mobil jenazah. Ketersediaan kendaraan khusus jenazah adalah dikelola pihak mitra RSUP.

Herman juga memperisilahkan pihak keluarga jenazah bayi melihat daftar tarif harga ambulans mitra selaku pihak ketiga RSUP tersebut.

“Akan tetapi kakek mengatakan tidak mampu dengan harga begitu. Lalu saya menyampaikan agar menghubungi keluarga di pangkep siapa tau ada yang punya mobil untuk bantu antar almarhum,”,ujar Herman dalam keterangan tertulis, Minggu (16/6).

“Saya memang menawarkan ambulans mitra tapi keluarga tidak punya uang. Kakek lalu menelpon keluarga di Pangkep. Dan saya mendengar dari telpon kalau ada yang menyampaikan tidak usah pakai ambulans karena pasti mahal. Jadi melihat keluarga yang tidak punya uang saya langsung menawarkan uang pribadi saya Rp150.000. Uang itu langsung saya beri ke Ojolnya sebagai biaya jasa,”ujarnya Herman.

Berselang kemudian, pihak keluarga dan kakeknya memilih agar jenazah dibawah menggunakan Ojek Online menuju Pangkep.

Direksi RSUP Tajuddin Chalid Makassar melalui bagian humasnya, Hasmayanti membenarkan jenazah bayi tersebut meninggal di RS pada Sabtu (15/6) sekitar pukul 09.45 Wita. Bayi meninggal dunia saat masih berumur 2 hari.

Dimana bayi bernama Imma dengan jenis kelamin laki-laki. Almarhum diketahui beralamat di Pulau Sarappo Caddi, Kelurahan Mattiro Langi Kecamatan Laikang Tupa Biring Kabupaten Pangkep, Sulawesi Selatan.

“Iye ndak ada pak ambulans jenazah RSTC tidak punya, ambulans jenazah mitra pihak ketiga. Yang ada ambulans transpor untuk rujukan pasien,”jelas Hasmayanti.

Sementara itu, sebelumnya Driver Ojek Online (Ojol) GRAB bernama Dharmawansya mendadak menjadi perbincangan setelah aksi heroiknya mengantar jenazah dari kota Makassar ke Kabupaten Pangkep.

Seperti dikutip fajar.co.id, Dharmawansya mengatakan, dirinya saat itu sedang mengantar orderan ke RSUP Dr Tajuddin Chalid Makassar.

“Setelah saya selesaikan orderan, saya keluar kemudian ada yang tahan saya,” Dharmawansya memulai ceritanya, Sabtu (15/6).

Di situ, kata Dharmawansya, terdapat orang yang menanyakan kepada dirinya tentang tarif ojek ke Kabupaten Pangkep.

“Saya kira ini cuma penumpang. Terus saya bilang, kalau ke Pangkep itu agak jauh, saya tidak tau berapa ongkirnya,” lanjutnya.

Tambahnya, orang tersebut kemudian menjelaskan bahwa ada orang yang tidak mampu membayar biaya pengantaran mobil jenazah.

“Terus dia bilang orang tidak mampu itu di dalam kasian, saya mau bayarkan juga. Saya bertanya lagi, ini sebenarnya apa yang mau diantar. Dia bilang ada jenazah di dalam,” sebutnya.

“Saya bertanya kenapa tidak pakai ambulance, dia bilang mahal, dimintai Rp700-800 ribu,” sambung dia.

Karena merasa dirinya pernah pada posisi yang sama, Dharmawansya merasa iba dan menawarkan diri untuk mengantar jenazah yang masih bayi itu.

“Saya sudah iba di situ, saya ingat ponakan pernah dibonceng begitu juga. Jadi saya antarmi, seberapapun dia kasih, saya tidak minta. Sukarela,” Dharmawansya menuturkan.

Lebih lanjut dikatakan Dharmawansya, ia tulus memberikan bantuan kepada kakek yang ingin mengantarkan cucunya itu ke Pangkep.