kabarbursa.com
kabarbursa.com
News  

Pemprov Sulsel Fokus Genjot Turunkan Angka Stunting pada Bulan Juni

Dinkes Sulsel Tangani 12.280 Penderita TBC, Imbau Warga Lain Jaga Kesehatan
Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Sulawesi Selatan, Ishaq Iskandar.
banner 468x60

KabarMakassar.com — Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Sulawesi Selatan (Sulsel), Ishaq Iskandar, mengumumkan bahwa pemerintah provinsi tengah fokus menurunkan angka stunting di wilayah tersebut. Program ini juga menjadi perhatian utama Pj Gubernur Sulsel, Prof Zudan Arif Fakrulloh, dengan intervensi yang dijadwalkan berlangsung sepanjang bulan Juni.

“Intervensinya itu bulan ini, jadi kita akan lakukan penimbangan kemudian intervensi bagi yang bermasalah atau diwanti-wanti stunting, selanjutnya akan kita pantau lagi,” ujarnya.

Pemprov Sulsel

Dalam upaya konkret menurunkan angka stunting, Ishaq memaparkan beberapa langkah strategis yang diambil oleh pemerintah.

Salah satunya adalah inovasi Pappadeceng gizi, yang melibatkan pendampingan langsung oleh petugas dalam menangani gizi buruk, gizi kurang, berat badan yang tidak naik, serta ibu hamil dengan kondisi Kekurangan Energi Kronis (KEK). Hal ini bertujuan agar balita tidak berujung pada stunting dan ibu hamil tidak melahirkan anak stunting.

“Pertama dengan melaksanakan inovasi Pappadeceng gizi, yaitu pendampingan petugas langsung di sasaran dalam intervensi gizi buruk, gizi kurang, berat badan tidak naik, dan ibu hamil KEK agar balita tidak berujung ke stunting dan ibu hamil tidak melahirkan anak stunting,” jelas Ishaq pada Tim KabarMakassar.

Ishaq menambahkan, untuk memastikan bahwa semua anak dengan gizi kurang maupun gizi buruk mendapatkan intervensi yang tepat, disediakan makanan tambahan berbasis pangan lokal, formula PKMK, serta penanganan kasus gizi buruk melalui penyediaan bahan Formula 100 dan RUTF (Ready to Use Therapeutic Feeding).

“Kemudian, dilakukan peningkatan layanan rujukan bagi balita gizi buruk maupun stunting yang tidak tertangani di puskesmas serta peningkatan kolaborasi dan kerja sama lintas sektor terutama dalam menjangkau balita yang tidak pernah mengunjungi layanan kesehatan serta pendistribusian paket intervensi gizi,” terangnya.

Lebih lanjut, langkah lainnya meliputi peningkatan pemenuhan alat antropometri, alat screening ibu hamil anemia, serta peningkatan cakupan remaja putri dan ibu hamil yang mengkonsumsi tablet tambah darah.

Selain itu, terdapat peningkatan deteksi dini melalui penimbangan dan pengukuran di posyandu (Total Coverage) serta peningkatan cakupan entry data di aplikasi ePPGBM.

“Terakhir, perlu peningkatan cakupan ANC ibu hamil dan screening anemia ibu hamil juga meningkatkan cakupan posyandu menggunakan alat antropometri sesuai standar,” tutup Ishaq.

Diketahui, monitoring dan evaluasi berkala akan dilakukan agar anak yang berpotensi mengalami stunting bisa terpantau langsung melalui penimbangan dan pengukuran badan anak di Posyandu dan Puskesmas.