kabarbursa.com
kabarbursa.com
News  

SSBM Tegaskan Festival Budaya Ma’rampe-Rampe sebagai Spirit

Festival Budaya Ma'rampe-Rampe, Selebrasi Warisan Budaya Luwu
(Dok : ist)
banner 468x60

KabarMakassar.com — Festival Budaya Ma’rampe-Rampe 2024 berhasil digelar dari 18-20 Mei. Ketua tim produksi, Ismi Nurazizah, menjelaskan bahwa festival ini merupakan perayaan dari proses panjang yang dimulai sejak Desember 2023.

Kegiatan ini mencakup lokakarya kebudayaan agraris, permainan tradisional, eksebisi kuliner lokal, dan pameran foto sejarah.

Pemprov Sulsel

“Sejak bulan Desember tahun 2023, Bidang riset dan kajian Sanggar Seni Bunga Masamba sudah mulai melakukan observasi awal menggali informasi mengenai objek kebudayaan masyarakat agraris khususnya di wilayah Tana Luwu, data awal ini yang kemudian kami jadikan acuan untuk menyusun kerangka kegiatan,” ungkapnya, Jumat (24/5).

Ismi juga mengungkapkan kesyukuran atas terlaksananya seluruh rangkaian kegiatan, mulai dari lokakarya kebudayaan agraris, permainan tradisional, eksebisi kuliner pangan lokal, pameran foto sejarah dan kebudayaan agraris masyarakat luwu, hingga serangkaian pertunjukan dengan tema berbeda di setiap malamnya.

“Terlepas dari berbagai kendala dan kekurangan, kami bahagia sebab amanah itu telah ditunaikan. Pesan dan ajakan untuk mengenali jati diri kita sebagai manusia Luwu sudah tersampaikan, harapannya bisa menyentuh peserta dan pengunjung yang sempat hadir,” sebutnya.

Sementara itu, Ketua Sanggar Seni Bunga Masamba, Muhammad Iqbal merespon wacana yang beredar paska penutupan kegiatan tentang ketertarikan beberapa pihak untuk menetapkan pendanaan dan menjadikan Festival Budaya Ma’rampe-Rampe sebagai event tahunan.

Ia menyebut pihaknya selalu membuka diri terkait adanya kemungkinan Festival Budaya Ma’rampe-Rampe untuk dijadikan sebagai kegiatan tahunan.

Meski begitu, ia menegaskan bahwa Ma’rampe-rampe sesungguhnya adalah spirit, bukan hanya semata-mata peristiwa.

“Bahkan ketika ia teraktualisasi dalam wujud festival pun, itu tidak terjadi sekedarnya. Penentuan tema besar kegiatan saja kami berangkat dari hasil observasi dan analisis masalah-masalah kebudayaan di masyarakat yang berlangsung dalam hitungan tahun. Jadi biarkanmi Ma’rampe-Rampe tetap mengalir tenang, biarlah nanti kita bertemu kembali di hilir, lalu terus ke muara bercampur dengan asin[g] nya air Teluk Bone,” pungkasnya.