KabarMakassar.com — Anggota Fraksi Golkar DPRD Sulsel, Fachruddin Rangga menegaskan sikapnya maju Pilkada Takalar 2024 dengan mengikuti fit and proper test atau uji kelaikan dan kepatutan bakal calon kepala daerah yang digelar Partai Demokrat Sulsel.
Dimana Rangga bertekad bertarung sebagai bakal calon bupati Takalar karena tahu betul potensi daerah ini. Selama 10 tahun sebagai anggota dewan, ia mengklaim masih ada wilayah yang belum dimaksimalkan bahkan belum tersentuh oleh pemerintah.
“Sepuluh tahun ini menjadi wakil rakyat, saya manfaatkan betul untuk melihat kondisi riil di masyarakat grass root. Saya melihat ada ruang yang belum diisi secara baik dan maksimal,” kata Rangga kepada wartawan usai fit and proper test.
Rangga berpendapat, Takalar punya karakteristik yang berbeda dengan daerah lain. Daerah ini punya wilayah pesisir yang cukup besar dan luas wilayah daratan. Keduanya dianggap punya potensi yang berbeda.
Menurut Rangga jika pemerintah serius membangun Takalar, maka yang harus dilakukan adalah melakukan terobosan termasuk mengucurkan anggaran untuk setiap potensi tersebut.
“Semua wilayah kecamatan punya potensi yang berbeda-beda. Potensi inilah yang kita pacu. Caranya mendorong bukan hanya retorika, tetapi keseriusan pemerintah menempatkan potensi itu dalam anggaran APBD,” kata Rangga.
Ia memberi contoh, potensi sektor pariwisata seperti Maudu Lompoa atau acara Maulid Besar yang setiap tahunnya diperingati masyarakat Takalar.
Ia berpendapat, sektor pariwisata budaya ini dapat mendorong pertumbuhan ekonomi, jika pemerintah menyiapkan infrastruktur yang menompang potensi wisata ini.
“Maudu Lompoa itu salah satu potensi wisata yang betul-betul luar biasa. Tapi apa yang terjadi, itu biasa-biasa saja, saat diperingati saja ada orang berkunjung, setelah itu tidak ada. Harusnya pemerintah menciptakan infrastruktur supaya orang bisa datang lagi setelah acara,” tutur Rangga.
Untuk itu, Rangga menegaskan setiap orang yang ingin maju memimpin Takalar harus tahu betul karakter daerah yang termasuk wilayah Mamminasata ini.
“Saya berani mengatakan, sangat aneh kalau kita mau memimpin baru tapi kita tidak paham karakteristik masyarakatnya. Itu nonsense,” tandas Rangga.