KabarMakassar.com — Pemerintah Kabupaten Jeneponto, Sulawesi Selatan dikabarkan bakal menambah jumlah kuota Pupuk subsidi tahun ini.
Rencananya, penambahan jumlah kuota pupuk bersubsidi tersebut akan ditambah menjadi 2 kali lipat dibandingkan tahun 2023 lalu.
Dimana sebelum Junaedi Bakri menjabat sebagai Pj Bupati Jeneponto menyebutkan jika permasalahan utama di Kabupaten Jeneponto adalah kelangkaan pupuk bersubsidi.
“Jadi sebelum saya ke Jeneponto, akhirnya saya lihat jumlah kuota pupuk kita hanya 14 ribu ton urea, nah alhamdulillah kita coba menyuarakan terus dan direspon oleh pemerintah pusat kita mendapatkan jumlah kuota 13 ribu ton, berarti menjadi 23 ribu ton urea,” ucap Edi Bakri melalui sambungan telepon kepada Kabarmakassar.com, Senin (10/6).
Setelah mendapatkan penambahan jumlah kuota pupuk dari Pemerintah Pusat, Junaedi kemudian mengumpulkan seluruh jajaran agar kelangkaan pupuk tak lagi dikeluhkan para petani.
Hal itu dilakukan sebab, Junaedi beralasan bahwa masih banyak petani yang mengeluh di luar sana lantaran system penyaluran pupuk masih menjadi masalah meski pun jumlah kuota pupuk bersubsidi sudah bertambah.
Terlebih lagi kata dia, pihaknya meminta kepada pihak terkait untuk melakukan pengawasan pada saat penyaluran pupuk dilakukan.
“Ternyata dibalik penambahan kuota ini saya jalan ke beberapa titik di masyarakat masih mengeluh juga bahwa tidak ada pupuk pak, padahal disisi lain kita sudah ada tambahan kuota maka saya pikir mungkin masalahnya di system penyaluran ke bawah yang mungkin tidak sesuai dengan ketentuannya secara umum,” jelas Junaedi.
Lebih lanjut, Edi Bakri menekankan semua jajaran Dinas Pertanian Kabupaten Jeneponto bersama sama mencarikan solusi agar masalah ini bisa di eliminir dengan melibatkan sejumlah pihak untuk memantau peredaran pupuk bersubsidi.
” System pengawasan nanti akan melibatkan tim teknis dari Dinas Pertanian, Dinas Perdagangan, kemudian dari APH juga dan inspektorat, supaya ada juga representasi masyarakat masuk di tim itu supaya minimal ada corong untuk masyarakat dengan hal-hal yang perlu disampaikan petani, dan itu permintaan saya ke kadis pertanian,” cetusnya.
Hanya saja kata dia, perumusan ini belum dapat diputuskan oleh Kepala Dinas Pertanian lantaran masih menunggu petunjuk teknisnya.
“Semoga 1-2 hari ini sudah ada laporannya dan berharap tim ini bekerja lebih maksimal lagi tentu ya sebenarnya saya lihat memang pasif memang, dan kita coba-coba untuk mendorong mereka lebih aktif untuk memantau peredaran pupuk dari distributor ke pengecer dan ke petani,” tekan Edi Bakri.