KabarMakassar.com — Menjelang Hari Raya Idul Adha, Dinas Perikanan dan Pertanian (DP2) Kota Makassar gencar meningkatkan upaya pemeriksaan hewan kurban sesuai dengan standar operasional prosedur (SOP) yang ketat. Pemeriksaan ini mencakup pengecekan ante mortem (sebelum penyembelihan) hingga post-mortem (setelah penyembelihan) untuk memastikan kualitas dan kesehatan hewan kurban.
Kepala DP2 Kota Makassar, Evy Aprialti, mengungkapkan bahwa dalam beberapa bulan terakhir, pihaknya telah mengintensifkan sosialisasi kepada pengurus masjid, BUMN, dan kelompok masyarakat yang bertanggung jawab atas penyembelihan hewan kurban.
“Kami telah melakukan berbagai upaya edukasi untuk memastikan bahwa proses kurban berjalan sesuai dengan ketentuan yang berlaku,” ujarnya pada Kamis, (13/06).
Lebih lanjut, Evy menyebut, sejak Senin, (10/06) kemarin tim pemeriksaan kesehatan hewan kurban yang terdiri dari 100 orang, termasuk dokter hewan DP2 Kota Makassar dan mahasiswa kedokteran hewan, turun langsung ke setiap kecamatan untuk melaksanakan pemeriksaan ante mortem.
“Pemeriksaan ante mortem dilakukan untuk memastikan bahwa hewan yang akan dikurbankan memenuhi syarat kesehatan fisik yang layak,” tambahnya.
Evy menjelaskan bahwa dalam empat hari terakhir, timnya telah memeriksa 3.596 ekor hewan kurban. Dari jumlah tersebut, 2.986 ekor dinyatakan layak untuk dikurbankan, sedangkan 610 ekor tidak layak karena usia yang belum mencukupi atau memiliki cacat fisik.
“Kebanyakan hewan yang tidak layak adalah yang belum mencapai usia dua tahun atau memiliki cacat fisik seperti mata katarak atau telinga robek. Ketidaklayakan hewan tersebut bukan berarti hewan tersebut menderita penyakit yang dapat ditularkan kepada manusia,” jelasnya.
Setelah pemeriksaan, hewan-hewan ini diberi kartu kontrol pemeriksaan untuk pengawasan pasca-pemotongan dan memberi keyakinan kepada masyarakat bahwa hewan tersebut telah lulus pemeriksaan sebelum penyembelihan.
DP2 Kota Makassar juga telah menempatkan petugas di titik-titik perbatasan Kota Makassar untuk mengawasi lalu lintas ternak, khususnya terkait distribusi hewan kurban menjelang Lebaran Idul Adha.
Evy menambahkan bahwa selain pemeriksaan ante mortem, DP2 Kota Makassar juga akan melakukan pemeriksaan post-mortem pada hari raya Idul Adha, setelah pemotongan seluruh hewan kurban di Kota Makassar.
“Pemeriksaan post-mortem dilakukan untuk memastikan bahwa proses penyembelihan telah dilakukan dengan benar dan sesuai dengan prinsip-prinsip kebersihan dan kesehatan. Tujuannya juga untuk mengidentifikasi adanya penyakit yang mungkin tidak terdeteksi pada pemeriksaan ante mortem,” paparnya.
Dengan adanya pemeriksaan ante mortem dan post-mortem yang ketat ini, diharapkan dapat memberikan rasa aman, sehat, utuh, dan halal kepada masyarakat yang akan melaksanakan kurban. Hal ini penting untuk memastikan proses ibadah berjalan dengan khusyuk dan terhindar dari penyakit.
Dalam upaya untuk memastikan kualitas dan kesehatan hewan kurban yang akan disembelih menjelang Hari Raya Idul Adha, DP2 Kota Makassar telah melakukan berbagai langkah, termasuk pemeriksaan ante mortem dan post-mortem secara ketat.
Dengan demikian, diharapkan masyarakat dapat melaksanakan ibadah kurban dengan tenang, tenteram, dan merasa yakin bahwa hewan kurban yang mereka korbankan memenuhi syarat kesehatan dan kelayakan yang ditetapkan.
Di sisi lain, jelang hari raya Idul Adha yang direncanakan berlangsung pada Senin (17/06) mendatang, penjualhewan kurban berupa sapi dan kambing di Makassar mulai marak, sejumlah pedagang mulai memanfaatKan beberapa tempat di sisi jalan utama di Kota Makassar sebagai lokasi penjualan ternak.
Zulkifli (42) salah satu pedagang sapi di Jl Hertasning baru mengatakan, memenuhi kebutuhan masyarakat terhadap hewan kurban tahun 2024 pihaknya memiliki stock 87 ekor sapi dilokasi berbeda.
“Kami siapkan 87 ekor sapi untuk kurban tahun (2024) ini, ada yang di Hertasning, didekat BTP dan Gowa,” ujarnya.
Katanya, harga sapi beragam dari yang bobot 60-65 Kg dibandrol harga Rp12 juta sampai Rp13 juta. Bobot 80-85 Kg dimulai dari Rp14.500 juta hingga Rp15 juta
Sementara untuk bobot 70-75 Kg diantara Rp13.500 juta sampai Rp14 juta, sedangkan bobot 90-95 Kg dibandrol dengan harga Rp15.500 juta sampai Rp16 juta.
Untuk sapi dengan berat 100-110 Kg dengan harga Rp17 juta hingga Rp18 juta, sedangkan harga tertinggi dengan bobot 120-130 Kg antara Rp19 juta hingga Rp21.
“Harga paling rendah itu Rp12 juta yang paling tinggi ditempat saya itu Rp21 juta, harga ini bisa berubah sesuai kesepakatan dengan pembeli,” jelasnya.