KabarMakassar.com — Pada minggu pertama Juni 2024, aliran modal asing (Nonresiden) di Indonesia menunjukkan dinamika yang menarik. Bank Indonesia (BI) membeberkan Premi Credit Default Swap (CDS) Indonesia 5 tahun tercatat sebesar 70,50 basis poin (bps) per Kamis (06/06) kemarin.
Angka ini menunjukan penurunan dibandingkan posisi 31 Mei 2024 yang sebesar 71,18 bps. Penurunan premi CDS ini mencerminkan persepsi risiko yang sedikit menurun terhadap perekonomian Indonesia.
Berdasarkan data transaksi pekan pertama Juni 2024, investor nonresiden mencatatkan beli neto sebesar Rp2,42 triliun. Pembelian ini terdiri dari beli neto Rp4,53 triliun di Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI), namun tercatat juga jual neto Rp0,66 triliun di pasar Surat Berharga Negara (SBN) dan jual neto Rp1,45 triliun di pasar saham.
Secara kumulatif sepanjang tahun 2024 hingga Kamis (06/06) kemarin, berdasarkan data setelmen, nonresiden mencatatkan beli neto sebesar Rp52,94 triliun.
Debgan rincian jual neto Rp36,02 triliun di pasar SBN, jual neto Rp8,01 triliun di pasar saham, dan beli neto Rp101,34 triliun di SRBI.
“Data ini menunjukkan preferensi investor asing yang lebih kuat terhadap SRBI, sementara pasar saham dan SBN masih mengalami tekanan jual,” tulis BI dalam keterangan resminya yang dikutip Minggu (09/06).
Aliran modal yang masuk ke SRBI bisa jadi mencerminkan kepercayaan terhadap instrumen likuiditas BI, meskipun ada tekanan di pasar saham dan obligasi.
Dengan kondisi ini, stabilitas ekonomi Indonesia tetap menjadi perhatian utama, khususnya dalam menarik dan mempertahankan aliran modal asing yang lebih stabil dan berkelanjutan.