KabarMakassar.com — Peristiwa tewasnya Rusli (40), korban pembunuhan Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) Pimpinan Undius Kogoya di Kabupaten Paniai, Papua Tengah mulai terkuak.
Hal itu diceritakan Hendrik selaku Kepala Dusun Pabaeng-baeng, saat ditemui di kediaman orang tua almarhum. Rabu (12/6).
Pasalnya sebelum korban tewas, pria kelahiran Dusun Pabaeng-baeng, Desa Kareloe, Kecamatan Bontoramba, Kabupaten Jeneponto, Sulawesi Sealatan itu dieksekusi usai berpapasan dengan rekan sesama sopirnya bernama Emang.
“Emang dan Rusli sempat berlawanan arah (papasan) lalu tidak lama kemudian Rusli (korban) menelepon Emang,” kata Hendrik, Rabu (12/6).
Usai korban menelepon rekannya, Rusli mengaku mengaku merasa ketakutan usai diancam akan dihabisi nyawanya.
“Ancamannya bahwa saya akan dibunuh, itu yang dia bahasakan ke temannya atas nama Emang,” jelas Hendrik.
Namun sebelum berpapasan dengan Emang, salah seorang sopir lainnya bernama Ino sempat bertemu dengan korban di salah satu mesin Anjungan Tunai Mandiri (ATM).
Lalu kemudian, Ino meminta bantuan kepada korban untuk mengecek saldo ATM sambil melihat dua orang penumpang menaiki mobil korban sebelum berpisah.
“Dua penumpang perempuan menurut teman sopirnya yang lain atas nama Ino, dia bilang saya terakhir ketemu Rusli di BRI,” terang Hendrik.
Namun Hendrik tak berani menyimpulkan apakah dua penumpang tersebut adalah bagian dari KKB.
“Saya kurang tahu apakah perempuan itu bagian daripada KKB atau apa saya tidak tahu, yang jelasnya telponnya mengatakan saya diancam,” tutur Hendrik.
Tak berselang lama setelah pertemuan tersebut, peristiwa tragis itupun terjadi bahwa korban telah ditembak mati hingga mobil yang dikemudikan oleh korban dibakar.