KabarMakassar.com — Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengalami tekanan signifikan akibat aksi jual selektif terhadap sejumlah saham di sektor energi dan barang baku pada perdagangan di Bursa Efek Indonesia (BEI), Rabu (5/6). IHSG ditutup di bawah level psikologis 7.000.
Tekanan pada IHSG ini dipicu oleh informasi bahwa salah satu saham energi besar di Indonesia gagal masuk dalam indeks FTSE Large Cap.
Hal ini memicu aksi jual tidak hanya pada saham tersebut, tetapi juga pada saham-saham energi lainnya serta sektor barang baku.
Selain itu, sektor energi turut terpengaruh oleh spekulasi terkait permintaan energi dari India. Kemenangan Narendra Modi yang kembali terpilih sebagai Perdana Menteri India, meski dengan margin yang lebih rendah dari perkiraan, menimbulkan ketidakpastian.
India saat ini adalah salah satu konsumen batu bara terbesar di dunia, sehingga perubahan politik ini mempengaruhi sentimen pasar energi.
Dari sisi data ekonomi, indeks sektor jasa di China dan Jerman menunjukkan kenaikan pada Mei 2024. Sebaliknya, indeks sektor jasa di zona euro tetap solid pada periode yang sama.
Pasar Eropa sendiri tengah menunggu keputusan pemangkasan suku bunga acuan oleh ECB yang akan diumumkan pada Hari ini, Kamis (6/6).
Untuk hari ini, level resistance IHSG diperkirakan berada di 7.075, dengan pivot di 7.000, dan support di 6.900.
Saham-saham blue chip konvensional, terutama di sektor perbankan, seperti BBCA, BBRI, dan BBNI, serta TLKM dan ASII, menjadi penopang IHSG dari potensi pelemahan lebih lanjut pada Rabu (5/6).
Selain itu, saham JSMR dan SIDO juga patut dicermati dalam perdagangan hari ini.