KabarMakassar.com — Tim Produksi Festival Budaya Ma’rampe-Rampe menggelar Lokakarya Membaca Makna Alang (Banua) yang berlangsung di Aula Lagaligo, Masamba, Luwu Utara, Sulawesi Selatan, Minggu (19/5).
Kegiatan ini menghadirkan narasumber diantaranya Opu Patunru Kesatuan Luwu Saddakati Andi Arsyad, Staf Pengajar Fakultas Teknik Universitas Andi Djemma Palopo Nafsiah Aswawi dan Kepala Bidang Tanaman Pangan Dinas Pertanian Luwu Utara, Abd. Muchtar.
Dalam diskusi tersebut para narasumber membahas Alang sebagai warisan budaya Tana Luwu dan mendalami makna yang dimilikinya.
Saddakati Andi Arsyad mengatakan fungsi yang dimiliki Alang tidak hanya sebagai sebuah bangunan menyimpan hasil panen di masa lampau tapi lebih dari itu memiliki fungsi budaya dan sosial yang menghubungkan suatu rumpun suku.
“Alang ini bukan hanya simbol budaya tapi juga fungsi sosial dimana didalamnya terdapat ritual yang menghubungkan suatu rumpun masyarakat adat,” ungkapnya.
Selanjutnya, Nafsiah Aswawi membeberkan sejumlah keunikan yang dimiliki Alang sebagai warisan budaya.
Menurutnya, Alang menjadi sebuah warisan budaya benda memiliki struktur bangunan yang kompleks dari segi material dan pemanfaatan sehingga penting untuk terus dijaga dan dilestarikan
“Kalau kita lihat rekontruksi dari Alang ini sangat sempurna karena orang-orang dulu memanfaatkan kearifan lokal mereka dan menjadikan Alang bukan hanya sebagai tempat menabung tapi ada tradisi ritual didalamnya,” sebutnya.
Sementara itu, Abd Muchtar menegaskan pihaknya dalam hal ini Pemerintah Kabupaten Luwu Utara mensupport anak-anak muda yang ingin menjadi petani Millenial dan mengembangkan usaha di bidang pertanian yang menjadi sumber kehidupan masyarakat.
“Selama ini kita melatih anak-anak muda dan memberikan berbagai inovasi teknik pertanian sehingga jika ada yang tertarik untuk menjadi petani bisa kami bantu,” pungkasnya.
Lokakarya Banua Membaca Makna Alang merupakan salah satu rangkaian kegiatan Festival Budaya Ma’rampe-Rampe yang digelar pada 18-20 Mei di Onderafdeling Masamba, Luwu Utara, Sulawesi Selatan.
Festival Budaya Ma’rampe-Rampe mengusung tema Kebudayaan Agraris Masyarakat Tana Luwu sebagai upaya mengunggah masyarakat untuk kembali mengingat dan membicarakan kebiasaan masa lalu dan budaya lokal yang ada.